All Chapters of Aku Ibumu, Nak!: Chapter 21 - Chapter 30
44 Chapters
Bab 21. Ketahuan dan Talak
Weni mencari tahu lokasi foto tersebut di ambil. Weni penasaran dengan niat seseorang yang mengirim foto itu kepadanya. Ada rasa ingin tahu untuk membuktikan foto yang dikirim nomor tidak dikenalnya.[Tolong siapa yang ada di foto itu, dan apa maksudmu!] Weni berharap ada titik terang yang membuatnya gelisah akhir-akhir ini.[Kau pasti sudah tahu sosok yang sengaja kuburamkan] balasan dari pengirim foto tersebut.[Beritahu aku lokasi klinik kandungan yang mereka datangi] Weni tidak tahan lagi harus berdiam diri mengabaikan rasa penasarannya.Tak berapa lama, sebuah alamat klinik kandungan terkirim ke nomer ponsel Weni. Weni berencana untuk mendatangi klinik tersebut setelah bekerja. Weni mencoba menghubungi Aris agak siang namun lagi-lagi nomor ponselnya tidak aktif.Sepulang kerja, Weni mendatangi lokasi klinik. Weni mendatangi bagian administrasi dan menanyakan nama pasien yang datang. Awalnya, pihak admin merahasiakan daftar pasien yang berkunjung, namun Weni memberikan alasan yang
Read more
Bab 22. Mabuk
Baru saja kaki hendak melangkah ke dalam rumah, Weni dikejutkan sebuah mobil masuk ke halaman rumahnya. Kedua mata Weni memanas melihat Aris keluar dari mobilnya bersama dengan wanita yang pernah dilihatnya yang tidak lain adalah Marisa."Halo, Mantan istriku!" Suara Aris terdengar meremehkan Weni."Mau apa kamu kemari!" Weni sungguh ingin menmpar mulut lelaki yang sudah membersamainya empat tahun."Hanya mau memastikan kabar kamu saja. Oh ya, kejutan semalam asik, bukan?" Kedua tangan Weni mengepal kuat. Faridah menepuk bahu Weni supaya tetap sabar."Dasar, kau pria brengsek!" Bukannya menjelaskan semua mengenai hutangnya, Aris malah tertawa di depa Weni dan Faridah. Ditatapnya Faridah, mantan Ibu mertuanya yang biasanya dia remehkan. Sampai saat ini pun Aris meremehkan keberadaan Faridah."Mantan Ibu mertua, aku harap anakmu bisa tahu diri. Setelah ini kalian berdua harus pergi dari kota ini. Aku sungguh jijik sekali jika salah satu di antara kalian menyapaku di jalan atau dimanapun
Read more
Bab 23. Ulah Weni
Keesokan harinya, Fatma beserta Ibu dan keponakannya bersiap kembali ke kampung. Meski berat, namun Faridah harus pulang daripada menjadi orang yang paling bersalah. Terlihat Weni pagi-pagi menikmati sarapan tanpa memanggil Ibu dan juga adiknya."Oh, kalian pulang sekarang? Bagus deh!" Fatma gemas sekali dengan ucapan kakaknya."Iya, sepertinya lebih baik ibu pulang," jawab Faridah."Seharusnya begitu, karena ibu dari kampung membuat Weni jadi begini! Semua ini karena aku punya orang tua dari kampung!" Fatma menggenggam tangan Faridah supaya tetap sabar menghadapi Weni. Tidak ada ucapan selamat tinggal kepada Keynan sekalipun. Keynan kemarin yang sudah siap membuka hati untuk memaafkan Ibunya, kini lenyap sudah rasa sayang untuk Ibunya.Mereka berempat kini berdiri di depan halaman rumah Weni menunggu angkutan yang akan membawanya ke terminal terdekat. Ridho mengendarai motor bebeknya sedangkan mereka bertiga menggunakan bus antar kota. Sesekali Faridah terlihat mengusap air mata. Uca
Read more
Bab 24. Pindah
