All Chapters of You Are My Heart: Chapter 21 - Chapter 30
32 Chapters
Mulai Posesif
Sontak, semua orang yang ada di sana pun langsung menoleh ke arah sumber suara. Tanpa mereka sadari, Ling Yue sudah sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya secara diam-diam. Ingin rasanya ia menendang jauh-jauh bocah tengik itu sampai ke ujung alam semesta ini."Kenapa tidak boleh?" tanya Guan Lin dengan beraninya. Ia seperti tidak ada takut-takutnya dengan sang Presdir.Amarah Ling Yue mulai meradang. Sorot matanya kini berubah tajam menatap laki-laki yang bernama Guan Lin itu. Sebisa mungkin ia menekan rasa kesalnya. Tidak lucu kan kalau seorang CEO sampai berkelahi dengan salah satu karyawannya."Hei bocah! Kau lihat kan, tidak ada satu pun orang yang pergi berkeliaran dari kelompoknya, kecuali kau!" kesabaran Ling Yue benar-benar sedang diuji."Memangnya kenapa? Semua tugas ku kan sudah selesai," jawabnya enteng sambil bersidekap tangan.Cia Li yang melihat keduanya tidak ada yang mau mengalah, khawatir akan terjadinya sesuatu yang buruk. Terlebih lagi, Ling Yue sudah nampak
Read more
Terbongkarnya Identitas Guan Lin
"I-iya..., Nona, begini-" Guan Lin terbata-bata menjawab pertanyaan Cia Li. Ia takut kalau identitas aslinya terbongkar. "Ya?!" alis mata Cia Li terangkat sebelah. Ia menunggu jawaban dari adik rekannya itu. Namun, sepertinya ia tampak ragu dan berpikir keras. "Hmm, aku bisa jaga rahasia kalau kamu mau berbagi cerita," tawar gadis itu kemudian. Dia bukannya ingin mendesak atau ikut campur dalam urusan pribadi adik rekannya itu. Tujuannya hanya ingin memastikan kalau bocah nakal itu bukanlah seorang mata-mata ataupun orang jahat. Cia Li juga bukan tidak mempercayainya, namun di dunia kerja seperti ini bukan tidak mungkin apapun bisa terjadi. Gurunya dulu selalu berpesan, agar ia berhati-hati terhadap semua orang yang ditemuinya di dunia kerja. Ia tidak boleh percaya pada sembarang orang, apalagi sampai memberitahukan tentang rahasia pribadinya. Bahkan konon katanya, kebanyakan orang yang menusuk kita itu adalah orang terdekat kita sendiri. "Apa Nona bisa ku percaya?" Guan Lin berali
Read more
Saling Mendekap
Ling Yue yang mendengar teriakan itupun segera berlari menuju ke tempat gadis itu berada. Dia mengandalkan penerangan seadanya dari pantulan cahaya luar. Tubuhnya bahkan beberapa kali menabrak benda-benda yang ada di sekitaran sana, sebelum akhirnya ia bisa sampai ke depan pintu kamar mandi tersebut. Tok, tok, tok! "Cia?" panggilnya sambil terus mengetok pintu. "Presdir? Kenapa lampunya mati?" suara gadis itu terdengar bergetar. Ia sangat ketakutan hingga meneteskan air mata. "Aku juga tidak tau. Apa kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir. "A-aku takut!" jawabnya dengan suara terisak. Ling Yue yang mendengar suara gadis itu bergetar pun semakin khawatir. Rasanya ia ingin menerobos masuk ke dalam sana, tapi itu tidak mungkin. Dia harus cari cara lain. "Apa kamu sudah selesai mandi?" tanya Ling Yue kemudian. "Belum, aku baru saja habis cuci muka dan menyikat gigi," jawabnya dengan polos. Pria itu terdiam sejenak, "Mmm, begini saja, di dekat lemari penyimpanan handuk itu ada juba
Read more
Pria Licik
