Semua Bab Keluarga Yang Terabaikan: Bab 21 - Bab 23
23 Bab
Bab 21
Seketika Ibu menghela nafas lega. Tapi, entah kenapa perasaanku jadi tidak enak. Seperti ada yang salah. Namun, aku tidak tahu dimana letak salahnya. Mungkin hanya firasatku saja. Bagaimanapun juga aku tidak ingin membuat Papa dan Mama jadi curiga. Jika benar Harum kabur dengan membawa Melati, mungkin saja penyebabnya karena dia sudah tahu tentang jebakan yang aku buat. Aku harus menemukannya lebih dulu sebelum polisi.“Kami masih ingin melanjutkan pencarian sendiri di pinggir kota. Kamu mau bareng Nang?” Aku sontak menggelengkan kepala untuk menolak tawaran Papa mertua.“Mendingan kita berpencar saja biar Harum dan Melati lebih cepat di temukan Pa.”“Baiklah. Kami pergi dulu. Kalau ada penemuan baru segera hubungi kami.”“Baik Pa.” Aku dan Ibu masih berdiri di tempat kami saat mobil yang di naiki orang tua Harum sudah pergi meninggalkan pekarangan kantor polisi. Ibu memintaku untuk segera pergi juga. “Lebih baik kita istirahat saja di rumah. Ibu sudah capek. Toh orang tua Harum suda
Baca selengkapnya
Bab 22
Sudah satu minggu berlalu. Tapi, aku tidak kunjung bisa menemukan keberadaan Harum dan Melati. Kadang kala aku tetap berkunjung ke rumah mertua dan rumah Hanin. Sama seperti saat itu, rumah mereka masih sepi karena sibuk mencari istri dan anakku. Sejak tiga hari lalu, Ibu semakin uring-uringan karena Syahdan membawa Yara dan Syifa pulang ke rumah orang tuanya yang ada di luar pulau. Syahdan mengatakan dia akan menitipkan anak dan istrinya pada keluarganya sendiri karena sudah tidak percaya lagi padaku dan Ibu.Tentu saja perkataan Syahdan membuat Ibu marah besar. Bahkan Ibu mengancam tidak akan mau mengakui Yara sbeagai anak lagi jika berani ikut suaminya pergi. “Jangan begitu Bu. Nggak baik menyuruh Yara bercerai dari Syahdan. Siapa yang akan menghidup Yara dan Syifa kelak.” Kataku kala itu. Menenangkan Ibu yang masih mengamuk di dalam kamarnya.“Kan masih ada kamu Nang. Yara dan Syifa akan baik-baik saja tanpa Syahdan. Toh dia juga sering pergi bekerja di laut.” Kekeh Ibu yang tidak
Baca selengkapnya
Bab 23
POV HarumSelama satu minggu bersembunyi di villa keluarga membuat Melati merasa sangat senang. Papa, Mama dan Hanin tidak bisa sering berkunjung agar Mas Anang tidak curiga. Mereka datang kesini dua hari sekali. Menghabiskan waktu pergi jalan-jalan ke pantai. Atau hanya sekedar membakar ikan di rumah. Melati juga senang memasak bersamaku di rumah yang sederhana tapi asri ini. Papa sengaja membangun rumah ini dalam bentuk sederhana untuk healing.Urusan gugatan cerai dan pengajuan tuntutan terkait KDRT sudah di urus oleh Pak Herman. Aku tinggal pergi ke kantor polisi jika Mas Anang sudah di jemput. Menunggu panggilan dari Papa dan Pak Herman. Siang ini panggilan itu akhirnya masuk juga. “Besok Papa akan jemput kamu di villa. Biar Bude Yah yang jaga Melati disana.”“Siap Pa.”Keesokan harinya, mobil yang di tumpangi Papa dan Mama sudah berhenti di halaman rumah. Melati langsung menghambur dalam pelukan neneknya. Aku berpamitan pada Bude Yah dan Melati lalu masuk ke dalam mobil Papa. Se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status