All Chapters of My Accidental Wife: Chapter 31 - Chapter 40
124 Chapters
BAB 31 "Bukan Orang Asing Lagi"
Azzura benar-benar penasaran ke mana Alan akan membawanya pergi sore hari itu. Ia semakin penasaran ketika mobil SUV yang Alan kendarai melintasi perbukitan, perkebunan hingga persawahan yang masih hijau. Sangat jelas tempat ini bukan di tengah kota Shanghai. Pemandangan-pemandangan itu membuat Azzura tergugah untuk menurunkan jendela mobil lalu menghirup udara dan semilir angin sore yang sejuk. Setelah itu, sang fashion desainer ini terlihat memejamkan matanya guna menikmati ketenangan yang dibawa tempat itu. Sementara, Alan yang sedang menyetir di samping Azzura menoleh ke arah wanita tersebut sejenak sembari tersenyum. "Selamat datang di tempat yang benar-benar istimewa, desa keluargaku," ujar Alan selagi mata abu-abu gelapnya melihat jalan di depannya. Mendengar itu, Azzura lantas mengalihkan pandangannya dari pemandangan di luar mobil ke arah Alan dengan cepat. Ia menatap wajah pria tampan itu dari samping."Woaah!!" Azzura berseru kagum d
Read more
BAB 32 "Wanita Di Rumah Keluargaku"
Mata Azzura berkedip setelah Alan menawarinya minum. "Aku akan minum segelas anggur putih. Apa kau mau? Atau kau ingin minum yang lain?" tanya Alan lagi.Dengan cepat dan tegas Azzura menggeleng. "Aku akan minum anggur putih juga. Sama sepertimu," jawab wanita yang tengah berdiri di ruangan yang sangat besar ini."Baiklah," kata Alan. Ia lalu menanggalkan jaketnya, dan bergegas pergi ke dapur.Sekian detik usai Alan meninggalkan ruang tamu, sang perancang busana seksi itu berjalan ke dinding kaca, dan melihat halaman belakang rumah yang indah dengan cahaya lampu yang menyala di setiap sudutnya.Setelah itu, Azzura membawa langkahnya menuju dapur. Dibutuhkan beberapa detik untuk wanita cantik nan seksi ini sampai di sana karena letaknya yang cukup jauh dari area ruang tamu.Setibanya sang fashion desainer tersebut di dapur, ia melihat Alan sedang membuka sebotol anggur. "Pouilly-Fume, apa kau mau?" Alan menatap Azzura yang berjalan ke arahnya.Azzura pun mengangguk tegas sembari mengul
Read more
BAB 33 "Ketika Saksi Mata Bersaksi"
Seketika saja seringai jahat muncul dan tercetak jelas di wajah tampan Alan tatkala mendengar penuturan Azzura, wanita yang berada dalam dekapannya saat itu. "Hey, Nona Azzura ... kau tahu apa? Kau itu adalah makanan manis dan hal termanis yang pernah kurasakan dan aku tak pernah puas denganmu. Saking tidak puasnya, aku bisa memakanmu sepanjang hari," ungkap Alan tegas, sehingga membut jantung Azzura berdetak kencang. ***Meninggalkan Alan dan Azzura di rumah keluarga si pemandu wisata dan selam scuba memesona tersebut, di sisi lain, Sage bersama dengan beberapa orang anak buahnya mendatangi Rubi di kediamannya. "Inspektur Sage," ucap Sage saat memperkenalkan dirinya kepada Rubi. Ia lalu menyodorkan sebuah surat ke arah Rubi, wanita yang berdiri di hadapannya dan sedang menatapnya bingung.Namun kemudian, Rubi mengambil surat tersebut dari tangan Sage, dan membaca isinya tanpa mengatakan apa pun kepada suami Senna tersebut. "Anda harus ikut dengan kami. Anda ditangkap," terang Sag
Read more
BAB 34 "Waktunya Saling Menggoda"
