All Chapters of To Be His Bride (Season 1): Chapter 51 - Chapter 60
63 Chapters
Part 50
Dua minggu kembali berlalu dan Ajeng kembali terpaksa hadir dalam pesta yang dibuat keluarga Levent.Ya, ini adalah hari pernikahan Mirza dan Halwa. Putra bungsu pasangan Caliana-Adskhan, adik Syaquilla, adik dari Ilker pula.Jika diperbolehkan, yang Ajeng inginkan adalah tidak hadir dalam acara itu. Karena ia benar-benar ingin menghindar.Bukan dari keramaian, tapi ingin menghindar dari Ilker dan juga menghindar dari Nyonya Caliana yang selalunya membuat jantungnya berdebar kencang dengan cara yang berbeda setiap kali ia melihatnya, atau setiap kali mereka tanpa sengaja beradu tatapan.Ajeng ingin membuat alasan. Tapi semakin dipikir, semua alasan yang ia miliki terdengar tak masuk akal. Dan juga jika dia tidak datang, hal itu hanya akan menimbulkan kecurigaan dan perasaan tak nyaman antara dirinya dan keluarga angkatnya.Di saat seperti ini, Ajeng merasa menyesal, kenapa ia malah lari ke kediaman Syaquilla? Kenapa ia tidak bekerja di kota yang be
Read more
Part 51
Mendengar suara Ajeng, Nyonya Caliana yang tengah berjalan di belakang suaminya menoleh."Kenapa sama Opa, Oma?" Tanya Ajeng khawatir seraya mendekat dengan langkah cepat.Nyonya Caliana tampak terkejut. Wanita berusia awal enam puluhan itu terlihat waswas. Matanya memandang sekeliling area sebelum menjawab. "Tidak apa, hanya kelelahan." Jawabnya tampak sedikit gugup.Supir membuka pintu bagian belakang dan kedua orang bertubuh kekar yang membantu membopong tubuh Tuan Adskhan mendudukkan Tuan Adskhan dengan sangat hati-hati. Ajeng tidak bisa melihat wajah Tuan Adskhan karena tubuh pria itu terhalang oleh tubuh para pria bertubuh kekar itu.Ajeng kembali memerhatikan Nyonya Caliana yang berjalan memutari bagian belakang mobil untuk masuk lewat pintu lain. Sebelum memasuki mobil, wanita itu berkata."Kembalilah ke pesta. Acara belum usai." Perintahnya dengan tegas dan tanpa bicara apa-apa lagi masuk ke dalam dan mobil langsung melaju dengan cukup ken
Read more
Part 52
"Ini Gila!""Ini gak masuk akal!""Apa-apaan! Ini bukan permintaan yang masuk akal!"Ajeng berharap kalimat-kalimat itulah yang dia dengar dari orang-orang di sekitarnya. Namun sayangnya, yang ia dengar adalah keheningan. Keheningan yang cukup panjang. Seolah semua orang tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing."Kalau begitu, lakukan saja." Ucap Faiqa yang membuat Ajeng terenyak dari duduknya dan memandang wanita itu dengan bingung."Iqa!" Seruan itu terdengar dari Falisha. Ajeng dan beberapa orang lainnya kini mengalihkan perhatiannya pada Falisha. "Itu bukan ide yang buruk." Ucapnya yang membuat semua orang kaget. Karena jujur, Ajeng pikir wanita itu akan menolak ucapan Faiqa tapi nyatanya wanita itu malah tersenyum dan menganggukkan kepala."Fali!" Kini Tuan Lucas berujar menegur putri sulungnya."Apa masalahnya, Pa?" Falisha memandang ayahnya dan bertanya dengan nada yang lebih sopan. "Apa yang Uncle inginkan itu mas
Read more
Part 53
