Semua Bab Godaan Jin Dasim: Bab 51 - Bab 60
91 Bab
bab 50
Rian dan Sumi masih bergeming meski sudah menerima uang tersebut, rasanya enggan pergi dari rumah besar yang selama ini menjadi tempat bernaung mereka berdua.“Rumah ini sudah saya berikan kepada Jeny, dia lebih pantas mendapatkannya dari pada kalian!”Jeny melongo tak percaya dengan ucapan Ednan.Sumi memandang mantan pembatunya tak suka.“Kenapa kamu kasih rumah besar ini kepadanya? Perempuan itu tidak berhak atas rumah saya! Oh .. atau jangan-jangan kalian memiliki hubungan khusus?” tuduh Sumi.“Turunkan nada suara anda Nyonya, anda tidak berhak tau tentang saya dan semua orang-orang terdekat saya,”“Tetapi jika anda sangat penasaran, saya akan memberikan sebuah kebenaran! Jeny memiliki seorang gadis kecil yang sangat manis, usianya baru menginjak 5 tahun,”Ednan beranjak dari duduknya dan menghampiri pasangan tersebut.“Dan hal konyolnya, gadis kecil itu adalah Adik kandung saya!”Sumi dan Rian terkejut.“Ya, anda bisa menyimpulkan bukan? Jeny adalah korban Baskoro! Bukan hanya Je
Baca selengkapnya
bab 51
“Kekejamanku menurun darimu, Ayah! Tetapi sayangnya aku masih punya nurani sedangkan anda tidak!”“Apa maksudmu? Jangan bertindak kurang ajar kepada Ayah! Jangan melewati batasannmu!”“Aku sudah melewati batasanku sejak dulu, Ayah. Ayah saja yang tak sadar!”Baskoro melihat surat cerai ditangannya dan langsung tersenyum menyeringai.“Kau ingin menggugat cerai diriku ‘kan Laksmi? Mana penanya? Aku akan segera mendatangani surat ini.”Ednan langsung melempar pena yang selalu dia bawa kemana-mana kepada Baskoro, Melia hanya melihat interaksi orang-orang dewasa di sekitarnya. Instingnya mengatakan dia hrus diam dan jangan banyak tingkah, dia hanya harus tetap duduk di pangkuan Ibunya, Ibu yang telah lama ia rindukan.“Sudah! Hahaha .. aku ‘tak merasa rugi bercerai denganmu, toh asset mu yang dulu banyak sekarang sudah tidak ada lagi! Sudah habis! Kamu hanalah orang miskin sekarang!” ucapnya sambil melempar kembali surat itu kehadapan Laksmi.Mereka tertawa serempak, membuat Baskoro bingun
Baca selengkapnya
bab 52
Lamunan Azam buyar kala seseorang menepuk pundaknya lembut, dia menoleh kemudian tersenyum saat Kalana sudah berdiri tepat di belakangnya.“Kenapa nyusulin Abang?”Kalana menggeleng “Ini sudah malam, sebaiknya Abang pulang, lagi pula ngapain Abang sendirian di sini?”Azam menoleh kesekitar, memang dirinya tengah duduk sendirian di tempat tersebut.Azam bergegas menggandeng tangan Kalana untuk kembali pulang meninggalkan tempat favorit dirinya dan Rendi kala melepas penat.***“Lana .. Kalana!” panggil Azam.“Ais .. ono opo toh Zam? Berisik ini, Ibu mau sholat jadi keganggu” tegur wanita paruh baya yang sudah lengkap dengan mukenanya.“Eh, maaf Buk, hem .. lihat Kalana?”“Kalana masih Ibu suruh ke rumah Pak Cik mu, si Syawal, buat nganterin gula dan tepung, buat acara rewangan si Tika yang bentar lagi nikah, kau ini sudah hampir setahun menikah tapi ‘tak bisa lepas sama istrimu barang semenit. Sana kau bantu-bantu juga di sana,”“Ini sebenarnya mau ngajak Kalana kesana, tetapi dia suda
Baca selengkapnya
bab 53
