All Chapters of Selingkuhannya Pengasuh Anakku: Chapter 31 - Chapter 40
98 Chapters
Seorang janda
Happy reading.Sanjaya beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah depan untuk melihat siapa yang datang. Ternyata itu mobil kedua orang tuanya Sanjaya yang datang.Dan mereka sudah turun dari mobil berjalan menuju ambang pintu yang kemudian Sanjaya pun langsung membukanya. "Assalamualaikum, kok nggak bilang-bilang mau datang, mana hujan lagi!""Waalaikumsalam ... kami kangen sama kamu, tadinya mau besok ke sini tapi kan besok kami harus pergi ke luar negeri juga jadi malam-malam datang ke sini!" Kata Mama sambil meluk putranya."Itu mobil siapa? yang di depan!" tanya sang ayah setelah berpelukan dengan putra kedua mereka."Oh ... itu, Yah mobilnya Sekar, Mah. Pah, Pasti kalian masih ingat kan temen saya dulu dan tadi dia menjemput saya ke Bandara!" Jawabnya Sanjaya sembari mengajak kedua orang tuanya untuk masuk. Sekar segera menyudahi makannya dan lekas menghampiri kedua orang tua Sanjaya, setelah sebelumnya dia mencuci tangan hingga bersih.Melihat Sekar keluar dari ruang makan. I
Read more
Berubah
Happy reading.Keduanya terdiam. Menikmati angin malam dan derasnya air hujan yang jatuh begitu keras menimpa pada badan mobil. Sekar memeluk dirinya sambil bersandar, sesekali memandangi wajah Sanjaya yang tampak fokus menyetir. Sekar segera memalingkan wajahnya saat Sanjaya menoleh padanya."Kenapa, aku tampan ya? kenapa baru nyadar sekarang! bukankah kita sudah lama kenal!" Sanjaya mesem lalu kembali mengarahkan pandangan ke depan. Kaca depan kadang buram terkena air hujan dan kadang jernih di sapu oleh wiper yang bekerja dengan sempurna.Sekar tidak menjawab. Hanya melirik sebelah mata saja, dan di pikirannya terngiang obrolan orang tua Sanjaya tadi. Hingga dadanya merasai sakit dan matanya mulai menghangat, pandangan berkaca-kaca yang ia usahakan agar air mata itu tidak sampai terjatuh apalagi terlihat oleh Sanjaya.Sanjaya menoleh pada Sekar yang melihat ke samping jendela yang hanya diam membisu, tanpa kata yang terucap dan dia tampak anteng melamun.Tiba-tiba Sanjaya tertawa t
Read more
Bukan yang dulu
Happy reading."Woy, baju ku mana?" bentak Zulfan mengagetkan Fitri yang sedang tertidur dengan sisa sesenggukan.Fitri terbangun dan duduk, menoleh pada Zulfan yang hanya menggunakan handuk saja melilit di pinggang dan bertelanjang dada uang sedikit berbulu. Dalam setengah sadar Fitri kurang mendengar apa yang dikatakan oleh Zulfan."Apa Mas? kamu bilang apa!" tanya Fitri sambil memicingkan matanya yang tampak sembab."Ck, bajuku mana? bukannya disiapkan, malah molor! emangnya seharian kamu kerja apaan? Bukannya seharian tidak kerja!" bentak Zulfan kembali."Mas, aku nggak kerja itu ... sebab gak enak badan, di rumah juga banyak kerjaan! mencuci, beres-beres rumah. Cucian sangat numpuk, nyetrika. Boro-boro Aku istirahat!" sambil perlahan turun dari tempat tidur."Alah ... jangan banyak alasan! buruan siapkan semua bajuku dan aku akan pergi!" hardik Zulfan dengan sorot mata yang melotot kepada Fitri. "Lelet!""Kamu ini kenapa sih, Mas ... galak begitu, kasar sama aku?" Protes Fitri sam
Read more
Melamar
