All Chapters of Dipinang Kakak Angkat: Chapter 51 - Chapter 60
105 Chapters
51). Sedikit Pembalasan
***"Enggak, Mik. Gue enggak mau."Tanpa berpikir lebih dulu, ucapan tersebut lantas dilontarkan Yudistira pada Miko setelah beberapa menit lalu sebuah tawaran gila tiba-tiba saja didapatkannya dari sang sahabat.Menghilangkan janin di rahim Elliana dengan membuat perempuan itu keguguran.Hal tersebutlah yang ditawarkan Miko untuk sedikit memberikan pembalasan pada Sagara dan jelas Yudistira tak sanggup, karena sejahat apa pun Sagara, melakukan balas dendam pada janin yang bahkan tak memiliki dosa apa pun dia pikir bukan solusi yang baik.Yang salah padanya adalah Sagara sehingga Yudistira pikir janin di rahim Elliana tak berhak mendapatkan hukuman atas apa pun yang dilakukan putra angkat sekaligus menantu Athlas tersebut padanya."Enggak mau gimana maksudnya?" tanya Miko. "Enggak mau bikin Lian keguguran terus hilangin janin yang ada di perutnya?""Iya, gue enggak setuju dengan ide lo yang itu karena gue pikir bunuh jan
Read more
52). Takut pada Mimpi
***"Lian, kamu sejak kapan bangun?"Memandang Elliana dengan raut wajah heran, pertanyaan tersebut lantas dilontarkan Sagara pada sang istri yang kini duduk bersandar pada bantal. Tak diam, yang dilakukan Sagara setelahnya adalah beringsut kemudkan sebelum kembali bertanya, dia mengalihkan atensi pada jam dinding yang jarum jamnya kini ada di angka satu dini hari."Ada apa? Apa ada yang sakit?""Kak," panggil Elliana dengan raut wajah yang tak seperti biasa. "Aku takut.""Takut?" tanya Sagara dengan raut wajah khawatir. "Takut apa, sayang? Ada apa?""Aku mimpi buruk."Ya, mimpi buruk.Cukup lama tak mengalami mimpi yang aneh, minggu malam—atau lebih tepatnya senin dini hari, Elliana memang tiba-tiba saja didatangi mimpi yang menyeramkan untuknya dan karena mimpi tersebut, tidurnya yang semula nyenyak seketika berubah sehingga hampir lima belas menit lalu Elliana terbangun dan sampai sekarang, dia kesulitan untu
Read more
53). Yudistira Pesimis
***"Miko."Tengah duduk di taman seperti biasa, Yudistira spontan bergumam demikian setelah nama sang sahabat terpampang di layar ponsel. Menelepon, itulah yang dilakukan Miko pagi ini sehingga dengan segera Yudistira pun menjawab panggilan lalu mendekatkan ponselnya ke samping telinga."Halo, Ko.""Udah ada laporan?" tanya Miko. "Gue enggak dapat laporan apa-apa soalnya, takut banget mereka lupa atau bahkan gagal dan terjadi sesuatu.Mendengar ucapan Miko, Yudistira tersenyum karena tentu saja dia paham maksud dari sang sahabat sehingga tanpa mau membuat Miko menunggu, Yudistira berkata, "Ada, Ko, jam setengah dua subuh tadi dan katanya mereka berhasil. Kabel rem mobil yang biasa dipakai Sagara, udah mereka gunting dan sekarang kita tinggal nunggu hasil karena senin pagi Sagara kan pergi ke kantor.""Lo serius?" tanya Miko dengan suara yang terdengar bahagia."Iyalah, buat apa juga gue bercanda?" tanya Yudistira. "Gue
Read more
54). Balada Seatbelt
***"Kak."Kembali ke teras setelah sebelumnya pergi untuk mengganti pakaian juga membawa tas, panggilan tersebut lantas dilontarkan Elliana pada Sagara yang kini terlihat duduk di kursi dengan tatapan lurus ke depan.Tersenyum, selanjutnya itulah yang dilakukan Elliana ketika Sagara akhirnya menoleh dan tentunya tak harus menunggu, sebuah sapaan dia dapatkan dari sang suami."Eh udah datang," kata Sagara. "Siap?""Siap dong," ucap Elliana. "Maaf ya bikin Kakak nunggu agak lama. Tadi aku sempat bingung soalnya pilih warna lipstik.""Its okay," kata Sagara sambil beranjak kemudian mendekat. "Enggak sampe setengah jam kok.""Iya, tapi udah jam setengah delapan kurang nih," kata Elliana sambil memandang arloji mungil di pergelangan tangan kiri. "Kakak pasti telat karena di jalan kan suka macet.""Telat sedikit enggak apa-apa," ucap Sagara. "Lagian ada jalan pintas juga buat ngurangin macet. Jadi enggak masalah."