Ling Yue menjadi gelisah seketika. Dia mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi pada mereka sebelumnya. Seingatnya, dia terakhir kali hanya memeluki gadis itu sembari menceritakan tentang hal-hal ringan untuk mengalihkan rasa takutnya. Hanya itu dan tak ada lagi yang terjadi setelahnya. Ya, dia cukup yakin dengan apa yang di ingatnya! Sibuk melamun dan berpikir, tanpa sadar ternyata gadis yang berada dalam pelukannya tersebut mulai menggeliat. Ling Yue yang merasa adanya pergerakan pun langsung panik dan kembali berpura-pura tidur. Ia tidak ingin disalah-pahami atas situasi yang terjadi saat ini pada mereka. Menurutnya, itu bukan salahnya dan bukan juga salah gadis itu. Ini semua adalah murni kesalahan listrik yang tiba-tiba padam itu, pikirnya. Awas saja, nanti ia akan menegur pihak pengelola karena sudah lalai dalam menjaga keamanan tempat tersebut. Untung saja tidak terjadi apa-apa pada mereka semua. "Mmmh...," lenguhnya, tanda gadis itu sudah mulai sadar kembali. "Hoaam
Read more
Menjebak Lawan
Semua orang tampak berpikir keras. Mereka menerka-nerka, apa maksud dari kalimat petunjuk tersebut."Matahari? Bentuknya bulat dan terang. Terbit dari arah timur, yang kalau disesuaikan dengan lokasi kita saat ini itu tepatnya berada persis di area hutan kecil belakang penginapan. Apa mungkin petunjuk ini menyuruh kita pergi ke arah sana?" ujar Tang Luo dengan wajah penuh tanda tanya."Hmm, cukup masuk akal," sahut Cia Li sambil mangguk-mangguk memikirkan kemungkinan tersebut."Ku rasa petunjuk ini memang menggiring kita untuk pergi ke area itu. Dilihat dari cara pemilihan katanya yang menggunakan arah mata angin, sudah pasti petunjuk tersebut merujuk pada sebuah tempat. Seperti yang kita tau, orang kuno dulu menggunakan arah mata angin sebagai patokan suatu wilayah." Ling Yue setuju dengan apa yang rekan timnya itu katakan. Setelah menela'ah lebih jauh, otak jeniusnya memikirkan hal yang sama."Kalau begitu tunggu apa lagi, ayo kita pergi ke sana! Kalau Presdir yang sudah berkata sep
Read more
Wanita Ulat Bulu
"Kenapa Kau bisa ada di sini?!" tanya Ling Yue dengan kening berkerut."Tentu saja aku akan ikut serta dalam acara perusahaanmu. Tante bilang, Kau dan semua karyawanmu sedang ada acara hiburan rutin tahunan. Kupikir, akan sangat seru jika aku bergabung dengan kalian. Aku sudah mendapatkan izin dari tante Ling sebelumnya. Kata tante, itu bagus untuk membangun hubungan baik denganmu ...," ucapnya sambil tersenyum manis.Mungkin, dia kira Ling Yue akan senang dengan kedatangannya ke tempat itu. Padahal pria itu tengah kesal setengah mati dengan kehadirannya yang tiba-tiba. Kalau saja bukan karena penyelidikan kasus kebakaran pabrik perusahaannya sebelumnya, Ling Yue pasti sudah langsung mencekik leher gadis itu dan membuangnya ke tengah hutan terdalam, lalu membiarkan jasadnya hilang dimakan binatang buas!Tapi, apa boleh buat ... dia terpaksa harus banyak bersabar dan mengikuti alurnya secara perlahan, agar semua kedok busuk wanita sialan itu terbongkar."Hah ... Baiklah. Aku akan mengi
Read more
Calon Nyonya Ling
"Kau? Apa yang Kau lakukan padanya?!" bentak Ling Yue dengan nada tinggi."Ma-maaf ... aku tidak sengaja menumpahkan kuah Soup panas ke tangannya," akui Fu Lian sambil tertunduk salah.Ia sengaja berpura-pura mengiba untuk menarik simpati orang-orang yang ada di sana. Tapi, percayalah ... dalam hatinya ia bersorak ria melihat gadis sok cantik itu merintih kesakitan. Ia berharap, tangan gadis itu melepuh. Dia sungguh wanita yang kejam."Apa?! Tersiram kuah Soup? Astaga! Kau benar-benar-, aaargh ...!" Ling Yue rasanya ingin memarahi wanita itu habis-habisan. Tapi, terpaksa ia tahan karena melihat kondisi Cia Li yang harus segera mendapatkan pertolongan. Keselamatan gadis itu jauh lebih penting.Ling Yue kemudian segera beranjak untuk menggendongnya. "Chen Li, panggilkan Dokter untuk mengobati Cia!" titahnya pada sang sekretaris."Hum, baik Presdir."Selepas kepergian keduanya, orang-orang yang ada di sana pun mulai berbisik satu sama lain. Ini pertama kalinya mereka melihat sang Presdir
