Semua Bab Istri Yang Tersisihkan: Bab 41 - Bab 50
170 Bab
Pesan Dari Nomor Asing
Happy reading....Tepat jam 19.00 malam, tamu yang diundang oleh Mama Rani pun datang. Dan dia adalah keluarga Okta. Aisyah cepat cukup terkejut saat melihat ternyata yang datang adalah Oktam"Mah, jadi tamunya itu bang Okta sama Papahnya?" bisik Aisyah sambil menyenggol bahu mamahnya."Iya ... sekalian Mama mau ngucapin terima kasih, karena Okta kan sudah ngebantu kamu buat urus perceraian mu dengan Andre."Aisyah mengangguk, kemudian dia menangkupkan kedua tangannya di depan dada saat Okta dan juga Papa Abraham duduk di hadapannya."Terima kasih ya ... sudah menerima undangan makan malam dari kami," ucap Papa Agam sambil tersenyum ke arah sahabatnya."Santai saja, kayak sama orang lain," jawab papa Abraham sambil terkekeh kecil. "Oh iya ... gimana? Kata Okta perceraian anak kamu dan juga suaminya berjalan lancar?" Kali ini papa Abraham menatap ke arah Aisyah."Iya ... alhamdulillah perceraian putriku lancar, walaupun tadi ada sedikit kendala sih ""Kendala? Apa itu?" tanya papa Abra
Baca selengkapnya
TEROR
Happy reading ....."Ada apa Aisyah?" tanya Okta."Ini Bang, ada yang mengirimkan ku pesan, tapi isinya sebuah ancaman," jawab Aisyah sambil memberikan ponselnya ke arah Okta.Pria itu pun membacanya, dan di sana tertera sebuah ancaman untuk Aisyah, di mana isinya adalah ....KAMU DAN KELIARHAMU AKAN MENDAPATKAN BALASANNYA! AKU AKAN MEMBUAT KALIAN HANCUR."Kira-kira siapa ya, Bang?" tanya Aisyah dengan raut wajah yang ketakutan.Jujur dia merasa takut jika keluarganya dalam bahaya, dan Okta yang melihat ketakutan di wajah Aisyah pun menggenggam tangan wanita itu, membuat Aisyah sontak langsung menariknya."Maaf ... aku hanya tidak ingin kamu cemas. Kamu tidak usah khawatir ya! Aku akan mencari tahu siapa orang yang sudah meneror kamu, dan sebaiknya kamu blok saja nomornya," tutur Okta."Iya Bang, terima kasih ya ... tapi aku penasaran siapa yang sudah berani mengirimkan pesan ancaman seperti itu?"Okta diam, sepertinya dia tahu siapa dalang dari pemilik nomor asing tersebut. Tapi Okta
Baca selengkapnya
Dia ...
Happy reading ....."Kenapa Syah?" tanya Okta saat melihat Aisyah terlihat panik.Tanpa menjawab wanita itu pun menyerahkan ponselnya ke pada Okta, dan lagi-lagi dia membaca sebuah ancaman.JIKA KAU TIDAK MENTRASFER UANG YANG KU MINTA DAN KAU TIDAK MEMBALAS PESAN INI, MAKA JANGAN SALAHKAN AKU JIKA KELUARGAMU AKAN CELAKA. "Benar-benar keterlaluan!" geram Okta sambil mengepalkan tangannya.Aisyah sudah dilanda ketakutan, dia takut jika orang itu benar-benar akan mencelakai kedua orang tuanya "Bang, gimana ini? Aku tidak mungkin membiarkan orang tuaku celaka Bang, sebaiknya aku--""Tidak. Entah kenapa feeling ku mengatakan bahwa ini adalah ulah mantan suamimu.""Mas Andre? Tapi bagaimana bisa dia tahu nomorku?" kaget Aisyah bercampur bingung."Entahlah ... kamu tenang aja ya, aku tidak akan membiarkan dia mencelakai keluargamu. Sebentar aku telepon anak buahku dulu."Kemudian Okta pun keluar dari mobil, dia memerintahkan anak buahnya untuk mengintai setiap gerak-gerik Andre, karena Okt
Baca selengkapnya
Masa Lalu
Okta membalikan badannya saat dia mengetahui siapa wanita itu. Sementara saat wanita yang berada di hadapan Aisyah melihat Okta, dia pun langsung mengejar pria tersebut."Okta tunggu!" tahan wanita tersebut sambil memegang lengan Okta."Lepaskan tanganku!" pinta Okta dengan raut wajah yang dingin."Tidak. Aku tidak mau!" Wanita itu menarik tangan Okta sedikit kuat, hingga membuat es krim yang berada di tangan pria tersebut pun akhirnya jatuh."Lepaskan!" pinta Okta sambil melepaskan tangannya dengan kasar, kemudian dia pergi dari sana. Akan tetapi wanita itu lagi-lagi menahannya, namun kali ini bukan sebuah pegangan tetapi pelukan."Kenapa sih kamu selalu menghindariku? Kamu tahu ... aku begitu sangat merindukanmu, Okta. Ayolah ... jangan seperti ini! Selama ini aku mencarimu, tapi kamu selalu saja berpaling dariku. Aku tahu kok di hatiku masih ada kamu kan?" ucap wanita tersebut dengan pedenya.Okta tersenyum sinis, kemudian dia melepaskan tangan yang melingkar di perutnya. "Jika ing
Baca selengkapnya
Mobil Siapa Itu?
