All Chapters of Mantan Terindah: Chapter 71 - Chapter 80
105 Chapters
Bab. 71 Mengingat Wajahmu
"Cuma melihat wajah kamu aja," jawab Rayhan. "Aku pengen bisa tetep inget wajah kamu meskipun dengan mata tertutup nantinya.""Aku aja selalu inget wajah kamu meskipun lagi merem," kata Bella. "Bahkan aku masih ingat wajah kamu meskipun belasan tahun kita nggak ketemu."Rayhan mengangguk. "Kamu pasti selalu mikirin aku sepanjang hari, ya? Seneng banget rasanya dicintai.""Emang kamu nggak mikirin aku sepanjang hari? Cuma aku aja yang dikirin kamu? Apa aja yang kamu pikirin? Kerjaan?" semprot Bella ngambek dan memanyunkan bibirnya.Rayhan tertawa melihat ekspresi Bella tiap sedang ngambek. "Aku juga harus inget sama ekspresi menggemaskan kamu ini kayaknya," ujarnya sambil menarik pipi Bella dan membuat Bella teriak kesakitan.Bella mengalungkan kedua lengannya ke leher Rayhan dan memeluknya sambil tersenyum bahagia. "Kamu akan selalu ada di pikiran aku, Ray. Dan aku nggak akan lupa wajah kamu."Rayhan membalas pelukan Bella dengan wajah sedihnya yang sejak tadi tidak berani dia tunjukka
Read more
Bab. 72 Hot News
"Bel, please .... Aku sengaja dateng ke sini buat nenangin pikiran. Kamu tahu kan, dulu aja kamu di sini semalam sama aku, mama kamu udah bikin masalah lagi. Dan kali ini aku nggak mau ada masalah kayak gitu lagi. Aku butuh nenangin pikiran.""Jadi kamu masih takut aja berurusan sama mama aku? Aku kan udah bilang, mama nggak bakalan bisa misahin kita lagi. Jadi ya udahlah, nggak usah terlalu dipikirin soal mama aku.""Iya, kamu bener. Tapi tetep aja, aku nggak mau ada masalah lagi paling nggak dalam waktu seminggu ini. Aku butuh ketenangan," pinta Rayhan. "Kepalaku pusing."Tapi bagi Bella permintaan Rayhan itu seperti ketidaksukaan kalau dirinya ada di sana bersama Rayhan. Bella menganggap Rayhan mengusirnya. "Jadi kalau aku di sini bakalan nimbulin kekacauan buat kamu? Aku bakalan bikin ribut dan ganggu ketenangan kamu gitu?""Bukan gitu maksud aku. Kamu tolong ngertiin aku sekali ini aja." Akhirnya mereka berdua malah bertengkar di saat yang tidak tepat dan sama sekali tidak pernah
Read more
Bab. 73 Konferensi Pers
'Seorang saksi mata melihat Rayhan Raditya---seorang pemilik rumah produksi ternama di Indonesia bernama SG Entertainment keluar dari villa-nya yang berada di Puncak bersama dengan Bella---artis terkenal yang saat ini sedang naik daun, subuh dini hari pada hari Senin, 21/11 kemarin. Setelah diselidiki, ternyata Rayhan yang mengajak Bella menginap di villa-nya tersebut dan mereka hanya tinggal berdua.''Tidak ada yang tahu apa yang mereka lakukan di dalam rumah, tapi dari sumber yang kami peroleh bahwa keduanya sekarang ini sedang dalam tahap PDKT atau tahap pendekatan untuk berpacaran.''Mengingat masalah yang dulu pernah timbul di antara keduanya, dan baik Rayhan maupun Bella dengan terang-terangan menolak mentah-mentah gosip yang beredar mengenai mereka, kali ini baru terbukti.''Bella mengikat kontrak dengan SG Entertainment dan sengaja membuat masalah dengannya hanya karena ingin mendongkrak popularitas, sedangkan Rayhan memaksa Bella menandatangani kontrak dengan maksud lain yaitu
Read more
Bab. 74 Pengakuan
