All Chapters of Istri Kecil sang CEO Tampan : Chapter 11 - Chapter 20
29 Chapters
11. Harus Menerima Fakta
Gejolak di dalam perut melambung tinggi naik ke atas melewati kerongkongan dan tertahan di sana. Kelopak mata yang tertutup, terbuka lebar. Nami menutup mulut rapat-rapat. Bangun dari tidurnya dan merangkak turun dari ranjang.Bola mata melirik sekeliling. Ruangan yang berbeda itu membuatnya bingung mencari kamar mandi. Tak bisa memikirkan apa yang sudah terjadi, yang kini ia butuhkan hanyalah tempat untuk mengeluarkan isi perutnya.Gelisah berjalan kesana-kemari belum menemukan apa yang ia cari. Mata Nami berbinar melihat pintu kamar mandi. Segera bergegas menuju kamar mandi. Membuka pintu dengan keras.Tiba di wastafel, Nami mengeluarkan muntahan. Semua yang dimakan oleh Nami kemarin, keluar dengan lancar. Nami sedikit lega setelah memuntahkan semuanya. Tangannya terulur menyentuh kepala bagian atas.Memijat pelipisnya yang mendadak pusing. Rasa sakit itu seperti diakibatkan oleh hantaman batu besar serta tabrakan antara kepala dan dinding dengan sangat keras.Kakinya lemas seperti
Read more
12. Rencana Nami
Nami meronta-ronta hingga menangis di hadapan pria tampan berwibawa itu. Meminta lelaki itu untuk membiarkan dirinya tetap bekerja sebagai waiters di kantin. Sudah lima kali Nami mendapatkan penolakan dari Steven dan ini sudah ke-enam kalinya. Nami menjatuhkan harga dirinya bertekuk lutut di kaki Steven."Kamu akan jadi istri seorang CEO dan tidak mungkin kamu bekerja sebagai staff kantin, Nona," ucap Steven selembut sutra menyentuh dagu Nami. Kemudian menuntun Nami agar wanita itu berdiri dari setengah sujudnya.Steven menarik tubuh Nami mendekat. "Jangan kamu bertekuk lutut seperti ini, aku tidak suka. Sebagai wanita kamu harus tetap menjaga kehormatan diri."Nami terdiam kaku. Dia mengusap air matanya kasar. "Menjaga kehormatan diri?" Nami berdecih. Ia menepis tangan Steven. "Bukankah anda yang sudah merebut mahkota saya?"Steven menyunggingkan cengiran kuda. Tak ada rasa penyesalan sama sekali di raut wajahnya yang tampan dan mempesona itu. "Khilaf, Nona!"Nami menyilangkan kedua
Read more
13. Lucky Girl
Nami bergerak tak tenang. Sial sekali dia harus diantar oleh supir pribadi Steven. Pria itu sudah tau jika dirinya berbohong supaya bisa keluar dari rumah dan pergi menemui Iko, sehingga tak akan membiarkan Nami kabur semudah itu.Melihat nona mudanya yang bergerak tak tenang pun, Komiran---supir pribadi Steven meliriknya melalui spion depan. "Ada apa Nona? Kenapa tampaknya anda tidak nyaman?"Nami mengerjapkan matanya lambat. Nami menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. "A-anu, Pak. Sebenarnya saya tidak nyaman kalau harus naik mobil pribadi om pedof-" Nami mendelik. Ia menepuk jidat. Bisa-bisanya dia hampir keceplosan memanggil Steven om pedofil."T-tuan Steven." Nami segera memperbaiki panggilannya."Kenapa, Nona? Bukankah kalau sama saya jauh lebih aman?""Bukan seperti itu maksudnya, Pak. Tapi saya tidak mau kalau ada orang kantor yang tau. Karna saya kerja masih pekerja di sana."Memang sangat berat mengetahui jika Nami bekerja di perusahaan Steven, dan sudah meng-klaim bahwa
Read more
14. Pertemuan Keluarga Arroyan
