Semua Bab Terjebak Bersama Kriminal Tampan: Bab 31 - Bab 40
95 Bab
Bab. 31
Untuk mengenyahkan rasa malu Alice, Gene melepaskan sisa pakaian istrinya. Dibopongnya Alice, lalu dibawanyake tempat tidur dan dibaringkannya. Alice memejamkan mata sementara suaminya melepaskan pakaian.Lalu Gene menghampirinya, meraihnya ke dalampelukannya, dan mendekapnya erat. Rasa bahagia mengaliri tubuhnya. Alice pun gemetar.“Alice,” bisiknya,“jangan takut. Aku rela hanya memelukmu, selama yang kauinginkan. Aku tahu kau ta-kut dan aku mengerti sebabnya. Tapi aku bersumpah takkan pernah menyakitimu.”“Aku tahu, Gene. Aku tahu. Aku hanya… sudahbegitu lama dan…”“Aku tahu. Kau tidak perlu mengatakannya. Takkan terjadi apa­apa sampai kau sendiri menghendakinya.”Dipeluknya Alice dengan protektif, sambil menahan hasratnya sendiri. Ia tahu ia mesti belajar bersabar dengan wanita ini. Alice sungguh layak mendapatkannya.Lambat laun Alice menjadi lebih santai, dan Genemenjadi lebih berani memberikan belaian padanya.Kulit wanita ini sangat lembut. Tubuhnya seperti tubuh wanita yan
Baca selengkapnya
Bab. 32
Ia masih terus teringat peristiwa pada pagi di puncak gunung itu. Azura memanjat ke sana untuk menawarkan penghiburan, meski sebenarnya perempuan itu bisameninggalkannya begitu saja. Ia ingat ekspresi wajah Azura ketika tubuh mereka menyatu di atas sana.Dan pada saat­saat tertentu, kalau ia sedang ingin merasa benci pada Azura, ia teringat bagaimana wanita itu telah melahirkan anaknya dan betapa sayangnya Azura pada Tony. Selain itu, Azura pun selalu bersikap baik padanya, misalnya menjaga agar kopinya tetap hangat, meski ia sendiri tidak minta cangkirnya diisi lagi. Sesekali Azura suka menunggunya di beranda kalau ia pulang berkuda pada sore hari, setelah lama bekerja. Azura selalu tersenyum menyambutnya, seolah senang melihat kedatangannya.Rodriguez tak mengerti mengapa Azura memperlakukannya dengan sangat baik dan penuh perhatian. Ia tak bisa memahami motif istrinya itu. Azura sangat berhak membencinya. Kalau saja wanita itu menunjukkan sikap benci padanya, bukan sikap penuh peng
Baca selengkapnya
Bab. 33
Azura melotot marah sambil bertolak pinggang. Tapi kemarahannya tidak sungguh­sungguh. Malah belum pernah ia merasakan hatinya begitu penuh oleh cinta,seperti saat ini.beberapa hari setelah berhenti menyusui Tony, Azura merasa tidak nyaman dan anak itu juga rewel. Tapi lambat laun ia belajar menyukai susu kaleng. Sering kali ia menyemburkan isi mulutnya ke mana­-mana, tapi semua makanan itu dimakannya juga dengan rakus. Dan Azura melihat anak itu semakin gemuk.Rodriguez mendapat surat lagi dari Mr. Dixon. Sang kepala penjara sudah berkonsultasi dengan seorang hakim dan sedang berusaha membebaskan Rodriguez dari segala tuduhan. Azura sangat senang. Rodriguezsendiri tidak mau memperlihatkan perasaannya.berkat kerja keras Rodriguez, ranch itu semakin berkembang. Dari perbukitan yang mengelilinginya, ia berhasil mengumpulkan kawanan kuda warisan kakeknya yang tercerai­berai sejak Joseph meninggal. beberapa kuda betina di antaranya sedang hamil.Yang tidak hamil diberi inseminasi buata
Baca selengkapnya
Bab. 34
“Rodriguez!”“buka pintu!” teriak Rodriguez.Sambil memeluk Tony, dengan kikuk Azura membukan pintu dengan satu tangannya. begitu pintu terbuka, Rodriguez nyaris terjerembap ke dalam, terdorong oleh angin. Azura menjatuhkan diri ke dadanya sambilmenangis tak terkendali. Untunglah mereka bertiga tidak terempas ke lantai, berkat kekokohan kaki Rodriguez berdiri.Azura menyebutkan nama suaminya kembali sambil memeluknya erat. Kemeja lelaki itu melekat basah di tubuhnya. Sepatu botnya kotor oleh lumpur, topinya, yang terikat erat oleh sebuah tali kulit di bawah dagunya, meneteskan air hujan. belum pernah Azura merasa sesenang ini melihatnya.Lama mereka berpelukan erat, tak peduli akan terpaan hujan yang menghantam masuk lewat pintu yang terbuka. Di antara mereka, Tony bergerak­-gerak dan. Rodriguez menempelkan wajah Azura ke lehernya dan membelai­belai punggungnya, sampai tangisnya mereda.“Apa kau terluka?” tanyanya.“Tidak. Aku b…baik­baik saja. Cuma ketakutan.”“Dan Tony?”“Dia tidak