"Bagaimana dengan Bella? Apa benar Bella yang menyukai Anda dan dia sengaja mendekati Anda untuk mendongkrak popularitasnya? Dan apa yang Anda dan Bella lakukan di Puncak malam itu? Apa kalian hanya berdua saja di rumah itu?""Ya, kami hanya berdua di sana. Saya mengambil cuti kerja dan bermaksud akan menghabiskan waktu cuti saya di Puncak, tapi ternyata Bella datang ke sana dan mencari saya. Saya dan Bella tidak melakukan apapun di sana.""Jadi Bella yang sengaja menyusul Anda ke Puncak?"Rayhan menganggukkan kepalanya. "Iya. Bella yang datang ke sana untuk mencari saya. Apa tujuan Bella mencari saya, saya rasa saya tidak perlu memberitahukan kepada kalian semua. Karena itu semua masalah pribadi dan Bella sendiri yang nanti akan menjelaskan kepada kalian semua. Tapi hanya satu yang ingin saya tegaskan di sini. Bahwa saya tidak pernah mengajak Bella ke Puncak apalagi mau berbuat mesum dengan dia. Itu semuanya tidak benar."Bella langsung berbalik dan berlari pergi dengan hati kecewa me
Read more
Bab. 75 Mengabaikanmu
Bella mengusap air matanya yang sudah meluncur membasahi pipinya. "Tetep aja kamu lebih pentingin perusahaan daripada aku. Perusahaan nggak bakal ngerasain sakit kalau dipandang rendah, perusahaan nggak bisa nangis, perusahaan juga nggak bakal sedih kalau image-nya jelek. Tapi aku? Aku manusia, Ray. Kamu tahu, hari ini kamu udah nyakitin aku. Nyakitin aku buat yang kedua kalinya, bahkan sekarang semua orang tahu.""....""Apa sih, yang kamu pikirin sebenernya? Apa kamu nggak mikirin gimana perasaan aku? Kenapa sih, kamu kayak gini? Apa menurut kamu, aku ini nggak pantes jadi pacar kamu sampai-sampai kamu nutup-nutupin hubungan kita? Apa segitu takutnya kamu, ngadepin masalah kayak gini cuma demi menjaga nama baik perusahaan kamu?"Rayhan tetap diam, berusaha tidak menatap wajah Bella yang sedang menangis. Dia menatap ke mana pun asal bukan ke tempat Bella. Untuk kali ini menghindari kontak mata dengan Bella seolah wajib dia lakukan agar dia tidak goyah akan keputusan yang sudah diambil
Read more
Bab. 76 Kecurigaan Bella
"Kamu kenapa sih, kayak gini? Apa sebenernya bukan ini yang kamu harepin dari aku?" tanya Bella tak habis mengerti dengan sikap Rayhan akhir-akhir ini padanya.Rayhan tidak menjawab."Terus apa yang kamu mau?""Kamu pulang aja. Kamu nggak bawa mobil, kan? Minta Mike buat anterin kamu." Rayhan berjalan ke atas. "MIKE, ANTERIN BELLA PULANG!"Mike yang ternyata diam-diam menguping pembicaraan mereka dari atas, langsung saja pergi sebelum Rayhan melihatnya. Dia masuk ke kamarnya dan menutup pintu kamar pelan-pelan tanpa ada suara. Wajahnya terlihat tegang, takut kepergok menguping.Bella berjalan keluar rumah dengan menangis. Mungkin tadi maksud Bella tidak bawa mobil, karena nanti pulangnya akan diantar oleh Rayhan. Tapi ternyata .... Entahlah, kenapa Rayhan berbuat seperti itu? Hal tersebut menyisakan tanda tanya besar di benaknya.Mike segera saja keluar kamar karena mendengar teriakan Rayhan memintanya mengantar Bella. Dia menoleh sebentar ke kamar Rayhan, lalu berlari menuruni anak ta
Read more
Bab. 77 Alasan yang Tersembunyi
Vicko duduk santai di sebuah taman bermain anak-anak. Di sana ada berbagai macam mainan anak, mulai dari ayunan, jungkit-jungkit, perosotan, dan masih banyak lagi. Karena ini hari Minggu, taman bermain cukup ramai dikunjungi para anak kecil beserta mama atau papanya.Kesendirian Vicko berakhir dengan kedatangan seseorang bersepatu hak tinggi yang berjalan mendekatinya. Vicko langsung menyingkirkan dua gelas kopi instan yang sejak tadi dia letakkan di sebelahnya, untuk memberi tempat orang itu duduk di sana."Silahkan duduk."Evellyn duduk di sebelah Vicko dengan setengah hati. Pandangannya lurus ke depan---melihat dua orang anak kecil bermain ayunan bersama orangtuanya. Mereka semua tampak bahagia. Berbanding terbalik dengan suasana hati dua orang yang kini duduk memandangi mereka."Kopi." Vicko menyerahkan segelas kopi pada Evellyn."Simpan saja. Aku tidak mau apa-apa dari tangan kamu," ujar Evellyn dengan dinginnya.Vicko pun menyerah dan meletakkan gelas kopi di sisi yang lain."Ak