“Dek, Abang dapat pekerjaan di Ibu Kota,”Kalana yang sedang melipat baju di kamar mereka hanya melirik.“Bagaiman?”“Kalau Abang mau kerja di sana ya monggo toh, aku gak akan menghalangi. Kalau Ibu mengijinkan.”“Justru Ibu nyuruh Abang buat nanyak sama kamu, Dek. Kalau kamu setuju kita berangkat setelah selesai acara nikahan anak Pak Cik Syawal.”“Kita? Loh Ibu bagaimana? Siapa yang jaga Ibu di sini?”“Ibu nyuruh kita berdua saja yang berangkat, kalau sendiri, Ibu gak mengizinkan. Di sini, Ibu bareng sama Syaiful katanya,”Kalana hany mengangguk pasrah.“Jadi bagaiman, Dek?” Tanya Azam lagi.“Abang pengen sekali ya kerja di Kota?”Azam mengangguk antusias.Kalana tidak menjawab, dia bangkit dari duduknya kemudian memasukkan baju-baju yang sudah ia lipat rapi ke dalam lemari di sudut kamar mereka.Kalana duduk di samping sang suami dan tersenyum manis ke arahnya.“Di sini Abang kerjanya gak nentu, Dek. Kamu tahu sendiri gimana kerjaan Abang selama ini ‘kan? Kadang ikut melaut, kadan
Baca selengkapnya
bab 54
“Dek, sudah sampai” azam mengguncang lembut bahu Kalana yang ketiduran.Kalana tersenyum, tetapi sedetik kemudian senyumnya memudar karena yang dia lihat di depannya bukanlah pria yang selama ini dia rindukan. ‘tak ingin Azam berfikir aneh-aneh, dia kembali tersenyum dan mengangguk kepada laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya.“Ayok turun, Dek.”Kalana mengikuti langkah suaminya yang lebih dulu turun. Azam dan Kalana melihat sekitar, kota yang ramai dan sesak degan orang-orang yang berlalu lalang.“Kita makan dulu, ya. Habis itu kita nyari kontrakan” ajak Azam sambil menggandeng tangan Mala menuju warteg terdekat.“Kenapa nyari kontrakan, Bang? Harusnya kita nyari kos dulu biar hemat.”“Enggak, Dek. Aabang sudah konfirmasi ke HRD perusahaan, dan Abang mulai magang besok sampai tiga bulan ke depan. Abang pikir lebih hemat kontrakan kecil yang cukup di kantong kita. Kalau kos, kita ‘kan harus bayar tiap bulan. Lebih baik merogoh kocek untuk sekali saja, lagi pula Abang punya ua
Baca selengkapnya
bab 55
“Assalamu’alaikum ..” Azam memanggil sambil mengetuk pintu rumah Ardi.Dari arah belakang sesorang menegurnya.“Cari Nak Ardi ya, Mas?”Azam menoleh dan mengangguk sopan, “Iya Mas, mau Tanya-tanya soal biaya kontrakan?”“Oalah orang baru yang ngontrak di rumah kosong?”Azam mengangguk lagi, kemudian menunjuk rumah kontrakan yang tampak kelihatan dari rumah Ardi.“Itu, Pak. Saya dan istri ngontrak di rumah itu.”Pria baruh baya yang belum di ketahui namanya itu tersenyum kemudian mengajak Azam untuk duduk di warungnya terlebih dahulu.“Buk, buatkan kopi untuk penghuni baru kita,” ujarnya.“Ah .. gak usah, Pak.” Azam menolak, dia tampak sungkan karena baru beberapa menit yang lalu sudah mau disuguhi kopi.“Taka pa, Mas. Kita ini tetangga, saya juga ngontrak di sini. Orang yang ngontrak di situ semuanya orang jauh-jauh. Gak ada sanak saudara, jadi kami semua mengaggap tetangga-tetangga adalah saudara satu sama lainnya.”Azam mengangguk, dan mendengarkan secara seksama cerita yang mengali
Baca selengkapnya
bab 56
Keinginan yang besar kadang bisa menjadi boomerang tersendiri bagi mereka. Seperti yang mungkin akan dirasakan oleh pasangan yang baru saja memutuskan untuk mengadu nasib di kota, Azam yang berkeinginan besar mengubah keadaan ekonominya, tak tahu akan takdir yang akan terjadi kepadanya di kemudian hari, bahkan mungkin kita semua.Tugas kita hanya menjalani, selebihnya tangan Tuhan yang menentukan.Azam berjalan kembali ke kontrakan miliknya setelah membeli beberapa barang, seperti bantal, gayung dan perlengkapan memasak. ‘tak terlalu banyak, hanya sesuatu yang bener-benar dibutuhkan mereka. Pak Ali dan Ardi ikut membantu membawa barang-barang miliknya.Tok tok tokKalana yang mendengar pintu utama di ketuk dari luar bergegas membukanya.“Asslamu’alaikum ..”“Wa’alaikum salam ..”“Taruk saja di sini, Mas. Biar saya dan istri nanti yang menata semua barang-barang ini” ujarnya.“Baiklah kalau begitu, Bapak balik dulu, ya. Soalnya mau berangkat kerja shift malam” pamit Pak Ali.“Bener ga
