Semua Bab Lihat Aku, Suamiku! : Bab 21 - Bab 30
50 Bab
bab 18
Bab 18 7 tahun berlalu "Dimana sebenarnya kalian!" Teriak Gani sambil menendang ban mobil. Ia emosi karena tak menemukan jejak Mahira di manapun.Karena ingin memastikan kembali, Gani pun membuka gerbang. Berniat untuk masuk memastikan kembali ada orang atau tidak di Villa orang tuanya.Ia pun mulai melangkah masuk, sepi, sunyi, gelap, suasana itu yang menghinggapi Villa tersebut. Tak ada tanda kehidupan di sana.Gani mencoba berkeliling ke samping. Ia mencari celah agar bisa mengintip. Namun, sayang. Gani tak bisa melihat apa pun karena jendela tertutup gordeng.Gani pun dengan gontai keluar dari Villa dan berjalan kearah mobil. Ia memutuskan untuk pulang dan mengistirahatkan tubuhnya.Tubuhnya begitu lelah, seharian ini, dia menghabiskan waktu untuk mencari Mahira seharian ini, hingga tenaganya terkuras habis.Saat dia akan menjalankan mobilnya. Ponsel di dalam sakunya berdering. Dengan malas, ia mengambil ponselnya dan melihat id si pemanggil.Matanya membulat sempurna saat mel
Baca selengkapnya
bab 19
Bab 19 Tanpa sadar Tak terasa sudah 7 tahun aku pergi dan menghilang dari tempat yang penuh luka. 7 tahun lalu, aku memberanikan diri pergi jauh ketempat yang bahkan belum aku kunjungi sebelumnya.Saat itu, aku bersyukur bisa bertemu mertuaku, ah, mungkin tidak! tepatnya mantan mertua. Mereka lah yang membantu kepergianku. Jika tidak ada mereka, aku takan ada di tempat ini.Tempat yang belum aku singgahi sebelumnya, tempat yang masih terasa asing untukku. Tapi sekarang, tempat dan kota ini membuatku sangat bahagia.Saat datang ke kota ini, mantan mertuaku sudah menyiapkan semuanya. Mereka pun menyuruh bi Karti untuk menemaniku serta satu orang lagi yang di tugaskan menjadi supir.Saat sampai di kota ini, yang pertama aku lakukan adalah mendatangi psikiater, karena mantan mertuaku begitu kekeh terus menyuruhku berkonsultasi agar aku bebas dari traumaku.Setelah 3 bulan berkonsultasi, sedikit demi sedikit, aku sudah bisa melupakan dan mengiklashkan semua.Aku memaafkan kesalahan men
Baca selengkapnya
bab 20
Bab 20. Maaf anda Siapa lSetelah Albi pergi di bawa oleh Raihan, Mahira kembali menerusakan aktivitasnya yang sedang membuat kueh. Ia dengan semangat menuangkan resep-resep baru.Saat dia akan meletakan wayang ke dalam oven. Tiba-tiba, loyang yang sedang ia pegang terjatuh. Semua adonan kueh yang barusan ia buat berceceran di lantai"Astaghfirullah," Mahira terpekik kaget. Tiba-tiba, ia teringat Albi, dia merasakan hal yang tak biasa. Dia pun memanggil asisten rumah tangganya untuk meminta membereskan adonan kueh yang terjatuh.Setelah itu, ia langsung pergi menuju kamar untuk mengambil ponsel berniat menelpon Meisa untuk menanyakan kabar Albi.Mahira dengan cepat mencari kontak Meisa dan langsung menekan tombol panggilan, Mahira semakin gelisah karena Meisa sama sekali tak mengangkat panggilannya. Mahira tak menyerah, ia langsung mencari kontak Raihan dan memanggilnya.Mall.Albi masih terus memeluk kaki Raihan, Ia menangis dengan masih memegang ice cream, sambil menangis sesekali
Baca selengkapnya
bab 21