Berita beredar video pengakuan Weni ternyata sudah menyebar di kampung asalnya. Faridah dan Fatma yang baru sampai pun, kini harus mendapatkan tatapan iba atas video Weni. "Bu Faridah, bagaimana si Weni? Kenapa bisa sampai begitu?" Faridah dan Fatma saling berpandangan. Kedua tidak tahu soal yang dibicarakan salah satu tetangganya yang bernama Bu Leha."Maksudnya bagaimana, Bu Leha?" Fatma bertanya balik kepada tetangganya tersebut."Fatma dan Bu Faridah belum tahu video viralnya si Weni?" Keduanya hanya menggeleng pelan. Benar-benar tidak tahu dengan video yang dipertanyakan."Video apa?" Leha menunjukkan video Weni yang sudah menyebar. Dada Faridah bergemuruh melihat video tersebut. Faridah sangat menyayangkan sikap Weni yang terlalu gegabah mengambil tindakan.Fatma segera membawa masuk Ibunya ke dalam rumah. Diraihnya gelas dan diisi air untuk Faridah. Fatma merasa kasihan kepada Faridah yang menjadi kepikiran tentang Weni."Bu, minumlah dulu!" Faridah meminum air hingga habis. K
Read more
Bab 25. Berubah
Hari ini pertunangan benar-benar digelar di kediaman keluarga Marisa. Acara hanya dihadiri beberapa keluarga terdekat karena acara sangat tertutup apalagi dari media. Semua dilakukan karena beredarnya video viral yang dibuat oleh Weni. Penjagaanpun terbilang ketat, apalagi keluarga Marisa terbilang keluarga terpandang dan kaya.Weni sedari tadi di mobil memperhatikan situasi di depan rumah Marisa. Rumah mirip dengan istana yang berhasil membuat Aris tergila-gila pada Marisa."Rupanya kamu matre sekali, Mas!" Gumam Weni. Weni segera meninggalkan kediaman rumah Marisa. Kini tinggal seseorang yang diajak kerja sama oleh Weni dan menyusup diam-diam ke dalam kediaman keluarga Marisa.DuarSeketika terjadi ledakan di meteran listrik kediaman rumah Marisa hingga semua aliran listrik terputus dan gelap. Acara terganggu karena mendadak gelap. Terlihat asap tebal keluar dari meteran listrik membuat salah satu asisten rumah tangga ikut panik."Pak, meteran listrik terbakar!" Aris dan juga Marisa
Read more
Bab 26. Ancaman
Pagi-pagi Weni dikejutkan dengan keberadaan Aris di ruang kerja Weni. Raut wajah terlihat tidak menyenangkan sama sekali melihat keberadaan Weni."Kamu ngapain kemari?" Weni begitu gugup dengan tatapan Aris kepadanya. Aris berjalan mendekati Weni sedangkan Weni mundur beberapa langkah ke belakang hingga menyentuh dinding."Aku hanya ingin memperingatkanmu, Mantan istriku!" Aris hendak membelai rambut Weni namun segera ditepisnya. "Kita sudah tidak ada hubungan apa lagi, jadi keluar dari ruanganku!" Kata Weni dengan nada memberi tekanan kepada Aris."Tapi urusan kita belum selesai, Mantan istriku. Aku tahu jika kejadian saat pertunangan itu kamu adalah dalangnya."Weni terkejut dengan tebakan Aris. Namun, Weni berusaha tetap tenang meski dugaan Aris adalah benar. Dirinya adalah dalang di balik kejadian saat prosesi pertunangan Aris dengan Marisa."Apa karena aku mantan istrimu, sehingga kamu menuduhku telah merusak hari kebahagiaanmu? Apakah kamu pernah memberitahu kapan waktu pertuna
Read more
Bab 27. Drama
Ridho turut prihatin dengan sikap yang dimiliki Weni. Kakak iparnya begitu tega memperlakukan Ibu mertuanya seperti bukan seorang Ibu. Berkali-kali menyakiti Ibunya tanpa berpikir tang akan terjadi padanya nanti."Paman, Keynan boleh, kan tinggal disini?" Ridho tersenyum dan menggendong Keynan. "Paman akan selalu mengijinkan Keynan tinggal bersama Paman!" Faridah tersentuh melihat kedekatan Ridho dengan Keynan. Begitu juga dengan Fatma lebih mirip Ibu pengganti untuk Keynan.Faridah merapikan beberapa lembar pakaiannya ke dalam lemari yang berbahan dasar plastik. Hanya ini yang bisa Fatma lakukan, membeli lemari dari kayu juga uangnya tidak cukup. Fatma kembali sibuk dengan bolu pisang pesanan tetangga yang sedang ada hajatan. Faridah sadar diri sehingga turun tangan membantu pekerjaan Fatma."Ibu, tidak perlu begini! Fatma bisa mengerjakan semuanya!" Fatma memegang tangan Faridah supaya menghentikan pekerjaanya membantu Fatma."Ibu tidak mau berpangku tangan disaat kamu sibuk, Nak!