Ajeng memandang Ilker dengan tatapan tak percaya. Dia menuntut penjelasan dari pria itu tanpa suara, namun Ilker sama sekali mengabaikannya."Jadi, kapan pernikahannya akan dilaksanakan?" Tanya Ilker lebih kepada ibunya.Ibunya bangkit dari duduknya dan mengusap air matanya dengan kasar."Siapa bilang kalau aku akan mengijinkan Ajeng menikah denganmu?!" Tanya Tuan Lucas dengan kasar yang membuat suasana ruangan semakin menegang."Aku tidak butuh ijin Uncle untuk menikahi Ajeng. Dia tidak butuh Uncle untuk menjadi walinya karena dia anak yatim piatu, bukan begitu?" Tanya Ilker kasar pada pamannya yang membuat Lucas terdiam.Sadar atau tidak, ucapan Ilker juga berhasil menyakiti Ajeng. Mengingatkan Ajeng akan siapa dirinya yang sebenarnya. Bahwa sekalipun Tuan Lucas menyebutnya dengan kata putriku’, dia tetaplah orang luar yang dibawa masuk."Itu tidak mengubah fakta kalau dia ada di bawah perlindunganku sekarang." Tuan
Read more
Part 54
PERNIKAHAN BERLANGSUNG.Pagi hari Ajeng dijemput oleh mobil keluarga dan kemudian dibawa ke rumah sakit dimana Tuan Adskhan dirawat.Ya, pernikahan Ajeng dan Ilker memang akan dilaksanakan di rumah sakit, secara sederhana dan hanya dihadiri oleh anggota keluarga.Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, pernikahan Ajeng dan Ilker akan dilakukan secara agama terlebih dulu, baru kemudian didaftarkan di KUA, atau mungkin sebenarnya saat ini sudah di daftarkan, Ajeng tidak tahu. Sampai saat Ajeng dijemput, orangtua angkat Ajeng tidak banyak bicara. Ajeng tahu, sampai saat ini ayah angkatnya masih tidak memberikan restu pada Ilker untuk meminangnya. Tapi Ajeng berpikir kalau ini semua dia lakukan untuk kebaikan semua orang, untuk kebaikan ayah angkatnya sendiri. Karena Ajeng yakini, jauh di lubuk hatinya, ayah angkatnya itu ingin Tuan Adskhan kembali sehat. Setelah menengok Tuan Adskhan sejenak, Ajeng kemudian digiring ke salah satu kamar tidu
Read more
Part 55
ILKER BERDIRI dengan perasaan tak menentu. Ia gelisah sepanjang malam memikirkan pernikahannya dengan Ajeng.Ini bukan pernikahan pertamanya, tapi tetap saja, mau tak mau ia harus mengakui kalau ia merasa gugup.Pagi hari, dua sepupunya sudah datang menjemputnya. Mengatakan kalau mereka takut Ilker berubah pikiran di detik-detik terakhir dan memilih untuk lari sebelum pernikahan dilangsungkan.Gila. Random sekali pikiran mereka. Kalau memang Ilker ingin lari, kenapa dia tidak lari dari berhari-hari yang lalu? Pikirnya sinis.Dia justru sangat siap menghadapi pernikahan ini, terlebih membayangkan pembalasan dendam yang akan ia lakukan pada Ajeng setelahnya membuat ia tidak bisa menghilangkan senyum licik di wajahnya.Ilker mandi dengan santai, tidak terburu-buru meskipun para sepupunya memintanya demikian.Walau bagaimanapun, sekalipun pernikahan ini akan dilangsungkan secara sederhana, Ilker tetap ingin terlihat sempurna.Saat melangk
Read more
Part 56
"MAU KEMANA?" Tanya Ilker dengan nada dingin yang membuat bulu kuduk Ajeng merinding seketika."A-anu..""Jadi kau berniat untuk tidur terpisah denganku?" Tanya Ilker lagi dengan alis bertaut dan tatapan dinginnya yang membuat Ajeng menelan ludah dengan susah payah."Bu-bukan begitu, Sir. Aku...""Sir?" Seru Ilker dengan nada yang cukup tinggi. "Kau memanggilku, suamimu, dengan sebutan Sir?" Tanya Ilker dengan nada tak suka.Ajeng dibuat semakin serba salah karenanya. "A-anu.. itu..." Kenapa Ajeng mendadak menjadi gagap seperti ini? Ini seperti bukan dirinya. Keluhnya dalam hati."Ikuti aku." Perintah Ilker dan tanpa menunggu jawaban Ajeng, pria itu berjalan menjauh, melangkah menuju kamarnya sendiri.Ilker membuka pintu dan menahannya tetap terbuka, menunggu Ajeng menyusulnya.Dengan jantung berdebar kencang tak karuan, Ajeng melangkah masuk ke dalam kamar dan sesaat setelahnya, Ilker menutup pintu d