Bab 21 Kenapa kalian di sini "Maaf, Anda siapa?" tanya si wanita itu yang tak lain adalah Mahira. Ia berusaha setenang mungkin saat melihat Gani. Padahal hatinya ketar-ketir.DegMendengar ucapan wanita di depannya, Gani terdiam. Ia memandang lekat-lekat wajah wanita itu, Gani yakin, bahwa wanita di depannya adalah Mahira. Tapi, penampilannya sangat jauh dengan Mahira dulu. Mahira dulu sangat sederhana, sedangkan wanita yang berada di depannya tampil dengan elegan dan glamour.Yang membedakan Mahira dan wanita di depannya adalah, rambut. Dulu Mahira mempunyai rambut panjang. Namun, wanita di depannya mempunyai rambut sebahu."Maaf, mungkin hanya mirip," ucap Gani pada wanita di depannya. Tapi, dalam hati kecilnya. Ia yakin bahwa wanita di depannya adalah Mahira. Buktinya saat dia memanggil dengan nama Mahira, wanita di depannya langsung menoleh. Tidak! kali ini, Gani akan memastikan sendiri, wanita itu Mahira atau bukan, jika benar, wanita itu adalah Mahira, ia takan melepaskannya l
Baca selengkapnya
bab 22
Bab 22 Mahira Yang Berbeda "Ga-Gani," ucap sang mama terbata-bata. Ia tak menyangka bahwa putranya ada di hadapan mereka.Kini Mahira tak bisa lagi menghindar.Gani menatap sang mamah dengan tatapan nyalang. Bagaimana bisa mamahnya berada disini, itu berarti selama ini orang tuanya tau tentang keberadaan Mahira.Selama ini, mereka tau bagaimana perjuangan Gani untuk mencari Mahira. Tapi, kenapa mereka menutupi apa yang selama ini Gani cari.Setelah sekian lama saling diam. Gani pun maju kearah mereka."Jadi, selama ini mamah, papah tau, keberadaan Mahira?" tanya Gani. Ia berusaha berbicara setenang mungkin. Padahal, emosinya sudah di ubun-ubun. Bagaimana bisa kedua orang tuanya menutupi semua."Ga-Gani, mamah bisa jelasin semuanya," jawab sang Mamah. Ia tau, putranya kecewa padanya."Jelasin gimana, Mah!" ucap Gani lagi dengan suara yang lebih keras.Seketika Albi yang di dekat Mahira mengeraskan tangisannya karena mendengar suara Gani.Mendengar tangisan anak kecil. Seketika, tatapa
Baca selengkapnya
bab 23
Bab 23 Rencana besar GaniLamunan Gani buyar saar seseorang menepuk pundaknya. Gani pun menoleh ke belakang."Papah!" lirih Gani. Ternyata sang papah lah yang menepuk pundaknya.Papah Gani pun duduk di tempat yang tadi di duduki oleh Mahira."Kamu ga nanyain, Gan. Alesan kami nyembunyiin Mahira dari kamu?" tanya sang papa setelah mereka saling diam.Gani menatap sang papah dengan tatapan malas. Dia kecewa pada orang tuanya. Bagaimana bisa mereka setega itu padanya.Gani menghela napas sejenak. Ia berusaha berbicara dengan lembut. Padahal, emosinya sudah di ubun-ubun."Papa, kan, tau, gimana susahnya selama dua tahun nyari Mahira. Kenapa kalian tega sama Gani, Pah?" ucap Gani. terdengar nada keputus'asaan dan kekecewaanya dari nada bicaranya.Sang papah tersenyum. Seperti biasa. Pembawaanya selalu kalem dalam situasi apa pun. Ia tau bahwa sang putra tengah kecewa."Gani, Papah pun pernah ngelakuin kesalahan sama kaya kamu. Dulu Papah hampir kehilangan mamahmu yang sedang mengandung kam
Baca selengkapnya
bab 24
Bab 24 Senjata Gani Sebulan setelah meninggalkan Mahira dan putranya. Gani langsung bergerak cepat. Hal yang pertama ia lakukan adalah pergi ke kantor catatan sipil untuk mendaftarkan pernikahannya secara resmi. Berbekal surat keterangan nikah siri yang selama ini Gani simpan, Ia bisa mendaftarkannya secara mudah walau tanpa kehadiran Mahira.Lalu, berkat kekuatan uang dan koneksi, Gani pun dengan mudah memasukan nama Mahira dan nama putranya Albi kedalam kartu keluarga, hingga kini Albi mempunyai akte kelahiran.Ia berani berbuat nekad karena ia tau dari bi Karti bahwa Mahira belum menikah lagi, dan lelaki yang selama ini di panggil ayah oleh Albi adalah orang tetangga yang sangat menyayangi Albi.Mengetahui kenyataan yang sesungguhnya tentu membuat rasa percaya diri Gani meningkatDan sebelum menjalani misinya, Gani pergi ke kantor pengacara milik temannya."Lu yakin mau buat perjanjian kaya gini, Gan? tanya Aldo yang tak lain adalah teman Gani yang berpropesi sebagai pengacara.
