All Chapters of Wanita Tawanan 1 Juta Dolar: Chapter 61 - Chapter 70
125 Chapters
Bab 61: Kemarahan Jhonatan
Jhonatan seolah tak merasakan lelah sedikit pun setelah melakukan perjalanan jauhnya. Dia langsung pergi ke rumah sakit bersama Joyce untuk menemui sang ibu yang masih dirawat secara intensif. Laki-laki itu tak dapat membendung air mata saat dirinya menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri betapa memprihatinkan kondisi sang ibu."Ibu!" Jhonatan menghambur pada sang ibu. Dia menangis sejadinya sambil memegangi kedua tangan ibunya yang terpasang infus.Anneliese merespon putra tirinya itu dengan sedikit menggerakkan tangan. Ada bulir air mata yang mengalir dari ujung matanya. Joyce tak kuasa meneteskan air mata juga melihat pertemuan yang mengharu biru antara ibu dan anak itu setelah bertahun-tahun mereka tidak bertemu."Ibu, aku ada di sini! Ibu jangan khawatir ya. Mulai hari ini, Jhonatan akan tinggal di Wichita untuk merawat Ibu," ucap Jhonatan tulus sambil tak henti menggenggam tangan ibundanya.Perlahan, Jhonatan menghapus air mata yang terus mengalir dari sela mata Anneliese. Hat
Read more
Bab 62: Mencari Jejak Lola
Kondisi Anneliese jauh lebih baik saat Jhonatan ada di dekatnya dan senantiasa mendampinginya. Akan tetapi untuk pemulihan penyakitnya jelas masih sangat panjang waktunya.Jhonatan tetap setia menunggui ibu sambungnya setiap waktu. Bahkan dirinya mengetahui jika sampai detik ini, Anneliese masih belum melupakan putri kandungnya yaitu Lola. Nama Lola selalu disebut setiap ibunya itu terlelap."L ... Lo ... La." Suara yang lirih dan samar terdengar dari mulut Anneliese lagi.Jhonatan terdiam di samping sang ibu sambung. Dia merasa sangat prihatin karena sampai sekarang Lola masih belum kembali ke rumah. Joyce menghampiri Jhonatan dengan tatapan sedih."Bahkan di saat Nyonya sedang sakit parah seperti ini, beliau masih terus menyebut nama putrinya," ucap Joyce sedih. "Di mana kamu, Nona Lola?"Rasa bersalah kembali hinggap di perasaan Jhonatan. Pasalnya dia sempat mengetahui keberadaan Lola. Beberapa kali mereka juga bertemu di San Francisco diam-diam. Jhonatan berniat untuk mengatakan k
Read more
Bab 63: Bertemu Dengan Virginia
Jhonatan sangat yakin dengan keterlibatan Virginia atas kepindahan Lola. Dia langsung membuka blokir nomor milik Virginia. Jika bukan karena masalah Lola, dia sangat tidak ingin berurusan dengan Virginia yang selalu mencoba menggodanya.Jhonatan menunggu Virginia mengangkat telepon darinya dengan perasaan harap-harap cemas. Akan tetapi, wanita itu tidak mengangkat teleponnya. Jhonatan tak berputus asa. Dia terus mencoba selama beberapa kali, namun Virginia tetap tidak dapat dihubungi."Hm ... sepertinya aku harus datang ke kampus mereka. Mungkin pada saat jam istirahat, aku bisa menemuinya," gumam Jhonatan.Jhonatan tak tergesa-gesa. Dia tetap menunggu waktu yang tepat untuk bisa datang ke kampus Lola. Dirinya memutuskan datang pada jam makan siang. Untung saja dirinya masih ingat di mana letak ruangan fakultas tempat Lola menuntut ilmu. Dengan sembarang, dia bertanya pada salah satu mahasiswi di sana."Permisi, Nona. Maaf mengganggu waktumu," kata Jhonatan yang sudah menepuk pundak m
Read more
Bab 64: Fakta Yang Dimanipulasi
