Lahat ng Kabanata ng Perfect Younger Husband: Kabanata 41 - Kabanata 50
81 Kabanata
Bab 41 Baru Pertama
Rylan meraih bathrobe yang berada di sebelahnya. Kemudian memberikannya pada sang istri. Mereka memakai bathrobe agar tumbuh mereka tertutup ketika keluar dari bathtub.Rylan langsung menggendong tubuh sang istri ke tempat tidur. Mendudukkan tubuh sang istri di atas tempat tidur. “Aku akan ambilkan baju.” Rylan berbalik ke koper milik mereka. Membukanya dan mencari baju untuk Retta. Retta tersenyum ketika melihat sang suami mencari baju untuknya. Dia benar-benar memanjakan hari ini. Dia merasa senang. Karena merasa begitu dicintai oleh Rylan. “Yang ini?” tanya Rylan menunjukan baju pada Retta. Anggukan Retta membuat Rylan berdiri. Menghampiri Retta dan memberikan baju pada Retta. “Mau aku pakaikan sekalian?” tanyanya. “Tidak, aku bisa pakai sendiri.” Retta menggeleng. Rylan tersenyum. Dia tidak memaksa sang istri. Sambil menunggu sang istri. Rylan membereskan tempat tidur. Rasanya melihat tempat tidur berantakan sedikit mengganggu mata. Rylan menarik selimut untuk melipatnya. Sa
Magbasa pa
Bab 42 Hadiah Kak Shera
Kamar yang ditempati Rylan dan Retta terdiri dari dua lantai. Lantai bawah adalah kamar dengan pemandangan aquarium. Di lantai atas ada ruang tamu dan juga jacuzzi-kolam renang yang memberikan sistem jet bawah air untuk memijat tubuh saat berendam. Rylan dan Retta bersiap untuk merendam. Mereka ingin menikmati pijatan dari air yang terdapat di dalam kolam. Tubuh mereka yang begitu lelah. Rylan dan Retta menaiki tangga di lantai atas. Saat sampai di sana suasana begitu sejuk karena area terbuka di kolam renang membuat udara masuk ke dalam ruangan. Mereka berdua masih ke kolam renang. Merendam tubuh mereka di dalamnya. Aliran air yang menyemprot ke tubuh memberikan pijatan ringan di tubuh mereka.“Rasanya tubuhnya lebih rileks.” Retta merasakan pijatan dari air yang mengenai tubuhnya. Matanya terpejam merasakan hal tersebut. “Nikmati, Sayang, agar kekuatanmu kembali lagi.” Wajah Rylan dihiasi senyum menyeringai. Retta menatap dengan penuh curiga. Dia menduga jika sang suami akan me
Magbasa pa
Bab 43 Bagaimana Malam Pertama?
Di hari ketiga kemarin Rylan dan Retta menyempatkan untuk bermain ke universal studio. Retta sudah bak anak kecil yang begitu girang bermain di sana. Hingga membuat Rylan kewalahan. Malam hari mereka melihat Merlion Park. Melihat patung kepala singa yang menjadi ikon negara Singapura. Seharian kemarin mereka menghabiskan waktu bersama. Menikmati indahnya kota Singapura. Hari ini Rylan dan Retta akan pulang karena bulan madu telah usai. Tinggal menjalani hidup dengan cintai. “Aku berharap kita bisa sering pergi bulan madu.” Sebelum pulang mereka masih menikmati waktu berdua di tempat tidur. Rylan membelai lembut wajah Retta. “Nanti jika kita punya anak pasti akan sulit pergi berdua.” Retta membayang akan seperti apa nanti. Pasti mereka akan kesulitan. “Kita akan melakukan seperti yang Kak Noah dan Kak Cia lakukan.” Rylan tersenyum. Dia membayangkan akan hal itu. “Apa?” Retta masih belum tahu apa yang dilakukan kakak iparnya itu. “Menitipkan anaknya pada mama dan papa.” Rylan ters
Magbasa pa
Bab 44 Pesta