"Anak buahku bilang jika Andre bukan tersangkanya, sebab pria itu tekun bekerja di kebun mertuanya, tapi ... jika bukan dia, lalu siapa?"Aisyah yang mendengar penuturan Okta pun seketika menjadi lesu. Dia pikir memang Andre pelakunya. "Tapi kalau bukan Mas Andre, siapa Bang? Aku merasa tidak mempunyai musuh?" bingung Aisyah.Okta juga terdiam, menerka-nerka siapa dalang dibalik peneror tersebut. Kemudian dia melirik ke arah Aisyah di mana wanita itu dilanda kecemasan."Sudah ... jangan terlalu dipikirkan! Aku akan menemukan orangnya, sebaiknya sekarang kita pulang yuk!" ajak Okta.Aisyah menggelengkan kepalanya, 😚"Tidak Bang. Antarkan aku ke kantor saja! Masih ada pekerjaan yang harus aku handle," pinta Aisyah.Okta pun melajukan mobilnya menuju kantor di mana Aisyah bekerja, dan selama perjalanan wanita itu hanya diam saja, pikirannya sedang kalut memikirkan siapa pelaku yang sudah meneror dia selama ini.Hingga tanpa terasa wanita itu pun tertidur, dan saat mobil sampai di depan k
Baca selengkapnya
Teman Lama
Seorang pria berjas turun dari mobil tersebut. Namun Aisyah tidak bisa melihat jelas, dan saat pria itu mendekat barulah ia sadar jika pria itu adalah temannya."Astaga ... Erik! Kamu Erik kan?" kaget Aisyah sambil menatap ke arah pria tampan tersebut."Memangnya kamu pikir siapa? Ya jelas aku kembarannya Erick Thohir," jawab pria itu sambil mengedipkan sebelah matanya. "Kamu ngapain berada di bawah hujan seperti ini?""Aku mau pulang, tadi mau nyari taksi eh malah nggak ada, penuh semua," jawab Aisyah sambil memegang payungnya."Ya udah ... kalau gitu aku antar yuk!" ajak Erik.Aisyah terdiam. "Ah ... tidak usah. Aku biar masuk lagi aja ke dalam kantor ""akamu ini bandel ya dari dulu, kalau dibilangin susah. Sudahlah ayo! Lagi pulang hujannya semakin deras, kalau kamu tidak pulang nanti kedua orang tuamu cemas bagaimana?"Aisyah nampak berpikir, kemudian dia pun mengangguk. "Baiklah, kalau begitu aku ikut pulang dengan kamu." Mendengar itu Erik tentu saja sangat senang.Dia membukak
Baca selengkapnya
Rival
Bang Okta kaget AisyahSementara Erik menatap ke arah wanita itu, karena Aisyah mengenal pria yang sedang duduk sambil menatap dirinya. "Kamu kenal sama dia, Aisyah?" tanya Erik."Jelas kenal, dia itu anak temennya dari Mama dan Papa," jawab Aisyah. Kemudian dia melangkah mendekat ke arah Okta."Bang Okta di sini?" tanya Aisyah sambil duduk di hadapan pria itu.Belum juga Okta menjawab Mama Rani sudah datang sambil membawa teh hangat. "Eh ... ada tamu. Aisyah, tadi Okta ke kantor kamu, tapi kata satpam kamu udah pulang."Aisyah menatap ke arah Okta, dan pria itu pun menganggukan kepala. "Iya, tadi aku ke kantor tapi kamu udah pulang. Aku pikir kamu udah sampai rumah dan aku mau memastikan, ternyata belum, jadi aku menunggu kamu di sini," jelasnya."Aduh ... aku jadi nggak enak nih." Aisyah tersenyum canggung namun tatapan Okta sejak tadi mengarah kepada Erik."Oh iya, dia siapa, Syah?" tanya Okta."Oh ... ini Erik temen kuliah aku dulu. Erik kenalin, ini Bang Okta," jawab Aisyah.Kemu
Baca selengkapnya
Kalian Urus Sendiri
