All Chapters of TUMBAL UNTUK MADUKU : Chapter 41 - Chapter 50
106 Chapters
Bab 41 Obat Perangsang Untuk Alina
Arkan berusaha untuk menjawab apa yang saat ini tengah dipikirkan oleh Alina kepada dirinya saat ini. Namun, dari pertanyaan Alina saat ini membuat Arkan sedikit merasakan curiga kepada dirinya."Kenapa kau tertarik untuk mengetahui mendiang istri kedua ku? Apa kau mengenali dirinya?" tanya Arkan semakin curiga.Alina mendadak gugup dan menggelengkan kepalanya dengan cepat, agar Arkan tidak curiga kepada dirinya saat ini."Tidak, aku tidak mengenalnya. Hanya saja, aku hanya tertarik ingin tau kisah kalian saat itu," jawab Alina dengan menyembunyikan rasa kegugupannya."Kenapa kau tertarik ingin tau tentang istriku Ayana? Bukan Alana atau Rizka?" tanya Arkan dengan tatapan penuh menelisik.DegSeketika Alina merasakan jantungnya mulai berdegup dengan kencangnya ketika mendengar pertanyaan dari Arkan yang kini menatap dirinya dengan penuh curiga."Entahlah, aku merasa tertarik dengan dirinya karena banyak yang mengatakan bahwa wajahku saat ini mirip dengan dirinya," balas Alina dengan m
Read more
Bab 42 Alana Hamil
Alina sudah tidak bisa menguasai tubuhnya lagi, wajahnya kian memerah dan tubuhnya terasa sangat panas saat itu.Alina tak tau lagi harus bagaimana dirinya bisa mengendalikan keinginan bodohnya."Sadar Alina, apa kau telah meminum sesuatu yang diberikan oleh mamaku saat itu?" tanya Arkan dengan mencoba menghentikan Alina yang saat ini berusaha untuk menarik pakaian milik Arkan."Tolong, Mas. Aku sudah tidak tahan." Alina merancau tidak karuan saat itu.Alina mulai menarik pakaian Arkan yang melekat pada tubuhnya dan tak lama kemudian dia pun mencium bibir Arkan dengan rakusnya.Arkan lalu melihat segelas minuman yang ada dalam nakas. Kali ini memang benar, mamanya telah berhasil menjebak dirinya yang saat itu meminta Arkan masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintunya karena Alina sedang kesurupan di dalam kamarnya.Alana yang saat itu sudah tidak bisa menaha lagi hasrat dirinya, seketika langsung melucuti semua pakaian dalamnya dan menarik tangan Arkan untuk memulai memainkan tangann
Read more
Bab 43 Rencana penumbalan Alina
Seketika jantung Alana langsung mencelos saat mendengar apa yang dikatakan oleh Arkan. Darahnya mulai mendidih dan tampak wajahnya menyembunyikan kemarahan yang luar biasa.Sementara itu, Alina tampak sedikit merasakan kecemburuan yang luar biasa saat melihat Arkan yang saat ini memeluk tubuh Alana dengan mesranya.Setelah Arkan melepas pelukannya, segera dia pun memanggil mamanya yang saat itu berada di dapur untuk memberitahukan kepadanya tentang kehamilan Alina."Mama ..., cepat ke sini, Ma!" Arkan berteriak tidak sabar.Mama Elly yang saat itu sedang sibuk menyiapkan makan malam, bergegas keluar dan menghampiri Arkan yang saat itu sedang memanggilnya."Ada apa seh Arkan? Kok kamu berteriak seperti itu?" tanya mama Elly dengan menggelengkan kepalanya.Tak lama kemudian, Arkan mengatakan kepada mamanya jika saat ini Alina sedang hamil anaknya."Mama, ada berita bagus untuk Mama," ucap Arkan dengan tersenyum ke arah mamanya."Apa?" tanya mama Elly dengan menatap wajah Arkan tak perca
Read more
Bab 44 Teror Untuk Alana
