All Chapters of TUMBAL UNTUK MADUKU : Chapter 21 - Chapter 30
106 Chapters
Bab 21 Kemarahan Alana
Arkan semakin tersentak dengan apa yang dikatakan oleh mamanya saat ini, sejenak dia mulai merasakan ada sesuatu yang mengganjal dari peristiwa yang terjadi saat ini.Bi Ina yang kini membantu menyadarkan mama Elly dengan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an membuat Arkan mulai tertegun."Tuan, sebiknya Tuan memanggil Ustadz ke sini untuk membantu mengusir jin yang ada di rumah ini," Bi Ina memberi saran kepada Arkan agar dirinya mau memanggil seorang ustadz ke rumahnya."Aku akan memikirkan nanti, terima kasih sudah membantu menyadarkan mamaku saat ini," Arkan sedikit menolak saran bi Inah.Tak lama kemudian, Arkan menoleh ke arah mama Elly yang saat ini masih merancau sendiri."Mama, hentikan merancau seperti ini, Ma," Arkan berusaha menenangkan mamanya yang saat ini terlihat menatap kosong ke arah depannya."Kau harus menyingkirkan wanita itu, Arkan. Dia memiliki kekuatan setan jahat di tubuhnya. Alana adalah pengabdi setan," mama Elly merancau sambil menatap penuh wajah anaknya.Arka
Read more
Bab 22 Mama Elly Kesurupan
Suara riuh terdengar seketika. Para tamu undangan dikejutkan dengan peristiwa yang sulit dipikirkan lewat nalar mereka.Wajah mama Elly memucat tatkala Alana mendesak masuk diantara para tamu yang saat itu berdesakan untuk melihat keadaan mama Elly yang masih mendelik dengan mulut menganga."Maaf, tolong jangan berkerumun di sini, silahkan keluar!" Pak Abraham tampak sedang mengusir para tamu yang saat itu tampak heran dan pemasaran dengan kondisi mama Elly yang kesurupan.Bi Ina yang dipanggil oleh Arkan untuk membacakan ayat kursi untuk mengusir setan yang mungkin berada di sana, tampak memucat dengan keringat yang sudah membasahi pelipisnya."Bi Inah, tolong bacakan ayat-ayat suci Al-Qur'an yang kemarin Bibi bacakan untuk mama," pinta Arkan dengan mendekatkan bi Ina ke arah mama Elly.Tubuh bi Ina tampak bergetar ketika ia mendekati mama Elly yang tampak melotot ke atas dengan mulut masih menganga.Dengan wajah ketakutan bi Ina mencoba untuk membaca ayat suci Al-Qur'an tersebut.
Read more
Bab 23 Firasat
Alana mulai marah ketika Bi Ina mencoba untuk menolong mama mertuanya saat ini. Namun, saat itu dia tidak ada pilihan lain kecuali harus menyingkir terlebih dahulu agar bisa melaksanakan rencananya untuk membawa Ayana pergi dari sana di saat Arkan hendak membaw pergi mama mertuanya ke pengobatan Rukiyah di suatu tempat.Alana lalu mulai meminta ijin kepada suaminya untuk pergi ke yayasan yatim piatu, di mana dulu dirinya tengah di besarkan di sana."Mas, aku ingin pergi," pamit Alana.Arkan menatap curiga, lalu dia bertanya kepada dirinya."Mau pergi kemana?" tanya Arkan dengan tatapan penuh menelisik."Mau pergi ke panti asuhan. Mau membagikan makanan untuk anak yatim di sana. Aku mau minta do'a untuk Ayana, agar dia dan bayinya sehat-sehat sampai hari kelahirannya," ucap Alana dengan tersenyum ke arahnya.Arkan seolah terenyuh mendengar apa yang dikatakan oleh Alana saat ini. Ia pun tanpa sadar mulai tersihir saat menatap kedua mata Alana."Baiklah, kalau begitu kamu hati-hati ya,"
Read more
Bab 24 Tumbal Untuk sang Madu