Jhonatan dilanda rasa kesal sekaligus kebingungan. Masalahnya dia sudah mengorbankan banyak waktu untuk menunggu Virginia, namun wanita itu malah memanfaatkan kesempatan."Lebih baik aku pulang saja. Sepertinya ini tidak akan sesuai dengan harapanku," gumam Jhonatan pada akhirnya.Baru saja dia mau beranjak dari tempatnya, Virginia kembali menghubunginya. Dengan malas, Jhonatan mengangkat telepon itu."Jhonatan, kau ada di mana sekarang? Aku sudah menunggumu lama sekali." Suara Virginia terdengar manja di ujung telepon.Jhonatan mengerlingkan matanya, muak. "Harusnya aku yang bicara seperti itu padamu! Kau sudah membuatku menunggu sangat lama! Kau bilang kita bertemu di lounge, kenapa sekarang jadi di dalam kamar hotel?""Aku berubah pikiran. Aku lelah setelah bekerja tadi. Jadi aku memutuskan untuk bersantai sejenak sambil menginap. Makanya aku memintamu bertemu di dalam kamar hotel." Virginia berdalih. "Jadi, kau sudah berada di hotel? Kalau begitu, langsung saja masuk ke kamar.""A
Read more
Bab 65: Rasa Frustasi Jhonatan
Pergulatan mereka semakin memanas di atas ranjang. Tubuh polos keduanya sudah terekspos. Virginia semakin merasa bergairah melihat tubuh atletis Jhonatan, berbeda dengan ayahnya, Noah yang memiliki tubuh gemuk dan perut buncit.Virginia merebahkan diri di tempat tidur. Dia sudah tak sabar untuk menerima jamahan dari Jhonatan lebih intens dan mendalam lagi pada tubuhnya itu. "Sentuh aku, Jho," pinta Virginia dengan suara yang mendayu manja.Jhonatan benar-benar sudah dipengaruhi oleh alkohol. Sekilas dia melihat sosok wanita yang tengah bersamanya sebagai Lola, sang adik tiri yang diam-diam dia cintai."Hah?" Jhonatan terkejut. Dia berusaha mengerjapkan matanya berkali-kali, merasa salah melihat. Akan tetapi, di matanya justru terlihat benar-benar Lola yang sedang berbaring tanpa mengenakan busana. Apalagi sebutan Jho yang dia dengar, biasanya hanya Lola yang memanggilnya dengan sebutan itu.Semakin yakin jika Lola yang ada di sampingnya pada saat ini, membuat gairah Jhonatan semakin
Read more
Bab 66: Pertemuan Yang Mengharu Biru
Berbekal alamat yang dia temukan di internet, Jhonatan nekat untuk mendatangi Lola di kediaman barunya. Meskipun awalnya dirinya merasakan sebuah keraguan, tapi Jhonatan benar-benar harus bisa membawa Lola untuk pulang.Hari itu, dia menempuh perjalanan menuju ke sana. Sepanjang perjalanan hatinya diliputi rasa kecemasan yang melanda. Sekalipun dirinya sudah memantapkan hati, namun di dalam hati kecilnya Jhonatan masih belum begitu siap memandang Lola. Apalagi setelah apa yang sudah dilakukannya pada Lola."Aku harus bersikap bagaimana ketika bertemu Lola nanti? Apa yang harus kukatakan padanya? Apakah dia mau bertemu denganku? Apakah Lola membenciku?"Sekitar lepas makan siang, Jhonatan baru sampai di kawasan elit Kota San Francisco itu. Jhonatan terpesona dengan arsitektur dan kerapian tata kota kawasan tersebut. Sambil terus melihat-lihat, tak lupa dia memeriksa kembali alamat tujuannya."2799 Broadway Street. Apakah mansion yang ini?" gumam Jhonatan. Dia berdiri persis di depan m
Read more
Bab 67: Cemburu Salah Alamat
Tanpa Lola sadari, air matanya kembali meleleh seketika ketika menyangkut hal buruk mengenai sang ibu. Lola merasakan perasaan bersalah karena sudah meninggalkan ibunya begitu saja. Jhonatan merasa tak tega melihat adiknya menangis. Dia lalu menghapus lembut air mata Lola."Ibu ..., " isak Lola tersedu. "Maafkan aku, Ibu .... ""Sudah, tidak apa-apa, Lola. Ibu sama sekali tidak pernah membencimu. Apa pun yang telah terjadi di masa lalu, Ibu tak pernah mengungkitnya. Dia hanya selalu memikirkan dan mendoakanmu. Berharap jika anak gadisnya selalu baik-baik saja di sini." Jhonatan berusaha menenangkan."Lalu ... sudah berapa lama Ibu di rumah sakit?" tanya Lola masih dengan terisak."Sebenarnya sudah lebih dari dua minggu ini Ibu dirawat di sana," jawab Jhonatan. Dia kembali menatap Lola lekat-lekat. "Jadi tolong pertimbangkan semuanya. Aku sangat berharap kamu bisa kembali ke Wichita."Lola tak bisa menjawabnya. Dia kini sudah menjadi milik Luther. Tak bisa dirinya seenaknya untuk pergi