Setelah Alana pergi dari tempat tersebut, Alina seketika mulai menuju ke arah pintu gudang tersebut dan mencoba untuk masuk ke sana. Namun, saat dia mulai memutar knop pintu tersebut, tiba-tiba pintu itu menutup rapat dan kuncinya tidak bisa dibuka sama sekali.Alina berusaha untuk membuka pintu tersebut, tapi tenaganya tidak kuat untuk memutar knop pintu tersebut."Ini sangat aneh sekali, kenapa tidak bisa dibuka sama sekali? Padahal aku melihat mbak Alana pergi tanpa mengunci pintu ruangan ini," gumam Alina dalam hati.Karena tak bisa membuka pintu gudang tersebut, Alina akhirnya memutuskan untuk segera kembali ke kamarnya.Tak ada yang melihat Alina saat dia masuk ke dalam kamarnya, membuat Alina bisa bernafas lega, segera Alina menanggalkan pakaiannya dan menyimpan pakaian tersebut pada tempatnya agar tidak ada yang curiga.Alina lalu berbaring ke atas tempat tidurnya dan mulai memejamkan matanya. Hari ini Alina tidur sendiri karena Arkan tengah tidur bersama dengan Alana.Alina s
Read more
Bab 45 Makhluk Ghaib Menagih Janji
Ucapan mama Arkan tampak membuat Alana cukup tersentak mendengar apa yang dikatakan olehnya."Apa? Mas Arkan harus menemani Alina tidur setiap hari? Tidak, aku tidak setuju jika Mas Arkan tidur bersama dengan Alina setiap hari. Aku juga istrinya Ma. Aku juga ingin mendapatkan perhatian yang sama," protes Alana dengan menatap kesal ke arahnya."Sebaiknya kau jangan bersikap seperti itu, Alana. Kau jangan jadi orang yang egois, Alina saat ini tengah hamil, dia butuh lebih perhatian Arkan dari pada dirimu," ucap mama Elly menatap penuh wajah Alana.Alana tampak marah dan menggenggam erat tangannya ketika mendengarkan ucapan mama mertuanya yang terus menaruh perhatiannya pada Alina."Alana, sebaiknya kau jangan salah paham dulu, Alina saat iniemang perlu perhatian lebih, dia sedang hamil dan aku memang harus memberikan perhatian lebih pada Alina. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Alina dan bayinya jika terlalu banyak pikiran, Alana," tutur Arkan mencoba untuk menjelaskan kepada Alana.
Read more
Bab 46 Janji Tumbal
Alana tercekat saat mendengar suara ghaib yang menuntut sebuah tumbal setelah sekian lama dia menunda untuk menumbalkan Alina."Tumbal? Haruskah aku melakukan lagi?" tanya Alana dengan nada dan wajah ketakutan.Makhluk tak kasat mata itu lalu tiba-tiba keluar dari balik cermin dengan cepat."Jangan pernah mencoba untuk membohongiku, Alana. Kau sudah berjanji akan memberikan diriku tumbal, sekarang aku mengih janji itu."Makhluk ghaib itu terlihat mendekati wajah Alana dan keluar dari cermin itu.Air liur yang menetes pada mulut makhluk ghaib itu tercium bau anyir dari mulut makhluk tak kasat mata itu.Alana menutup kedua matanya dengan wajah ketakutan.Makhluk ghaib itu terus menatap penuh intimidasi, dan tercium bau menyengat pada hembusan nafasnya bau busuk, hingga membuat Alana harus menahan nafasnya.Alana semakin ketakutan, kala makhluk ghaib itu mengitari tubuhnya."A-aku akan menumbalkan Alina untukmu, tapi tunggu waktu yang tepat. Sungguh, aku tidak bisa mengajaknya keluar unt
Read more
Bab 47 Merasakan Kejanggalan
Semuanya tampak panik dan cemas, ketika mendengar kabar berita yang disampaikan oleh pelayannya, jika saat ini mama Elly tiba-tiba jatuh pingsan di sana."Kau tidak usah cemas, aku akan melihat keadaan mama di rumah, sebaiknya kau bersikap tenang, agar papa tidak curiga dan tidak mencemaskan mama," pesan Arkan sebelum dia pulang."Bang Arkan tolong kabari Azriel ya," ucap Azriel sebelum abangnya pergi"Aku akan mengabarimu secepatnya, aku pulang sekarang." Arkan bergegas pergi meninggalkan ruangan tersebut.Tak menunggu lama, akhirnya mobil Arkan sudah terparkir di sana, segera dia keluar dari dalam mobilnya dan bergegas masuk ke dalam rumahnya.Tampak bi Ratih yang saat itu sangat cemas, sedang berjalan ke arahnya."Den, mari ke kamar Bu Elly," ajak bi Ratih dengan wajah cemasnya.Arkan menganggukkan kepalanya dan bergegas masuk ke dalam kamar mamanya, terlihat di sana ada bi Ina yang saat itu tengah menunggunya.Beberapa saat kemudian, Alana masuk ke dalam untuk mengantarkan makanan