Happy reading .....Sudah seminggu lamanya tidak ada kabar dari anak buah Okta tentang peneror tersebut. Aisyah pikir mungkin saja peneror itu sudah lelah."Aku hari ini ada jadwal meeting di cafe, sebaiknya aku ke sana sekarang daripada nanti aku terlambat," gumam Aisyah sambil melihat jam yang melingkar di tangannya, sebab meeting akan diadakan jam 08.00 pagi."Mah, Pah, Aisyah nggak sarapan ya soalnya ada meeting pagi nih. Nanti aja sekalian sarapan di sana.""Ya sudah, kalau gitu kamu hati-hati di jalan ya," ucap Mama Rani.Aisyah mengangguk, lalu dia mencium tangan kedua orang tuanya. Dan saat wanita itu keluar dari rumah hendak menaiki mobil, tiba-tiba tatapan Aisyah terpaku saat sudah ada dua orang yang dia kenal."Loh ... Erik! Bang Okta! Kalian di sini kok nggak ngabarin aku dulu?" tanya Aisyah dengan kaget."Iya sengaja, mau ngasih surprise," ucap Okta. Kemudian dia berjalan ke arah Aisyah. "Ini ..." Pria itu menyerahkan bunga mawar kepada Aisyah."Ini untuk aku, Bang?" tany
Baca selengkapnya
Pelaku Teror
Happy reading ....Papa Agam menatap lekat ke arah Okta seperti ada sesuatu hal yang mengganjal di hatinya dan itu semakin membuat Okta penasaran."Begini ... apakah beberapa hari ini ada yang meneror Aisyah? Apa kamu sudah mencari tahunya?" tanya papa Agam dengan tatapan lurus ke arah Okta.Pria itu sangat terkejut saat mendengar jika Papa Okta mengetahui tentang peneror itu. Dia berpikir, apakah Aisyah sudah memberitahukan tentang hal itu kepada orang tuanya?"Apa Aisyah memberitahu Om dan tante tentang teror itu?" tanya Okta dengan tatapan menyipit.Papa Agam menggelengkan kepalanya. "Tidak. Tapi om mengetahui semuanya, sebab om selalu memantau hari-hari Aisyah," jawab Papa Agam dengan tenang.Okta mengangguk paham, "Tapi Om, anak buah saya belum menemukan siapa pelakunya, dan dari pantauannya beberapa hari ini sepertinya bukan mantan suaminya?""Kamu benar, memang bukan mantan suaminya yang melakukan itu," ujar Papa Agam sambil meminum tehnya."Hah! Jadi benar Om. Terus siapa Om?"
Baca selengkapnya
Kamu ....
"Caranya sangat gampang, yaitu nomor Aisyah kan tertera di pengadilan," ujar Papa Agam.Okta membulatkan mulutnya bersamaan dengan Mama Rani, mereka bahkan tidak kepikiran sampai sana. "Jadi dia mengambil nomor Aisyah? Apakah pak Bagas tahu?""Tidak, Pak Bagas tidak tahu," jawab Papa Agam."Tapi motif dari mantan mertua Aisyah apa hanya karena uang, Om?""Kamu benar Okta. Manusia seperti mereka hanya akan ada uang saja di otaknya, apalagi mantan mertua Aisyah kan sangat matre. Om sudah menyiapkan sebuah rencana untuk memberikan mereka pelajaran. Tadinya Om tidak ingin memberikan mereka pelajaran yang begitu berat karena kasihan juga. Walau bagaimanapun mereka pernah menjadi keluarga dari Aisyah," jawab papa Agam sambil menghela nafas dengan pelan."Memangnya apa rencana Om?" tanya Okta yang penasaran.Kemudian Papa Agam membisikkan rencananya kepada Okta dan juga Mama Rani, membuat kedua orang itu mengangguk paham, dan mereka setuju dengan apa yang sudah direncanakan oleh Papa Agam..
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
17
DMCA.com Protection Status