“Bisakah kamu mengupas kentang?” tanya Rylan. Retta belum pernah melakukannya. Namun, dia ingin sekali membantu. “Aku akan coba.”Retta menghampiri Rylan. Berdiri di samping Rylan. Rylan memberikan contoh pada Retta bagaimana mengupas kentang. Hal itu membuat Retta mengerti. Dia pun meraih pisau dari Rylan dan mengupasnya. Retta melakukan dengan perlahan, agar jarinya tidak terkena oleh pisau. “Aku tidak bisa memasak. Sepertinya aku tidak akan jadi istri yang sempurna.” Retta yang sedang sibuk mengupas kentang merasa jika dirinya sama sekali kurang dalam hal ini. Merasa tidak enak dengan Rylan. Rylan yang baru saja mencuci tangannya-tersenyum ketika mendengar ucapan sang istri. Dia menghampiri sang istri dan memeluknya dari belakang. “Hidup ini saling melengkapi. Jadi jika kamu tidak bisa memasak dan aku yang bisa, kenapa tidak. Lagi pula berjalannya waktu perlahan kamu akan bisa nanti.” Rylan mendaratkan kecupan di pipi Retta.Retta tersenyum. Merasa senang karena Rylan tidak per
Magbasa pa
Bab 45 Tidak Apa-apa
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Rylan. Dia tampak tenang ketika melihat Gerald. Yang dia pikirkan hanya Retta saja.Retta terdiam. Mungkin baginya ini adalah kesempatan untuk menunjukkan jika dia sudah move on dari Gerald. Menunjukkan jika dia sudah tidak memikirkan pria itu lagi. “Tidak.” Retta tersenyum. Tangannya semakin mesra melingkar di lengan Rylan. Tak ada raut kesedihan di matanya. Rylan yang melihat hal itu merasa senang sekali. Istrinya tak seperti tempo hari. Di mana menangis ketika melihat Gerald. Artinya, sang istri memang sudah melupakan mantan kekasihnya itu. “Ayo,” ajak Rylan dan mendapatkan anggukan dari Retta. Mereka mengayunkan langkah. Menikmati pesta yang ada. Karena jalan yang mereka harus lalui melewati Gerald, mau tidak mau, mereka harus berpapasan dengan Gerald. Gerald melihat Retta dengan saksama. Tangan Retta yang bertengger di lengan Retta membuatnya mengeram kesal. Dia sudah dengar kabar jika pernikahan Retta tetap dilaksanakan. Papa Retta menggantikanny
Magbasa pa
Bab 46 Pemilik Hotel Baru
“Jadi akan minggu depan ada rapat pemegang saham di perusahaan, jadi aku harap kamu bisa datang.” Noah menyampaikan apa yang menjadi alasannya menghubungi.Rylan melihat ke arah Retta. Kini dia bukan single yang ke mana-mana bisa sendiri. Jadi dia harus mendiskusikan dengan istrinya. “Aku akan menghubungi kamu nanti. Aku harus mengatakan Retta.” “Baiklah, kabari jika kamu tidak bisa datang, tetapi aku harap kamu datang.”“Baiklah.” Rylan mematikan sambungan teleponnya setelah kakaknya mengakhiri panggilan tersebut. Hal itu membuat Rylan mengembalikan ponselnya ke atas nakas. Kemudian beralih pada istrinya. Memeluknya erat dan melanjutkan kembali tidur. 🌺🌺🌺Pagi ini Retta membakar roti untuk sarapan. Walaupun dia belum bisa masak, tetapi setidaknya untuk hal kecil dia sudah belajar. Dia bergegas menghampiri sang suami. Di kamar dia langsung disambut sang suami dengan memberikan dasi. Retta tersenyum manis. Menghampiri sang suami dan menerima dasi. Walaupun belum sempurna menjadi i
Magbasa pa
Bab 47 Menjelaskan
Mendengar nama itu Retta dan Shera saling memandang. Mereka takut jika yang memiliki nama itu adalah orang yang sama di dalam pikiran mereka. Sayangnya ternyata benar yang terjadi. Pemilik nama itu adalah Gerald-pria yang hampir saja menikahi dengan Retta. Gerald yang menoleh mendapati Retta di sana. Dia sudah menebak jika Retta akan datang. Hal itu karena bulan lalu Retta tidak datang ke acara ini. Dengan tenang Gerald menghampiri Retta dan Shera. Berdiri tepat di samping pria baru baya di depan Retta dan Shera, “Retta -Shera, kenalkan ini adalah menatu pemilik Hotel Ocean. Dia yang mengelola hotel tersebut.” Pria paruh baya di depannya menjelaskan siapa gerangan pria yang di sampingnya. “Gerald.” Dia mengulurkan tangan pada Retta. Sungguh Retta kesal sekali. Bisa-bisanya Gerald adalah menantu pemilik hotel. Rasanya dia ingin marah, tetapi dia sadar sedang ditempat umum. Tentunya tidak mau nama baik papanya hancur karena ulahnya. "Retta.” Dengan malas Retta menerima uluran tanga