Saat mobil itu melewati sebuah hutan kecil, tiba-tiba mobil itu berhenti di tengah jalan.Tampak pak Karto terlihat sangat heran. Beberapa kali dia memutar kincinya dan berusaha untuk menyalakan mesin mobilnya, tiba-tiba tidak bisa."Maaf Non, saya mau lihat kap mesin mobil dulu, barangkali ada yang bermasalah pada mesin mobilnya," ucap Pak Karto."Iya Mang, silahkan," jawab Ayana menatap wajah Pak Karto dari arah spion dalam mobilnya.Tak lama kemudian, pak Karto langsung bergegas keluar dan mulai membuka kap mesin mobilnya. Sementara itu, Ayana tampak sedang memutar musik pada benda pipihnya, tiba-tiba suasana diluar mulai berkabut, tampak jalanan semakin gelap, hingga terasa angin sepoi-sepoi menusuk kulit Ayana yang masih di dalam mobilnya.Ayana menoleh ke sekelilingnya, waktu sudah hampir mau magrib, suasana tampak sudah sangat sepi dan mulai gelap, tak ada cahaya lampu sebagai penerang.Bulu kuduk Ayana mulai meremang tatkala dia rasakan ada hiliran agin yang berhembus mengenai
Read more
Bab 25 Kecelakaan
Setelah membunuh dan menumbalkan Ayana dengan cara kejinya, Alana bergegas meninggalkan tempat tersebut dan membiarkan daging mayat itu dimakan belatung yang kini mulai hinggap di tubuh Ayana secara ghaib.Alana sekilas menatap tubuh Ayana sudah dimakan makhluk-makhluk melata itu, membuat dirinya tak tahan dan memuntahkan isi perutnya.Ia kemudian berlari meninggalkan gubug itu dengan membawa toples besar berisi janin Ayana di sana. Alana lalu berjalan menuju ke arah mobilnya dan kini membuka bagasi mobilnya dan diletakkan toples itu di sana. Untuk menghilangkan kecurigaan suaminya, dia pun kini menuju ke arah panti asuhan untuk memberikan beberapa kotak makanan untuk para anak yatim di sana tanpa merasa bersalah sedikitpun setelah apa yang dilakukan olehnya.Sementara itu, pak Karto yang sudah selesai membetulkan mesin mobilnya, segera menutup kap mobilnya. Karena kelamaan membetulkan kap mobilnya, membuat dirinya tidak sadar jika Ayana telah keluar dari dalam mobilnya.Pak Karto l
Read more
Bab 26 Arwah Ayana Muncul
Tubuh Arkan mulai merasakan gemetar, saat mendengar kalimat petugas itu kepadanya.Seketika tubuh Arkan merosot ke bawah dengan wajah mulai pucat pasi.Abraham yang saat itu melihat putranya sedang meraung saat dia menangis, seketika pak Abraham langsung datang menghampiri dirinya."Ada apa? Apa yang terjadi Arkan?" tanya pak Abraham dengan wajah bingungnya."Pak Karto dan Ayana telah mengalami kecelakaan Pa. Pak Karto dikabarkan telah tewas seketika di tempat kejadian," cerita Arkan dengan menangis tersedu di sana.Bagaikan disambar petir, tubuh Abraham langsung merosot ke bawah dan mulai memegangi jantungnya yang terasa sangat sakit ketika ia mendengar hal buruk yang saat itu tengah menimpa menantunya.Arkan yang saat itu melihat ayahnya yang tampak sedang merasakan jantungnya mulai kambuh, segera melakukan pertolongan pertama lalu menelpon ambulance untuk segera membawa ayahnya pergi menuju ke rumah sakit.Sementara itu, Arkan menitipkan ibunya kepada ustadz dan meminta bi Ina data
Read more
Bab 27 Soup Daging Mayat
Malam pun telah tiba, suasana hening kian terasa di sana. Alana tampaknya sedang menunggu waktu yang tepat untuk memasak janin yang akan diberikan kepada seluruh penghuni rumah ini.Saat dia mengambil toples besar berisi sebuah janin, tiba-tiba ia mendengar suara jeritan tangisan bayi dalam ruang tidurnya.Alana tampak terkejut dan ketakutan pada awalnyaKeringat dingin tampak sudah membasahi tubuhnya kala itu, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang ada di sana, tak ada siapapun di sana, hingga membuat dirinya semakin yakin, jika suara itu adalah janin yang berada di dalam toples tersebut.OekOekOekKian lama kian terdengar suara tangisan bayi tersebut hingga membuat Alana merasakan bulu kuduknya mulai merinding.Alana melihat isi toples yang dibawanya, ia terkejut ketika toples tersebut mulai bergerak sendiri dan seperti ada yang menarik ke atas ingin segera membuka toples tersebut.Alana sekuat tenaga menutup toples yang saat itu sempat berputar bergerak sendiri hen