Baca selengkapnya
bab 25
Bab 25 Syarat yang aneh Gani berjalan kesana kemari setelah mengirim pesan pada Mahira.Rasa gugup menderanya. Kali ini, ia seperti abg yang sedang jatuh cinta.Beberapa kali ia bercermin dan melihat dirinya, memastikan kembali tampilannya. Ia ingin tampil sebaik mungkin di depan Mahira.Kali ini, Gani bukan seperti Gani yang selalu bersikap dingin dan kejam. Ia berusaha merubah sikapnya agar bisa menjerat Mahira dalam pesonanya.Ia terus mundar mandir kesana kemari, ia bergidik ketika membayangkan bagaimana reaski Mahira saat tau bahwa dirinyalah yang menculik Albi.Setelah sibuk dengan pikirannya sendiri. pintu terdengar di ketur dari luar. Ia tau, itu pasti Mahira.Sebelum membuka pintu, ia berjalan lagi kearah cermin memastikan bahwa penampilannya sudah sempurna.•••Setelah Gani berhasil menarik tangan Mahira yang sedang mengamuk, Gani pun membawa Mahira kedalam pelukannya. Gani sengaja memeluk Mahira dengan erat agar Mahira tak terus memberontak.Tapi Gani salah, dia berharap
Baca selengkapnya
bab 26
Bab 26 Benar benar berjuang Mahira mengambil surat yang berada di tangan Gani. Ia membacanya dengan seksama.Isi perjanjiannya itu tertulis.Pihak pertama adalah Samuel Gani, sedangkan pihak kedua adala Arsana Mahira.1 Pihak ke dua harus menyetujui permintaan untuk kembali menikah dengan pihak pertama secara iklas dan ridho.2 Pihak kedua harus menjalankan tugas sebagai istri dengan baik dan mengikuti semua perintah dari pihak pertama.3 Pihak kedua dilarang memanggil Bapak, Pak, Tuan, kamu, kau atau Anda pada pihak pertama. Disarankan memanggil, Mas, Sayang, Darling atau panggilan manis lainnya kepada pihak pertama.4 Pihak pertama takan menuntut hak batin pada pihak kedua, kecuali pihak kedua yang memintanya. Maka dengan senang hati pihak pertama akan memberikannya.5 Pihak kedua wajib menerima nafkah dari pihak pertama dan menggunakannya.6 Jika pihak kedua sudah bisa mengambil hati pihak pertama. Maka pihak pertama akan memberi tau dimana keberadaan Albi pada pihak kedua.Mahira
Baca selengkapnya
bab 27
Bab 27 Cih, cinta katabya "Sial!" rutuk Gani dalam hatinya. Ia, benar-benar merutuki ucapannya yang tadi mengancam Mahira. Sudah dua jam lebih dia di dalam mobil bersama Mahira. Dirinya begitu tersiksa saat ini.Diam-diam, Gani melirik Mahira. Terdengar bahwa napas Mahira sudah lembut teratur, pertanda Mahira sudah terlelap.Gani mengibas-ngibaskan tangannya ke depan wajah Mahira, ia memastikan bahwa Mahira sudah terlelap atau belum. Ternyata, Mahira tak merespon. Gani sedikit bernapas lega karena menyangka Mahira sudah benar terlelap.Dengan perlahan, Gani membuka pintu. ia bergerak dengan perlahan sekali agar Mahira tidak terbangun.Saat Gani turun, Mahira membuka matanya. Sedari tadi, Mahira sama sekali tak tertidur. Ia hanya memejamkan matanya. Rasanya terlalu memuakan berada dekat dengan mantan suaminya.Ia mencabut kunci mobil lalu keluar dari mobil. Ia, terus berjalan kedalam rumah tanpa menoleh lagi ke belakang. Raganya terlalu lelah. Ia ingin secepatnya mengistirahtkan diri,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status