Iko melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan jika jam istirahat telah habis. Iko beranjak berdiri sembari memegang pundak Nami."Nami maaf, jam istirahat sudah habis. Aku kembali bekerja dulu!" Iko berpamitan pada Nami. Wanita itu menganggukkan kepalanya disertai senyuman kecil."Semangat kerjanya, Iko!" Nami memberikan semangat pada Iko.Iko membalasnya dengan senyuman. Lalu kepalanya mendongak dan turun dua kali sembari menunjukkan jari jempolnya berbentuk oke. "Oke, Nami." Iko menapak dengan langkah sedikit cepat. Di ambang pintu, Iko sedikit terjingkat kaget hingga mundur beberapa langkah.Iko tersenyum canggung, ia mengangguk menundukkan kepalanya sedikit ke bawah seperti sedang memberi hormat pada seseorang sembari melirik Nami. Nami menaikkan satu alisnya memperhatikan sikap Iko yang tampak aneh.Belum sempat Nami bertanya, Iko sudah pergi. Nami menghela napas panjang. Ia menurunkan pandangannya memperhatikan dokumen yang ia pegang. Haruskah ia menyerahkan dokumen ini pad
Read more
15. Wedding Day
Nami berkeliling mall bersama Sele setelah mendapatkan gaun pengantin pilihannya. Sele ingin membelikan barang-barang lainnya untuk calon menantu serta calon cucunya yang lahir 8 bulan lagi. Ini masih terlalu dini untuk mempersiapkan, apalagi jenis kelamin bayi belum diketahui.Sele terlalu berlebihan, wanita itu membelikan semua barang bayi perempuan dan laki-laki. Nami pun hanya bisa menghela napas pelan. Tidak berani protes meskipun ia ingin menolaknya.Nami hanya mengekori Sele di belakang tanpa ikut memilih-milih baju. Sedari tadi hanya Sele saja yang meminta pendapat Nami, dan Nami hanya mengangguk saja menyetujui. Nami tidak berani menolak."Kamu suka ini sayang?"Sele memperlihatkan sebuah lingerie seksi berwarna merah pada Nami. Wanita itu sedikit terkejut. Ia membulat sempurna.Nami meneguk ludahnya. Tidak mungkin jika lingerie itu untuk Nami 'kan? Nami tidak akan memakainya. Tidak cocok untuk tubuhnya yang kurus.Nami menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal. Nami belum me
Read more
16. Terlambat Bekerja
"Gawat! aku terlambat 20 menit!"Iko buru-buru memakirkan sepeda motornya tanpa melepas helm. Wanita itu lupa jika masih memakai helm. Karna terburu-buru, ia tak sempat melepasnya. Iko segera berlari menuju pintu belakang kantin, yaitu pintu khusus karyawan.'Sedang diperbaiki. Harap untuk lewat pintu utama.'Tulisan itu menempel di pintu belakang.Iko membuang napas kasar. Decakan keluar dari mulutnya. "Sejak kapan pintunya rusak?" Iko bergegas kembali menuju pintu utama."Iko, kamu baru datang?" sapa Pia---cleaning service yang sedang membuang sampah di tong sampah dekat satpam.Iko berjalan sembari menoleh ke belakang. Ia melambaikan tangannya. "Iya, aku terlambat!" kata Iko melangkahkan kaki bergerak cepat.Pia geleng-geleng kepala. "Hm, terlambat. Awas nanti kamu di hukum sama Pak Warno!" kata Pia memberikan peringatan agar Iko mempersiapkan diri sebelum dihukum oleh Pak Warno---kepala kantin.Iko mendesah pelan. Ia mengangguk. Iko sadar akan kesalahannya, jadi dia akan menerima
Read more
17. Makan Bersama Pekerja
Sekitar ada 8 orang yang sedang mempekerjakan proyek untuk cabang baru butik Gerrard Group. Steven terus mengikuti perkembangan proyek yang dikerjakan bersama istrinya, Taranami Sharifa Shanephila yang ia pinang beberapa waktu lalu.Nami sudah menolak dan ingin menetap di rumah saja, tetapi Steven mengajaknya, ah lebih tepatnya memaksa. Steven membuatkan butik ini atas nama Nami tanpa sepengatahuan Nami. Steven ingin Nami memiliki usaha. Jika ia bosan di rumah bisa berkunjung di butik.Walaupun Steven membangunkan usaha untuk Nami, tetapi Steven tetap memperkejakan orang untuk mengolah butik Nami nanti. Steven tidak mau jika Nami banyak pikiran. Nami hanya cukup menerima uangnya saja.Nami menunggu mie ayam. Nami ngidam. Ia ingin makan mie ayam dengan toping ayam yang sangat banyak. Nami menelan salivanya. Air liurnya terus mengucur deras di tenggorokan."Hah ... kapan mie ayamnya datang, ya?"Nami mengusap perutnya yang masih datar. Ia mengusap bibirnya pelan. Rasa ingin makan mie ay