Happy reading.Sekar terbatuk-batuk. Ohok-ohok, ohok-ohok. Sekar mengeluarkan sesuatu dari mulutnya. "Ohok, apa ini?" Sekar menatap heran pada benda kecil melingkar bulat di tangannya dan Sanjaya hanya diam dan tersenyum."Kau ingin mencelakai ku ya?" Sekar menatap curiga pada Sanjaya. Sanjaya tetap terdiam lalu mengalihkan pandangannya ke lain arah.Benda kecil itu sebuah cincin permata biru langit. "Masyaallah ... indah sekali?" Sekar melihat ke arah pria yang duduk berada di hadapannya itu. "Maksudnya apa nih?"Sanjaya berdehem. "Ehem. Kamu suka? saat ini ... aku melamar mu, maukah kamu menjadi istri ku? menjadi ibu dari anak-anak ku?" ucapan Sanjaya begitu serius dan menyentuh hati.Sekar terharu dan merasa tersanjung. Akan tetapi dalam hati yang paling kecil dia merasa was-was. Dengan orang tua Sanjaya yang meragukan yang tepatnya akan tidak setuju bila putranya menjalin hubungan yang serius dengan wanita yang merupakan seorang janda.Bibir wanita itu terkunci dan membungkam samb
Read more
Calon istri
Happy reading.Sekar begitu panik ketika melihat Sanjaya meringis kesakitan hingga mengadu sambil memegangi kepalanya. "Kamu kenapa San? Kamu sakit apa?" panik.Sanjaya tidak menjawab dia tampak sangat kesakitan dan terus-terusan memegang kepalanya sambil terpejam.Sekar semakin mendekat dan ikut memegangi kepala Sanjaya lalu menoleh pada Sita. "Sita, tolong ambilkan air minum ya dan obat di kotak!"Sesaat kemudian Sita kembali dengan membawa segelas air putih. Lalu Sekar meminumkan pada Sanjaya, namun ketika mau dikasih obat Sanjaya menolak dengan alasan dia ada obat di mobil."Tolong ambilkan tasku di mobil dan di situ ada obat!" Suara Sanjaya begitu berat.Sita hendak pergi untuk menampilkan tas yang dipinta oleh Sanjaya, namun Sekar memintanya untuk menjaga anak-anak saja."Biar aku saja yang ngambil, mana kuncinya?" Sekar tampak cemas dan Minta kunci dari Sanjaya yang kini tiduran di atas sofa. Karena beberapa saat Sanjaya tidak juga memberikan kuncinya, Sekar pun berinisiatif me
Read more
Sakit apa
Sekar merasa heran. Saat terbangun dari tidurnya yang berada di atas tempat tidur. Sementara semalam ia ingat betul kalau dia tidur di sofa nemenin Sanjaya yang berbaring di sofa.Sekar gegas turun dan mencari Sanjaya yang ternyata sudah tidak ada di tempat, dan tidak ada bekasnya sekalipun. Melihat ke depan pun mobilnya sudah hilang, Sekar terdiam! bengong. Kapan dia pulangnya?"Sita ... apa kamu melihat pak Sanjaya pulang? kapan?" tanya Sekar menoleh pada Sita yang memegangi sapu dan pel."Hmm ... kurang tahu, Bu! soalnya tadi jam 04.00 saya keluar pun sudah tidak ada Pak Sanjaya, mobilnya juga sudah tidak berada di tempat!" jawabnya Sita."Oke," Sekar termangu lalu gegas kembali mendatangi kamarnya. Dia harus tanyakan Sanjaya berada di mana sekarang. Apa benar dia pulang? terus kenapa nggak bilang-bilang."Kamu di mana, San?" kirim centang dua.Sekar menunggu jawaban hingga beberapa saat, namun tidak juga ada balasan dan pesannya masih centang dua."San, balas dong. Aku cemas, di m
Read more
Main belakang
Happy reading."Sayang, jangan pergi dulu!" pinta Sanjaya sambil memegangi kedua tangan Sekar yang hendak pergi, lalu pandangannya kabur dan tidak ingat apa-apa lagi.Sekar panik, terhenyak melihat tubuh Sanjaya yang terjatuh ke lantai, dia pingsan. Sekar langsung bersimpuh mengangkat kepala Sanjaya ke dalam pangkuannya sambil terus manggil-manggil namanya."San bangun, San? Sanjaya bangun? Kamu jangan begini, kamu jangan bikin aku cemas, San bangu ..." sambil menepuk-nepuk pipinya yang tidak juga sadar.Pada akhirnya Sekar berteriak minta tolong dan berangsur beberapa staf datang lalu Sekar meminta untuk membawa Sanjaya ke rumah sakit saja karena dia cemas, sangat khawatir.Kini Sanjaya sudah ditangani oleh pihak dokter di ruangan, wajah Sekar sangat pucat. Dia panik, takut Sanjaya kenapa-napa. Terlihat jelas dari wajahnya sebuah kecemasan, Sekar terduduk di sofa sambil memandangi Sanjaya yang sedang diperiksa oleh dokter dan Di sana juga ada beberapa suster.Sekar baru ingat kalau d