Read more
Bab 68: Rencana Lanjutan Barbara
Lola ditinggalkan dalam kondisi yang masih agak gemetar. Karena sikap Luther padanya, Lola menjadi semakin sedih dan tertekan. Dirinya juga merasa benci pada siapa pun yang sudah memotret dirinya bersama Jhonatan diam-diam dan mengirimkannya pada Luther.Beban pikiran Lola terasa sangat menumpuk dan membebaninya. Setiap dirinya memejamkan mata, dia selalu terbayang akan kondisi ibunya yang sedang terbaring di rumah sakit, dengan infus di tangannya. Rasa bersalah dan dosa yang Lola pernah lakukan di masa lalu juga lah yang semakin membuat dirinya terbebani.Gadis itu menjadi tak nyaman dalam tidurnya. Pagi itu dia terlihat seperti zombie, dengan kantung mata yang menebal dan lingkaran hitam yang terlihat jelas. Rasanya tak ada semangat lagi untuk menjalani harinya. Lola berjalan lunglai menuju ke ruang makan."Lola sudah meninggalkan kamarnya. Ayo sekarang kita bergerak!" bisik Barbara pada Lilian.Lilian menganggukkan kepalanya. Mereka berjalan perlahan dengan agak mengendap-endap men
Read more
Bab 69: Rencana Melarikan Diri
Sekalipun Jhonatan sudah melepaskan jabatan tangannya dari Lilian, tapi Lilian masih merasakan betapa hangatnya tangan laki-laki itu ketika menggenggam tangannya. Hal itu membuatnya tak fokus ketika berbicara dengan Jhonatan."Nona? Halo?" Jhonatan melambaikan tangan di depan wajah Lilian yang sedari tadi menatapnya tak henti."Ah, iya. Maafkan aku. Aku melamun, ya?" Lilian tertunduk malu begitu kepergok Jhonatan. "Sampai di mana kita tadi, Jhonatan?"Jhonatan menghela napasnya, "Kita bahkan belum mulai sama sekali. Sedari tadi kau hanya memperhatikan aku. Memangnya ... ada yang salah dengan penampilanku? Apa masih terlihat seperti seorang agen asuransi?""Ya ampun, kau masih membahasnya!" Lilian menepuk jidatnya. "Tidak. Kau tidak terlihat seperti agen asuransi. Penampilanmu hari ini membuatku cukup terkesan."Mendengar pujian dari Lilian, seketika laki-laki itu agak tersipu malu. "Ah, terima kasih."Lilian berusaha untuk bersikap cuek di depan Jhonatan. Dia juga mencoba merangkai ka
Read more
Bab 70: Perasaan Terpendam Jhonatan
Jhonatan sudah berhasil membawa Lola pergi ke luar mansion. Mereka langsung berkendara menuju ke Wichita menggunakan mobil yang dipinjam oleh Jhonatan dari Lilian. Lilian memberikan mobilnya secara cuma-cuma untuk dipinjam dengan alasan karena dia jarang menggunakan mobil itu."Jho, aku membutuhkan banyak penjelasan darimu. Kenapa kau bisa .... " Lola mencoba mengutarakan pertanyaannya. Akan tetapi, Jhonatan memotongnya begitu saja."Lola, biarkan aku menjelaskan pelan-pelan. Aku sengaja membawamu pergi karena ini adalah kesempatan yang aku punya." Jhonatan mulai menjelaskan. "Kau tak perlu tahu dari mana aku mendapatkan segala informasi. Jika aku tidak bergerak pada saat sekarang, aku ragu kelak akan bisa membawamu pergi lagi dari tempat itu."Penjelasan Jhonatan tadi sama sekali tak bisa membuat gadis itu merasa lega. Dia sangat takut dengan reaksi Luther."Bagaimana jika ... Luther mengetahui kepergianku? Aku takut dia .... ""Lola, dengarkan aku! Kau tidak perlu mengkhawatirkannya
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status