Read more
18. Godaan Piranda
Piranda bangun lebih awal. Ia segera beranjak dari kasur. Masuk ke dalam kamar mandi menyiapkan busa serta kelopak bunga mawar untuk ritual mandinya.Persiapan sudah selesai, wanita itu menanggalkan semua pakaiannya dan masuk ke dalam bathub yang sudah terisi air, busa sabun serta taburan beberapa kelopak bunga mawar. Piranda memejamkan matanya saat merasakan sejuk merambat ke seluruh badannya."Sejuknya," gumamnya.Piranda membuka matanya. Sebuah senyuman terulas di kedua sudut bibirnya saat membayangkan ketampanan wajah Steven. Ketegasan rahang pria itu serta hidungnya yang mancung menambah kesan wibawa dan dewasa.Betapa senangnya jika Piranda bisa mendapatkan hati Steven. Karna ia bisa menggantikan posisi Nami sebagai Nona muda Gerrard Group. Membayangkan saja membuatnya gila apalagi jika Piranda berhasil menyelesaikan misi menjadi seorang pelakor?Piranda terkekeh kecil. Ia mengambil beberapa kelopak bunga dan menjadikan kelopak itu sebagai sosok Nami. Piranda meremasnya sangat k
Read more
19. Kunjungan Piranda di Rumah Bordil
Sejak keluar dari ruangan Steven, raut wajah Piranda sangat masam. Darwin menaikkan satu alisnya bingung. Pasalnya, wanita itu saat pergi kelihatan sangat sumringah. Tetapi saat kembali raut wajahnya sangat tak sedap dipandang. Ditambah lagi, cepolan rambut seperti pramugari yang membuat wajahnya bersinar kini telah terurai.Ya, meskipun wajahnya masih terlihat cantik. Hanya saja berbeda daripada sebelumnya.Darwin dan Farwah saling pandang satu sama lain. Mereka bertiga sedang menunggu pesanan makanan tiba di cafetaria kantor. Di atas meja sudah ada minuman. Piranda mengaduk-aduk minumannya dengan sangat malas. Decakan kasar terus keluar dari mulutnya."Kamu kenapa, Piranda? Kok kelihatannya galau begitu?" Farwah sedikit khawatir pada Piranda, biasanya wanita itu sangat berisik. Namun, sekarang banyak diam-nya.Piranda mendongak menatap Farwah. Hembusan kasar keluar dari mulutnya. "Hari ini mood-ku hancur, Farwah." Sahutnya."Bagaimana bisa? Bukannya tadi pagi kamu sangat semangat be
Read more
20. Tipu Daya
Nami mencicipi masakannya. Indra perasa mulai beraksi, wanita itu mengecap rasa demi rasa sup ayam ginseng di dalam lidahnya."Bagaimana rasanya, Sayang?" tanya Sele menunggu jawaban menantu kesayangannya itu.Mata Nami membola. Rasa kuah yang enak dan hangat meledak sempurna di dalam lidah. Saat kuah sup itu turun ke lehernya, tubuhnya merasakan hangat. Nami merasa jika tubuhnya kembali sehat."Enak sekali, Mama. Sup ini juga bisa menghangatkan tubuh, Nami suka."Ternyata meski pun ngidam makanan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, karna ia hanya melihatnya sekilas dari beranda Instagram, Nami bisa menikmati makanan yang sangat nikmat. Makanan ini bernama Samgyetang atau sup ayam ginseng yang berasal dari Korea.Saat Nami mencari di internet, dia membaca salah satu artikel yang mengatakan jika sup ayam ginseng adalah makanan Korea yang biasanya dimakan saat musim panas. Makanan yang mampu mengalahkan hawa panas dan membuat tubuh menjadi lebih bertenaga.Nami pikir ia tidak akan
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status