Read more
Bab 28. Durhaka
PrankTidak sengaja Weni menyenggol pramusaji yang membawa minuman. Tentu saja suasana menjadi gaduh karena sebuah kecelakaan kecil yang terjadi. Banyak mata yang tertuju ke arah Weni dengan gaun cantik yang berakhir terkena minuman. Bima mengambil kesempatan untuk membantu Weni. Kedua mata Marisa memanas melihat Bima begitu dekat dengan Weni, begitu juga dengan Aris."Dasar orang kampung! Kamu ngapain kemari sih?" Tidak disangka, pemilik suara itu adalah Meli, mantan mertuanya yang terang-terangan menghinanya di depan banyak tamu.Aris tidak bisa banyak bicara saat Weni mendapat hinaan dari Meli. Aris hanya bisa melihat tanpa bisa membantunya."Orang kampung ini telah memberikan banyak pengabdian kepada anakmu, Nyonya. Orang kampung ini telah kau bohongi bahkan kau mendukung anak lelakimu berselingkuh dengan orang kaya!" Weni berdiri dan menatap lurus ke arah Meli. Kedua mata saling bertatapan penuh amarah. Nafas saling memburu melihat satu sama lain. Weni merasa tertipu dengan soso
Read more
Bab 29. Luka
Pagi-pagi usai Aris berangkat bekerja, diam-diam Marisa menghubungi Bima secara sembunyi-sembunyi. Marisa khawatir akan ada asisten rumah tangga yang mendengar percakapannya dan melaporkan kepada orang tuanya. Setelah memastikan situasi aman dan terbebas dari tangkapan cctv, maka Marisa mulai melanjutkan rencananya.Panggilan pertama tidak diterima oleh Bima. Marisa tidak patah arang dan mulai memanggilnya kembali. Panggilan keduanya tidak mendapat jawaban seperti panggilan sebelumnya. Hingga panggilan ketiga, barulah Bima menerima panggilannya. "Ha-halo, Bima!" Suara Marisa terkesan pelan-pelan. Marisa berharap Bima mau mendengarkan ucapannya kali ini."Ada perlu apa?" Ucapan Bima terkesan dingin. Marisa berulang kali menelan ludah ketika harus berbicara dengan Bima."A-aku rindu padamu!" Meski tergagap, namun Marisa tetap berani mengungkapkan isi hatinya kepada Bima."Jangan kau bilang rindu jika hanya untuk menyakiti dirimu sendiri, Risa. Bersenang-senanglah dengan suamimu. Aku ju
Read more
Bab 30. Rindu seorang Ibu
Kian hari tubuh Faridah semakin ringkih. Tubuhnya yang semula bugar, kini sering sakit-sakitan. Fatma yang selalu merawat Ibunya setiap hari tanpa ada campur tangan dari Weni. Setiap kali Fatma menghubungi Weni, tidak pernah sekalipun dijawab. Selalu diabaikan seperti tidak memiliki saudara."Bu, Fatma rindu belaian Ibu!" Fatma mengusap air mata yang hampir saja menetes membasahi pipinya. Faridah menatap sayu anak bungsu yang selalu menemaninya."Bu, apakah Ibu tidak sayang Keynan dan Fatma? Ibu harus sembuh ya?" Faridah hanya diam mendengar bujuk rayu Fatma. Selama sakit, tidak pernah sekalipun Faridah mau dibawa ke rumah sakit. Hanya obat sesuai resep dokter yang datang memeriksa Faridah."Ibu tidak apa-apa, hanya butuh istirahat saja. Ibu hanya lelah, kamu tidak perlu sekhawatir ini," Faridah menghibur anak bungsunya. Keynan mulai terbiasa dengan kegiatan bersama Ridho. Sehingga, Faridah tidak terlalu mengkhawatirkan Keynan. Ridho memperlakukan Keynan dengan sangat baik. Tak berap
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status