Read more
Bab 28 Teror Hantu Ayana
Alana meneguk ludahnya susah payah, ketika mendengar apa yang ditanyakan oleh suaminya.Apakaha yang harus dikatakan oleh Alana kepada suaminya saat ini?"Kenapa kamu terdiam? Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Arkan menatap istrinya yang termangu dalam lamunannya.Alana seketika terkesiap menatap wajah Arkan yang saat ini sedang menatap dirinya."Tidak, aku tidak sedang memikirkan apapun saat ini," jawab Alana dengan menggelengkan kepalanya dengan cepat.Ia kemudian melihat soup yang dimakan oleh suaminya sudah tinggal sedikit, ia pun berniat untuk mengambilkan soup itu untuk suaminya lagi.Arkan menangkap sesuatu yang aneh pada gelagat istrinya saat ini. Namun, ia tidak mengatakan apapun, ia pun mencoba untuk memperhatikan sikapnya terlebih dahulu."Mas, ini soupnya lagi." Alana memberikan mangkok berisi soup itu kepada suaminya.Arkan tampak memperhatikan Alana ya g sejak tadi tidak sedikitpun menyentuh soup yang dia buat sendiri."Duduklah!" titah Arkan kepada istrinya.Alana lalu
Read more
Bab 29 Ayana ditemukan dalam keadaan Tewas
Bi Ratih lari terbirit-birit ketika mengingat apa yang terjadi di kamar Ayana. Nafas tuanya tampak sersengal-sengal saat dia kini terduduk diantara pelayan yang lain yang menolong dirinya setelah berteriak memanggil namanya."Minumlah Bi Ratih," ucap kang Dirman menatap wajah bi Ratih yang saat ini masih ketakutan.Wanita empat puluh lima tahun itu lalu menenggak minuman tersebut hingga tandas, matanya tampak kosong saat menatap semua pelayan yang tengah mengerumuni dirinya setelah ia mengalami peristiwa yang tak pernah dia alami sebelumnya."Katakan kepada kami, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Bi Ratih berteriak seperti itu?" tanya pak Dirman kembali menatap wajah bi Ratih yang saat ini terlihat mulai memucat."Aku melihat nona Ayana di dalam kamar itu menjadi sosok yang menyeramkan. Perutnya terbelak dan aku melihat wajahnya tampak sangat pucat. Dia menjadi hantu sekarang," cerita Bi Ratih yang membuat bulu kuduknya kembali berdiri.Semua pelayan tampak saling melempar pandangan
Read more
Bab 30 Misteri Kematian Ayana
Setelah menemukan mayat Ayana dalam keadaan tragis, kini Arkan terpaksa harus mengabari keluarganya bahwa Ayana sudah ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia.Ia meminta bantuan adiknya untuk mengurus prosesi pemakaman setelah otopsi sudah selesai.Sementara menunggu hasil otopsi dari pihak kepolisian, Arkan terpaksa harus menyusul mama dan Bi Ima di rumah Ustadz Azzam setelah mama Elly bersih keras untuk meminta pulang ke rumahnya.Setibanya Arkan di sana, semuanya tampak tak percaya, begitupun dengan mama Elly yang saat itu terlihat menangis histeris mengetahui menantu dan calon cucunya sudab dalam keadaan tak bernyawa lagi.Kematian orang yang sangat dicintai itu, membuat mama Elly enggan untuk makan walau hanya sekedar mengisi perutnya sedikit yang sejak pagi tadi belum terisi sama sekali.Arkan meminta bibi Ina untuk menghangatkan soup daging yang dibawanya dari rumahnya."Makanlah dulu Ma, baru kita akan pulang," bujuk Arkan sembari menyendokkan daging soup dari mangkoknya
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status