Magbasa pa
Bab 48 Menemui
“Aku akan menemuinya. Aku tidak mau dia mengusik hidupku, Kak. Jadi aku harus memberikan peringatan penuh padanya.” Itulah tujuan Retta. Gerald adalah orang yang gigih. Jika dia tidak tegas pada Gerald, yang ada pria itu akan mengejarnya terus. “Tapi—” “Temani aku saja. Awasi dari jauh. Aku akan jaga diri baik-baik. Lagi pula itu tempat umum. Dia tidak akan melakukan hal yang berbahaya.” Retta meyakinkan kakaknya. Shera mengembuskan napasnya. Adiknya punya cara untuk menyelesaikan masalah sendiri. Jadi sebagai kakak dia harus mendukung saja. “Baiklah.” Shera pun menerima. Besok dia tidak akan melepaskan pandangan dari Retta.Retta dan Shera sampai di hotel. Setelah mereka membersihkan diri, mereka memilih untuk menghubungi pasangan masing-masing. Shera memilih sambil merebahkan tubuhnya di tempat tidur, sedangkan Retta memilih untuk di balkon kamar. Sambil memandangi langit malam.“Halo, Sayang,” sapa Rylan dari jauh sana. Mendengar suara Rylan, Retta merasa begitu senang. Sejen
Magbasa pa
Bab 49 Dia Begitu Sempurna
Mendapati pertanyaan Retta, Gerald seolah mendapatkan titik terang. Ada secerca harapan dari yang dia inginkan. “Aku mau kita bisa bersatu, Sayang. Aku tahu kamu tidak mencintai suamimu seperti layaknya aku. Aku tahu pernikahanmu terpaksa seperti pernikahanku. Jadi kita dalam posisi yang sama. Jadi ayo kita akhiri semua. Tinggalkan pasangan kita masing-masing dan kita bersatu.” Gerald begitu yakin jika kesamaan ini akan mengantarkan mereka bersama kembali. Kini Retta sudah merasakan menikah dengan pria yang tidak dicintainya. Jadi dia bisa merasakan apa yang dirinya rasakan. “Aku paham perasaanmu. Menikah dengan orang yang tidak kita cintai memang membuat tidak nyaman.” Retta tersenyum. Gerald merasa bersyukur karena Retta mengerti dengan apa yang dikatakannya. Dia tepat sekali mengambil momen. Momen di mana Retta menikah dengan pria yang tidak dicintainya. “Tapi, jika kamu bilang kita sama. Aku rasa kita berbeda. Karena aku mencintai suamiku.” Retta kembali melanjutkan kembali uca
Magbasa pa
Bab 50 Ketakutan
Pagi ini Retta bangun dengan mata panda. Semalam dia tidak bisa tidur. Dia merasa takut Gerald tiba-tiba ke apartemennya. Hal itu membuatnya takut, pria itu nekad setelah ucapannya kemarin. Retta sudah berniat, jika nanti dia akan tidur di rumah orang tuanya saja. Hal itu agar lebih tenang. Karena tidak mau sampai Gerald menemuinya. Seolah tidak terima dengan keputusannya menolak ajakan balik. Retta sampai di kantor. Dia begitu mengantuk sekali. Hingga membuat wajahnya begitu kusam. Tak bersemangat sama sekali. Padahal hari ini banyak pekerjaan yang harus dilakukannya. Shera yang melihat adiknya merasa aneh. Kenapa sang adik seperti itu. Padahal semalam dia melihat sang adik masih begitu ceria. “Kamu kenapa?” tanya Shera. “Gerald menghubungi aku. Dia mabuk dan bilang mau datang. Akhirnya semalaman aku tidak bisa tidur.” Retta menceritakan apa yang terjadi. “Astaga, apa dia benar-benar datang?” tanya Rettta. “Aku rasa tidak. Aku hanya ketakutan saja.” Retta tidak mendengar suara
Magbasa pa
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status