Read more
Ciuman Tak Sengaja
1 detik ... 2 detik ... 3 detik ... 4 detik ... hingga, 5 detik berlalu .... 'Astaga! Apa yang sudah terjadi?!' batin Cia Li yang kembali tersadar dari keterkejutannya. Dia bergegas bangkit dari tubuh sang Presdir. Sejenak pria itu masih tertegun tak percaya, hingga tak lama kemudian, diapun dapat meraih kembali kesadarannya. "He'em!" dehemnya canggung. Ia menjadi salah tingkah dan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Telinganya juga nampak memerah. "Ma-maafkan aku Presdir. Aku tidak sengaja-" ucap Cia Li terpotong. "Tidak apa-apa, itu bukan salahmu, he he he!" sela Ling Yue dengan cepat. Dia tertawa canggung seperti sedang dibuat-buat. "Ayo kita masuk saja sekarang!" ajak Ling Yue kemudian sambil meraih tangan gadis itu untuk ikut masuk bersamanya. Ingin protes pun, pria itu sudah lebih dulu menyeret tangannya. Di depan sana, pendeta Han Sui sudah menunggu kedatangan mereka. Pria tua itu duduk bersila sambil memejamkan mata, bak seperti orang yang sedang bermeditasi. Dia
Read more
Tetangga Baru Menyebalkan
Keesokan harinya. Tok, tok, tok! "Cia?!" panggil seseorang dari luar sana. "Cia ... buka pintunya! Ini Mama!" Mata Cia Li seketika terbuka lebar. "Mama?!" pekiknya sambil terduduk kaget dari tidurnya. "Tunggu sebentar ... aku akan segera ke sana!" teriaknya. Dengan gerakan cepat, gadis itu buru-buru merapikan tempat tidurnya, lalu kemudian menyikat gigi dan mencuci muka. "Hah ... bisa bahaya jika Mama sampai tau kalau aku belum juga bangun di jam segini!" gumamnya kemudian sambil menyemprotkan pelembab wajah seala-kadarnya. "Ke mana perginya anak itu? Apa dia tidak mendengar suara kita?" gerutu sang mama dari balik luar pintu apartement gadis itu. "Teleponku juga tidak diangkat. Sepertinya kakak masih tidur," sahut Fang Li, adiknya Cia Li. "Cia-" panggilnya terpotong. Ceklek! Pintu itu tiba-tiba terbuka. "Astaga!" ketiga orang itu terjengit kaget. "He he he ... Maaf, tadi aku sedang menyikat kamar mandi, jadi tidak mendengar ada orang yang datang," alasannya berkilah. "Ayo m
Read more
Presdir Gila
"Ingat apa?" tanya Cia Li santai sambil memakan makanannya."Kakak, Kau ingat tidak? Dulu Kau pernah hampir tidak tidur semalaman karena membuatkan roti kukus untuk salah satu temanmu di sekolah," ujar Fang Li teringat kejadian waktu itu.Mata Cia Li langsung terbelalak kaget mendengar ungkapan sang adik. Ya, dia ingat! Malam itu dia memang sengaja memaksa Fang Li untuk ikut menemaninya membuat roti kukus diam-diam hingga pukul 4 pagi."Aku jadi penasaran, siapa kira-kira orangnya? Apa Kak Ling Yue tau tentang teman-temannya kakakku? Aku jadi kepikiran, mungkinkah kak Cia punya pacar di sekolahnya?"Ling Yue menaikkan sebelah alisnya. "Roti kukus? Kapan?" ia mulai cemburu mendengar cerita Fang Li. Apa mungkin gadis itu punya pacar diam-diam tanpa sepengetahuannya? Bukannya apa, tapi Ling Yue diam-diam selalu menyelidiki tentangnya. Dan menurut informasi yang dia dapat, gadis itu tidak pernah pacaran sama sekali dengan siapapun waktu itu.'Atau ... apa aku kecolongan?!' Ling Yue mengep
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status