Read more
55). Khawatirnya Yudistira
***"Apa?! Serius kamu? Kok bisa? Bukannya yang naik mobil pagi ini harusnya Sagara doang? Kenapa Elliana malah ikut? Jelasin sama saya coba kronologinya."Dengan raut wajah yang terlihat panik, deretan pertanyaan tersebut lantas dilontarkan Yudistira pada salah satu dari dua anak buah yang pagi ini meneleponnya untuk memberikan kabar.Bukan kabar baik seperti yang diinginkan, yang Yudistira dapat justru kabar buruk tentang Elliana yang katanya terlibat dalam kecelakaan Sagara pagi ini dalam perjalanan ke kantor beberapa waktu lalu.Entah bagaimana bisa, Yudistira sendiri tak tahu sehingga setelah meminta anak buahnya menjelaskan semua kejadian di pagi ini, sebisa mungkin dia menyimak dengan baik hingga setelah penjelasan anak buahnya selesai, dia mendesah dengan perasaan yang tentunya khawatir."Ini di luar kendali kami, Bos, karena Elliana ikutnya secara dadakan," ucap sang anak buah setelah menjelaskan semuanya. "Enggak tahu mau ke man
Read more
56). Kondisi Pasca Insiden
***"Pa."Dengan suara parau juga pelan, panggilan tersebut lantas dilontarkan Sagara pada Athlas yang terlihat duduk di sofa samping bed tempatnya berbaring. Tak hanya diam tanpa melakukan apa pun, sejak beberapa saat lalu Athlas nampak sibuk dengan ponselnya, dan hal tersebut membuat Sagara yang bangun hampir semenit lalu, memutuskan untuk mengenali sendiri tempatnya berada.Tak hanya mengamati tempatnya sekarang berbaring, Sagara juga kembali mengingat kejadian beberapa waktu lalu sehingga tanpa banyak menunda, yang dia lakukan setelahnya adalah; memanggil Athlas untuk bertanya tentang kondisi Elliana, karena tak lupa, Sagara masih sangat ingat jika dirinya mengalami kecelakaan bersama sang istri bahkan Sagara juga tak lupa tentang Elliana yang tak memakai seatbelt."Gar, akhirnya kamu bangun," ucap Athlas dengan raut wajah yang tentu saja kaget.Tak diam, selanjutnya yang dilakukan pria itu adalah beranjak kemudian mendekati bed tempa
Read more
57. Kejujuran Elliana
***"Jadi gitu ceritanya?"Dengan raut wajah yang masih menampakan sebuah rasa kaget bahkan syok, pertanyaan tersebut lantas Anindira sampaikan pada sang putri yang kini duduk dengan kedua mata sembab.Tak saling memeluk seperti tadi, saat ini posisi Anindira sendiri bersandar pada bed tempat sang putri berada dan tak sekadar berdiri, beberapa detik lalu dia barusaja selesai menyimak penjelasan panjang lebar Elliana tentang anak yang dia kandung.Bukan anak Sagara, pada akhirnya Elliana jujur jika bayi yang sempat dikandungnya adalah buah hati dia juga Yudistira, dan karena Anindira menagih penjelasan, Elliana mengungkap apa saja yang pernah terjadi padanya dengan Yudistira sebelum pernikahan—membuat rasa kecewa tentu saja muncul di benak Anindira, karena sedikit pun perempuan itu tak menyangka jika putri sulungnya melepas keperawanan sebelum menikah.Namun, meskipun begitu sebisa mungkin Anindira bersikap tenang karena emosi pada Elliana
Read more