Read more
Tersinggung
Happy reading.Zulfan langsung rem mendadak seiring suara Lulu yang terdengar panik. Namun itu terlambat dengan menabraknya sebuah gerobak yang sedang berjalan. Untung saja orangnya melompat ke pinggir."Astagfirullah," Zulfan terbengong-bengong, shock dengan kejadian beberapa detik berlalu. Di luar pun riuh orang-orang mendatangi si pemilik gerobak dan mengangkat gerobaknya."Mas ... kamu dah nabrak, Mas!" gumam Lulu dengan perasaan yang deg-degan, berdebar dan badan mendadak panas dingin.Zulfan membisu seribu kata, lalu dia turun dan bagaimanapun dia harus tanggung jawab. Zulfan menghampiri dan berbincang di sana. Sementara Lulu terdiam di tempat jantungnya berdegup sangat kencang, shock dengan kejadian barusan.Gimana kalau menabrak orang, menghilangkan nyawa? Atau sesuatu yang tak dapat terduga sebelumnya. Membuat Lulu merasa was-was dan ketakutan yang teramat sangat menyelimuti angannya. Memenuhi batin dan isi kepala Lulu.
Read more
Keras kepala
Happy reading.Hening.Suasana begitu hening, bahkan suara dentingan sendok Sanjaya pun nyaris tidak terdengar. Sekar menoleh pada Sanjaya yang kebetulan melihat pada dirinya sehingga pandangan pun bertemu."Ehem, Mah. Aku akan menikah dengan Sekar, tolong Mama restui," suara bariton itu memecah keheningan yang ada.Sekar hanya melirik dengan ujung matanya disertai perasaan yang tidak karuan, ia dapat merasakan kalau mama nya Sanjaya tidak menyukai dirinya."Apakah tidak ada pilihan lain selain wanita ini? ya, Mama tahu kalau dia cinta sejatimu dari awal kamu jatuh cinta sampai sekarang. Tapi Mama nggak suka, kenapa sih wanita ini tidak bersyukur ketika dulu kamu lamar beberapa kali malah ditolak dan menikah dengan orang yang tidak bertanggung jawab! akhirnya selingkuh dan sekarang menjadi janda punya buntut dua!" ujar mamanya tanpa menoleh pada Sekar maupun pada Sanjaya."Nah mungkin dulu kami belum jodoh, jadi mama jangan menyalahkan sekar!" ucap Sanjaya dengan cepat."Terus, sekara
Read more
Jangan pergi
Wajan, ketel. Sodet semuanya Fitri lempar ke lantai, dia benar-benar marah! kesal, jengkel dan dia pun berteriak histeris. Kadang kegaduhan itu sangat mengganggu pendengaran para tetangga yang tinggal di sekitar kontrakannya itu."Mas, aku ini istri kamu bukan boneka Dan juga bukan pembantumu. Aku istri kamu yang sepatutnya kamu perhatikan! kamu sayangi, kamu pedulikan bukan semacam ini!" Teriak Fitri sambil memukul-mukul meja kompor dengan tangannya yang terasa panas."Kamu sudah gila apa? teriak-teriak, apa kamu mau dibilang orang gila sama tetangga-tetangga!" Zulfan muncul dari pintu kamarnya berdecak pinggang, dengan pandangan mata yang melotot dengan sangat sempurna kepada Fitri. Di Rumah itu setiap hari selalu aja ada pertengkaran dengan permintaan Fitri yang ingin lebih diperhatikan.Dan pada kenyataannya Zulfan terlalu ilfil dan tidak ingin selalu berada di rumah, bawaannya nggak betah dan dia sepulang bekerja lebih asik di luar bersama Lulu ataupun nongkrong. Kalau tidak bersa
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status