"Ayo, kau pasti lapar." Lagi Alan mengajak Azzura bergegas kembali ruang makan untuk makan malam. Tapi, anehnya Azzura telah kehilangan nafsu makannya."Tapi, aku tidak lapar," gumam Azzura kesal. Mood dan nafsu makannya menjadi buruk setelah Alan memberi tahunya bahwa mereka tak akan tidur bersama malam itu."Kau harus makan, Zura." Alan menasihati. Ia lalu menggenggam tangan Azzura lagi dan membawa wanita cantik nan seksi tersebut kembali ke lantai bawah.***Sekian menit kemudian, Azzura dan Alan terlihat sudah berada di ruangan yang bersih dan besar. Saat itu, Azzura berdiri di bar sarapan sambil netranya mengawasi Alan yang membuka lemari es dan mengeluarkan dua ikat besar anggur hijau."Duduklah, Azzura." Alan menunjuk ke salah satu kursi di bar sarapan sambil meletakkan anggur hijau yang ia tata dalam mangkuk besar di atas bar. Dan Azzura pun menuruti perintah pria memesona ini. "Lan, aku benar-benar tak lapar," bisik Azz
Read more
BAB 35 "Gangguan Di Tengah Permainan"
Seketika saja Azzura berhenti menggiling adonan pasta saat Alan berbisik di telinga kanannya. "Tentu saja, aku akan menyukainya," balas Azzura berbisik juga. Lalu detik berikutnya, tangan Alan terlihat bergerak di sepanjang lengan Azzura. Pria tampan ini membelainya dan meletakkan tangannya pada tangan Azzura.Gerakan Alan dan Azzura menjadi sinkron ketika si pemandu wisata dan selam scuba memesona tersebut mulai menggerakkan seluruh tubuhnya dengan ritme yang sama dengan tangannya dan tangan Azzura. Di waktu ini, Azzura merasakan seluruh tubuh Alan menempel di tubuhnya. Hanya ada lapisan kain yang tipis di antara mereka, sehingga Azzura juga dapat merasakan tonjolan Alan yang semakin besar. Ketika posisi dari tonjolan Alan itu sejajar dengan bokong Azzura yang bulat dan penuh, Azzura merasa jika dirinya terangsan dan benar-benar basah.Oh tidak! Bukan hanya basah, tetapi daging kecil berwarna merah muda di puncak gunung kembar Azzura
Read more
BAB 36 "Kemesraan Belum Selesai"
Melihat Bibi Yumi berjalan mendekat ke arah bar, Alan dan Azzura lantas saling beradu pandangan dengan mata mereka yang terbelalak. Keduanya semakin panik."Stop Bibi Yumi!" titah Alan dan Azzura kepada si bibi cepat dan serentak selagi jantung mereka berdegup kencang.Bibi Yumi pun terkejut hingga menghentikan langkahnya. Ia kemudian menatap Alan dan Azzura bingung. "Ada apa, Tuan, Nona?" tanyanya. "Ma .. maaf, Bi. Aku dan Azzura tidak bermaksud untuk membentak Bibi dan membuat Bibi bingung begini. Kk .. kami hanya ingin tahu Bibi mau ke mana?" tanya Alan terbata-bata, sementara Azzura tersenyum canggung."Ohh, saya kira ada apa Tuan." Bibi Yumi menghela nafas lega. "Saya pikir Tuan Alan dan Nona Azzura sedang menyiapkan makan malam. Jadi, saya bermaksud untuk—""Tidak Bibi Yumi, tidak perlu," ucap Alan cepat kala ia memotong bicara asisten rumah tangganya tersebut. Ia tahu betul kalau Bibi Yumi ingin membantunya dan Azzura membuat past
Read more
BAB 37 "Pagi Hari Yang Energik"
Selagi Alan meracau dan mengerang, Azzura tampak menggigit bibirnya agar suara teriakan kenikmatan yang keluar dari mulutnya tak begitu terdengar. Ia khawatir jika ada orang lain yang mendengarnya. "Fill that pussy with all of your cum!" titah Azzura, berbisik dengan tersengal-sengal ketika merasakan cairan cinta Alan memenuhi liang senggamanya."Your cock feel so good!" Azzura kembali meracau saat ia akan menyemburkan cairan cintanya dan klimaks. "Alaaann ... aaaahhh ...." wanita seksi satu ini mengerang.Erangan Azzura itu pertanda bahwa ia tidak bisa menahan dirinya lagi. Dan akhirnya, gelombang klimaks pertamanya mulai terbentuk saat Alan terus menidurinya. Buktinya, cairan cinta sang fashion desainer seksi tersebut hampir keluar sepenuhnya sesaat sebelum pistol Alan masuk semakin jauh ke dalam dirinya. "Aahhhh ... I'm gonna cum, Azzura!" Alan menutup kedua matanya berbarengan dengan tubuh sintal Azzura yang gemetar ketika liang se