Read more
Part 57
AJENG TERBANGUN saat matahari sudah cukup terik. Ia benar-benar terkejut, pasalnya selama bekerja di kediaman Adskhan-Caliana ia tidak pernah terlambat atau bangun sampai sesiang ini.Dengan segera Ajeng bangkit dan membersihkan diri.Bagaimana ini? Pikirnya dalam hati. Para asisten di kediaman Adskhan-Caliana pasti menduga dirinya besar kepala karena kini, setelah menikah dengan Ilker, Ajeng berubah menjadi pemalas. Padahal bukan itu yang diinginkan dan diniatkan oleh Ajeng.Setelah menikah dengan Ilker, Ajeng justru ingin tetap sama atau mungkin menjadi lebih rajin daripada sebelumnya.Ajeng turun ke lantai satu dan langsung melangkah masuk menuju dapur kotor. Saat pintu terbuka, kegiatan yang sedang dilakukan para asisten terhenti seketika.Dua pasang mata memandang langsung ke arahnya. Awalnya dengan ekspresi terkejut, dan lama-lama berubah menjadi senyum jahil dan siulan rendah meledek."Ekhem, yang habis unboxing kayaknya keca
Read more
Part 58
SESUATU YANG HANGAT terasa membelai bagian bawah tubuh Ajeng. Secara naluriah Ajeng bergerak mundur mendekati benda hangat yang berdenyut di bagian bawah bokongnya. Usapan dan remasan lembut juga ia rasakan di bagian dada yang membuatnya melenguh lirih."Sshhh.. jangan berisik, nanti Ilsya bangun." Bisik seseorang tepat di telinga kanannya. Seketika mata Ajeng terbelalak terkejut. Tubuhnya yang sejak tadi menggeliat sekarang berubah menjadi kaku. Ia membuka mata dan melihat Ilsya yang tertidur lelap tepat di hadapannya.Bantal yang tadi ia gunakan rupanya telah berganti menjadi lengan kekar berbulu milik Ilker yang kini telapak tangannya menyusup masuk ke dalam kaus yang Ajeng kenakan yang sepertinya sejak tadi mulai bermain dengan payudaranya sementara tangan lain pria itu—seperti biasa—menyusup masuk ke dalam celananya."Sir, apa yang Anda lakukan?" bisik Ajeng lirih tanpa berani menoleh."Menyentuhmu, tentu saja. Menurutmu apa lagi
Read more
Part 59
AJENG BERDIRI tepat di depan gedung Kralligimiz. Kepalanya mendongak memandang bangunan tinggi itu. Entah sudah keberapa kali ia menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan berat. Sekarang, saat ia berada di depan gedung, kakinya terasa sangat berat untuk melangkah.Ini bukan hal yang benar. Gumamnya pada diri sendiri seraya memutar badan, hendak berjalan menuju gerbang.Tapi kalau tidak sekarang, kapan lagi dia bisa bicara pada Ilker? Tanyanya lagi dan kembali memutar badan menghadap depan gedung.Ini terlalu impulsif. Lanjutnya lagi seraya menggelengkan kepala kembali memutar tubuhnya.Tapi ia sudah melakukan perjalanan yang cukup panjang untuk sampai di kantor ini, tidak mungkin dia pergi begitu saja tanpa bicara dengan Ilker.Mereka harus menyelesaikan masalah 'Istri Papa' ini dan membuat Ilsya tenang. Jika tidak, llsya bisa benar-benar tidak mau pulang. Terlebih keinginan bocah kecil itu sangat didukung oleh kakak Ajeng, Rianna."
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status