Read more
Bab 48 Cemburu Dengan Dosen
Arkan sepertinya terkejut dengan apa yang dikatakan oleh mamanya saat ini.Sejenak dia pun bertanya pada dirinya saat ini, apakah yang dikatakan oleh mamanya saat ini benar? Ia pun memutuskan untuk mencari tau kebenarannya sendiri nanti."Sebaiknya kau lebih berhati-hati lagi dengan istrimu, Arkan," ucap mama Elly mulai memperingatkan dirinya.Arkan pun menganggukkan kepalanya, saat ini dia tidak mau berspekulasi dini tentang Alana, seperti yang diceritakan oleh mamanya."Sebaiknya mama beristirahat, Arkan tidak mau papa tau jika mama saat ini sedang jatuh pingsan.""Aku baik-baik saja, Arkan. Mungkin Minggu depan, aku mau ruqyah ke ustadz Azzam. Mama dapat referensi dari teman-teman pengajian mama di sana," balasnya dengan tersenyum ke arahnya."Terserah mama, kalau itu menurut mama baik. Arkan akan mengantarkan Mama ruqyah nanti," balas Arkan dengan tersenyum ke arahnya."Di mana Alina?" tanya Mama Elly menatap cemas."Dia masih di kampus, Ma. Mungkin sebentar lagi dia pulang," bala
Read more
Bab 49 Mencurigai Alana
Arkan tampak sangat cemburu kala melihat istrinya yang saat itu terlihat dekat dengan dosen pembimbingnya."Kamu jangan dekat-dekat sama lelaki lain, Alina. Kamu wanita yang sudah bersuami, kau harus ingat itu," peringat Arkan dengan menatap tegas ke arah Alina.Alina hanya terdiam dan menarik nafasnya dengan panjang ketika Arkan saat ini terlihat mulai cemburu kepada dirinya."Kita pulang sekarang!" ajak Arkan dengan menarik tangan Alina.Alina hanya terdiam dan mengikuti langkah Arkan menuju ke arah mobilnya.Beberapa menit kemudian, mereka pun sampai di depan pintu mobilnya dan tak lama kemudian mereka pun masuk ke dalam mobilnya.Tampak suasana hening di dalam mobil tersebut. Alina yang sedikit kesal dengan sikap suaminya, terlihat tidak mengatakan sepatah kata pun ketika mereka berdua ada di dalam mobil tersebut.Arkan melirik ke arah istrinya yang terlihat merengut memajukan kedua bibirnya ke depan, membuat dirinya harus menepikan kendarannya sejenak."Kenapa denganmu, Alina? Ka
Read more
Bab 50 Menagih Janji Alana
Alana semakin tidak terkendali saat melihat Arkan yang memberikan perhatian lebih kepada Alina membuat dirinya semakin kesal dengan Alina.Alana yang kalap, langsung menarik tangan Arkan hingga Alina akhirnya terjatuh ke bawah.Alina menjerit kesakitan saat itu. Arkan yang melihat Alana melakukan hal itu kepada Alina, dengan cepat langsung mendorong tubuh Alana ke belakang."Alana, cukup! Hentikan tingkah lakumu itu! Kau bisa mencelakakan Alina," geram Arkan dengan menaikkan dua oktav nada bicaranya.Alana tampak tertegun saat mendengar apa yang dikatakan oleh Arkan."Berhentilah untuk cemburu buta. Mengertilah bahwa saat ini Alina tengah mengandung anakku! Jangan merasa kamu istri pertama, kamu bisa seenaknya berbuat seperti itu kepada madumu!" imbuh Arkan lalu segera menggendong tubuh Alina yang saat ini tengah kesakitan.Arkan dengan wajah cemasnya lalu segera membawa Alina menuju ke klinik kandungan dekat rumahnya.Alana hanya bisa menangis di sana sambil menjambaki rambutnya send
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status