58). Rasa Bersalah
***"Ini gue harus ngomong apa ya pas nanti Yudis tanya-tanya? Takut banget keceplosan."Duduk di kursi kemudi mobilnya, pertanyaan tersebut lantas dilontarkan Miko pada dirinya sendiri yang sejak beberapa saat lalu dilanda rasa bingung.Tak di kantor seperti biasa, saat ini Miko tengah berada di rumah sakit tempat Elliana juga Sagara dirawat dan bukan untuk main-main, alasannya datang adalah; untuk memastikan kondisi dua orang yang beberapa waktu lalu mengalami kecelakaan karena rem blong tersebut.Ditelepon Yudistira, Miko akhirnya tahu tentang kecelakaan Sagara yang melibatkan Elliana dan tak hanya itu, Miko juga mendapatkan informasi lain yaitu; berhentinya Yudistira untuk membalaskan dendamnya pada Sagara karena rasa takut menyakiti Elliana lebih dari sekarang.Tak setega Miko, pertahanan Yudistira memang runtuh setelah mendengar Elliana keguguran, sehingga niatnya untuk berhenti pun semakin bulat dan hal tersebut tentunya membuat d
Read more
59). Kehidupan yang Tenang
***[Maaf, ini siapa ya?]Mendapat balasan untuk pesan yang dia kirim beberapa waktu lalu, Yudistira tersenyum dengan perasaan yang sedikit bahagia karena meskipun nomor yang dia pakai untuk mengirim chat pada Elliana, asing, perempuan tersebut tetap berkenan untuk membalas.Berdiam diri di kamar setelah memutuskan sambungan telepon dengan Miko, Yudistira memang memutuskan untuk mengirim pesan pada Elliana demi mengurangi rasa bersalahnya, dan alih-alih panjang, pesan yang dia kirim hanyalah kata; maaf."Elliana balas pesan aku, tapi aku enggak bisa balas lagi pesan dia karena Sagara pasti enggak akan tinggal diam," ucap Yudistira. "Dia pasti akan cari tahu di mana posisi nomor hp yang aku pakai. Jadi aku harus segera lepas sim ini sebelum Sagara lacak posisi aku.""Maaf enggak balas pesan kamu, Lian, tapi intinya aku minta maaf karena udah bikin kamu keguguran," ucap Yudistira. "Aku enggak punya niat buat lakuin itu dan aku barap suatu s
Read more
60). Teror Pesan
***[Halo, Lian. Apa kabar?]Barusaja duduk di kursi kemudi, kerutan di kening Elliana seketika terbentuk setelah sebuah pesan dari nomor asing terpampang jelas di layar. Entah dari siapa pesan tersebut, Elliana sendiri tak tahu. Namun, yang jelas dia merasa orang tersebut mengenalnya—terlihat dari panggilan yang dilontarkan."Siapa ya? Mendadak tanya kabar gini," tanya Elliana.Tak langsung melajukan mobil yang sejak tadi terparkir di depan sebuah supermarket, setelahnya Elliana memutuskan untuk membalas pesan yang dia terima dan tak panjang, pesan yang Elliana kirim hanyalah sebuah pertanyaan singkat.[Siapa ya?]Mengklik kirim tanpa banyak berpikir, setelahnya Elliana menunggu selama beberapa saat, dan tanpa memakan waktu lama, dua centang abu di pesan yang dia kirim berubah biru—tanda jika pesannya tersebut dibaca.Namun, meskipun begitu tulisan 'sedang mengetik' justru tak kunjung muncul sehingga setelah lebih dari
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status