Read more
BAB 38 "Alan, Pria Yang Berbahaya"
"Apa katamu?" Azzura terbelalak kala mendengar pernyataan Alan tentang mandi bersama setelah sarapan bersama. "Mm ... mandi bersama?" tanya wanita seksi ini sambil menatap Alan terkejut tak percaya. Alan pun mengangguk santai. "Kenapa? Bukannya kita pernah mandi bersama?" Alan balik bertanya kepada sang perancang busana seksi favoritnya tersebut disertai dengan satu alisnya yang naik ke atas. Samar-samar Azzura menganggukkan kepalanya. "Ap ... apa itu berarti kau akan bercinta denganku di kamar mandi pagi ini? Seperti tempo hari," tukas Azzura terbata-bata. Ia menjadi gugup. Mulut Alan tampak menganga setelah mendengar pertanyaan Azzura kepadanya saat itu. Namun kemudian, pria memesona ini pulih dengan cepat. "Tentu saja, Azzura," jawab Alan tegas. "Kau tahu apa, Nona? Bercinta denganmu di kamar mandi menjadi salah satu bagian favoritku. Karena itu merupakan momen yang sangat menyenangkan," ungkapnya sangat tenang. "Bagaimana mungkin itu bisa menjadi favoritmu?" tanya Azzura pena
Read more
BAB 39 "Si Paling Demokratis"
Alan menggeleng dengan tegas usai ia mendengar Azzura meminta maaf kepadanya. "Tidak Azzura. Kau tak perlu meminta maaf. Hanya saja itu membuatku jadi ingin menggigitnya juga," ujar Alan.Sontak saja Azzura terkesiap kala mendengarnya. Ia kemudian bermonolog dalam hatinya, bagaimana bisa Alan mengatakan hal-hal seperti itu kepadanya dan tidak mengharapkan ia terpengaruh. "Ayo," kata Alan tiba-tiba. "Apa?" tanya Azzura sambil menatap pria tampan tersebut bingung. Hal ini dapat dilihat jelas dari kerutan horizontal yang muncul di keningnya."Sarapan. Aku lapar, Azzura." Alan tertawa kecil saat menggoda Azzura. Ia tahu bahwa wanita cantik dan seksi tersebut masih memikirkan ucapannya sebelumnya. "Oh, ya sarapan," balas Azzura kikuk. Ia kemudian menggaruk leher belakangnya yang tak gatal. "Tapi, Lan, aku tak tahu di mana kau menyimpan alas piringmu," ujar Azzura sambil mengangkat bahu. Ia berusaha keras untuk tak terlihat gugup. "Aku akan mengambilnya untukmu. Kau memasak saja," kata
Read more
BAB 40 "Bak Mandi Penuh Busa"
"Oh, oke baiklah," jawab Azzura pada Alan. Wanita seksi ini setuju untuk mandi berendam dengan Alan pagi itu. "Sebenarnya aku lebih suka mandi di bawah shower," katanya, berbisik dalam hatinya. Lalu detik berikutnya, Azzura berbalik dan melihat Alan bergerak luwes di sekitar dapurnya. Si tampan dan demokratis itu rupanya sedang mencuci piring makan dan peralatan masak yang kotor. "Lan..." panggil Azzura ragu-ragu."Ya, kenapa?" Alan berbalik dan menatap Azzura sambil membuang bekas Twining’s English Breakfast tea. Sementata, yang ditatap tampak memerah.“Yah, aku punya beberapa pertanyaan, kau tahu, itu tentang kemesraan yang akan kita lakukan," tukas Azzura sambil menatap jari-jarinya. "Jangan sungkan untuk bertanya padaku, Azzura," ujar Alan dengan tenang dan lembut. "Apa yang ingin kau tahu?" tanya pria tampan yang bersandar di meja dapur sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada ini. "Hh ...." Azzura menghela nafa
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status