Read more
Bab. 78 Bintang di Hati
Vicko mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang---membelah kota Jakarta. Beruntungnya dia tidak terjebak macet di jam makan siang seperti ini. Walaupun sedang memegang kendali mengemudi, Vicko tidak bisa fokus seluruhnya ke jalanan. Sebagian pikirannya tertuju ke tempat lain. Saat dia memarkir mobilnya di depan sebuah toko bunga, ingatannya tentang pertemuannya dengan Evellyn sebelum ini pun kembali terbayang di pikirannya. Ya, karena ingatan itulah yang membuatnya tidak fokus pada jalan raya sejak tadi. Flashback sebelumnya "Dulu waktu kamu meninggalkan aku, aku sedang mengandung anak kamu." "Apa maksud ucapan kamu, Evellyn?" Vicko tampak shock karena dia baru kali ini mendengar tentang hal itu. Evellyn tampak berusaha tetap tenang dan arogan seperti sebelumnya, walaupun mungkin di dalam hatinya dia merasakan sakit yang luar biasa. Akhirnya dia akan menceritakan sebuah alasan dan rahasia besar yang sebenarnya dia sudah bertekad untuk tidak akan mengatakannya pada siapapun. "
Read more
Bab. 79 Siapa Dalangnya?
Melissa masih memantau. Biar bagaimana pun pacarnya itu adalah mantan playboy ulung. Siapa tahu saja jiwa playboy nya mendadak keluar lagi begitu berurusan dengan wanita. "Tenang aja. Aku nggak akan bocorin ke siapa-siapa, kok. Jadi kamu tahu nggak, siapa orangnya?" Mike sedang berusaha membujuk. "Iya, aku yang akan tanggung jawab pokoknya. Santai aja lah." Mike terlihat menunggu dengan tak sabar. "Oke. Oh iya, sip. Makasih ya, Melda Sayang. Nanti akan aku kirim hadiah buat si kembar. Yoi. Bye ...." Mike mengakhiri sambungan telepon dengan senyum merekah. "Siapa tadi si Melda Sayang itu?" tanya Melissa sinis. "Namanya dia Melda Sayang? Aneh banget?" Mike tersenyum karena Melissa cemburu. "Nggak usah cemburu." "Siapa yang cemburu? Enggak, ya." "Melda itu dulu temen SMA aku, Mel. Dia kebetulan kerja di Daily News dari setahun yang lalu. Dia udah nikah dan punya dua anak, kok. Masa iya kamu curiga?" "Terus emang harus banget ya kamu manggilnya pake 'sayang' segala? Kan bisa bikin
Read more
Bab. 80 Rencana Gila Rayhan
"Aku sengaja memberikan kamu obat yang berbeda dengan dosis tinggi karena kamu menolak untuk dirawat. Lagipula aku kan nyuruh kamu buat istirahat di rumah. Kamu malah pergi kerja." Naura justru mengomeli Rayhan."Dirawat apa? Kamu mau ngurung aku di rumah sakit lagi? Aku baru keluar rumah sakit tiga hari yang lalu lho, Ra. Yang bener aja dong, kamu." Rayhan yang paling keberatan jika harus dirawat di rumah sakit, langsung mengajukan protes pada Naura.Naura hanya bisa menghela napas menghadapi kekeraskepalaan Rayhan. "Ray, aku nggak perlu kasih tahu kamu berkali-kali kan, tentang kondisi kamu sekarang? Jadi aku harap kamu jangan keras kepala dan nurut sama aku, please. Datang lagi ke rumah sakit. Seenggaknya kamu harus diinfus dan menjalani beberapa pemeriksaan rutin."Rayhan memahami kekhawatiran Naura. Dia juga sadar diri bahwa penyakitnya semakin parah. Tanpa obat-obatan, Rayhan tak yakin dia masih bisa bernapas sekarang ini. Tapi dirawat di rumah sakit? Dia paling benci akan hal i
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status