Baca selengkapnya
bab 57
Dasim, jin dengan tugas yang mengerikan tersebut sudah menentukan targetnya. Dia tersenyum senang saat mengetahui dia memilih target yang pas untuk saat ini. Hanya menunggu waktu sebentar lagi, dan boom .. dia akan hadir ditengah-tengah untuk mengacaukan hati pasangan yang baru menikah seumur jagung tersebut. Sangat menyenangkan baginya bukan? Dia akan diakui hebat oleh Bapak para jin, lalu dia bisa membanggakan pencapaiannya kepada golongan kaumnya.Rendi kembali setelah perjalanan yang cukup melelahkan. Rendi memilih untuk menetap lebih dulu di pesantren, rencananya dia akan pulang esok hari setelah sholat shubuh, kemudian langsung berangkat ke kantor memulai kerja kembali.Apalagi kemaren ‘Big Bos’ nya, panggilan untuk Pak Direktur Utama sempat menelfonnya dan bertanya mengenai sebuah tender yang sudah di menangkan oleh Rendi sebelumnya.Awalnya panggilan Big Bos itu hanya si Ardi yang membuat, lama kelamaan semua karyawan ikut-ikutan, dan Pak Direktur pun tak keberatan, malah dia
Baca selengkapnya
bab 58
Sekian detik netra ketiganya bertemu, dari ekspresi wajah Azam dan Kalana tak bisa menyembunyikan keterkejutannya, sedangkan Rendi mengalihkan pandangan kembali ke buku catatan miliknya, untungnya dia langsung bisa menguasai keadaan.“Duduk sini!” tawar Ziko sembari menggesr duduknya.Azam tersenyum kaku.“Nah ini Rendi, pria yang paling Alim dan paling cerdas di circle kita” puji Ziko.“Selain kerja di kantor, dia juga masih ngajar di pesantren. Bacaan kitabnya—beuh gak usah diragukan lagi!” timpal Ardi.“Jangan berlebihan!”Klana dan Azam duduk tepat di hadapan Rendi.“Oh iya Ren, ini kenalin. Si anak magang, namanya Azam dan itu istrinya namanya Kalana” Ziko memperkenalkan.“Eh, namanya seperti wanita yang kau cintai dengan hebat, Ren!” Ardi memberitahu.“Bukannya nama seperti itu jutaan?” jawab Rendi tak acuh.Kalana tersenyum kecut. Saat pertama bertemu tadi jantungnya berdegup kencang, sama seperti mereka berkenalan pertama kali dulu, sebelum takdir dengan tega memisahkan mereka
Baca selengkapnya
bab 59
Rendi pergi ke pesantren setelah berpamitan kepada semua orang yang ada di sana.Setelah kepergiannya, Kalana juga izin pulang. Sedangkan Azam masih di sana untuk menghargai kedua seniornya.Kalana menghempaskan bobot tubuhnya ke kasur usang di kamarnya, dia menangis, meluapkan semua emosi yang selama ini dipendam dalam hatinya. Kini Rendinya telah berubah, kata urakan dan berandalan yang dulu tersemat dalam dirinya sudah hilang. Bahkan tutur katanya teramat lembut kepada wanita di seberang telfonnya.“Harusnya aku!”‘Iya, harusnya kamu! Lupakan semua kesalahan yang dulu, kau hanya perlu meminta maaf. Rendi masih mencintaimu, dia pasti akan senang melihatmu kembali kepadanya!’‘Bukankah ini kesempatan yang Tuhan berikan kepada kalian berdua? Jangan sia-siakan lagi!’Dasim terus saja menggoda dan menghasut Kalana yang hatinya tengah kalut. Entah rasa bersalah yang mengukungnya, atau rasa kecewa dan marah pada dirinya yang selama ini dia pendam sendiri, semuanya sama saja, tak ada jala
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status