Baca selengkapnya
Bab. 35
Ditinggalkannya Tony, dan ia berjingkat­-jingkat ke ruangan­ruangan lainnya yang gelap. Cahaya lilin yang dibawanya menari­-nari samar saat ia berjalan. Rodriguez ada di dapur, sedang mengaduk sesuatu di panci di atas kompor. Ketika Azura masuk, ia menoleh. Azura tidak menimbulkan suara apa pun, tapi lelaki itu tahu akan kehadirannya.“Ada gunanya juga kompor ini. Padahal kemarin aku baru berharap bisa membelikanmu kompor yang lebih bagus.”“Aku suka kompor itu.”Rodriguez sudah mengenakan jeans bersih, tapi masih bertelanjang dada dan tanpa alas kaki. Rambutnya mulai kering. Azura berharap ia takkan pernah memendekkan rambutnya. Ia senang melihat rambut itu bergerak gemerlap setiap kali Rodriguez menggerakkan kepala.“Sedang masak apa?”“Cokelat panas. Duduklah.”Azura menaruh lilinnya di meja dan menarik kursi.“Tidak kusangka kau bisa masak.”Rodriguez menuang minuman yang masih panas itu ke sebuah mug, lalu mematikan kompor.“Coba dulu sebelum memuji,” katanya sambil memberikan mu
Baca selengkapnya
Bab. 36
“Kau sangat berani. Aku bangga akan dirimu.”“Sungguh?”“Ya, sangat bangga.”“Aku cinta padamu, Rodriguez. Aku cinta padamu.”Pernyataan itu merupakan awal dari serangkaian pernyataan cinta yang menyusul tanpa dapat dicegah lagi dan telah lama tertahan selama berminggu­-minggu di dada Azura. Semuanya keluar kini, tak terkendali, tak terkuasai lagi. Dan di antara luncuran kata­kata itu, bibir mereka bertemu dalam ciuman-­ciuman singkat. Namun, sejenak kemudian itu pun tak cukup lagi. Lengan Rodriguez menyambar tubuh Azura dengan cepat. Dimiringkannya kepalanya ke satu sisi dan diciumnya Azura dengan penuh gairah. Sambil mengerang pelan ia menekankan lidahnya ke dalam mulutAzura, menggesekkannya. Ciumannya sepenuhnya liar.Kedua tangannya berpindah ke bagian depan tubuh Azura. Dibukanya ikatan mantel kamar Azura dan tangannya menyelinap ke baliknya. Tubuh Azura terasa hangat, lembut, dan feminin. Payudaranya memenuhi tangan Rodriguez dan lelaki itu meremas­remasnya.Ciumannya kini berp
Baca selengkapnya
Bab. 37
“Aku senang kau memilih memasuki rumahku padamalam dulu itu.”Rodriguez memiringkan kepala dan menatap istrinya.“Aku juga senang.”Dengan lembut Azura menarik­narik bulu dadasuaminya. Sepanjang malam itu mereka berkali­-kali bercinta, diselingi tidur sejenak setiap kali. Gairah mereka selalu terbangkit jika disentuh pasangannya. Kini, setelah terpuaskan untuk sementara, keduanya berbaring malas di seprai yang kusut. badai semalam sudah lama berlalu. Cahaya pagi menyoroti kamar itu dengan sinar kemerahan.“Waktu itu aku takut sekali padamu,” kata Azura.“Aku juga takut padamu.”Azura tertawa heran dan bertumpu pada sikunya, supaya bisa menatap wajah Rodriguez.“Takut padaku? Kau takut padaku? Kenapa? Apa kau kira aku bisa mengalahkanmu?”“Ya, tapi bukan dalam cara seperti yang kaukira. Pada waktu itu, kelemahanku adalah terhadap wanita cantik. Kau benar­benar membuatku kebingungan. Menurutmu kenapa aku mengambil pisau itu?”“Apa menurutmu aku cantik?” Azura menatapnya dari balik bul
Baca selengkapnya
Bab. 38
Dalam kebahagiaan yang sama. Semua kengerian kemarin sirna oleh cinta Rodriguez padanya. Sinar matahari cerah memancar masuk dari jendela­jendela. Masa depannya tampak cerah karena ia mencintai Rodriguez, dan karena akhirnya ia berhasil membuat lelaki itu menerima cintanya. Rodriguez belum menyatakan mencintainya, tapi Azura cukup puas dengan apa yang ada saat ini. Le laki itu mendambakannya, senang memiliki Azura dalam hidupnya dan di tempat tidurnya. Mungkin lambat laun cinta itu akan tumbuh juga di hatinya. Untuk sementara, Azura mesti puas dengan apa yang diperolehnya saat ini. Kehidupan telah sangat berbaik hati padanya.“Selamat pagi, Tony,” serunya ceria ketika masuk ke kamar bayi.Anak itu menangis terus.“Apa kau lapar? Hmm? Atau mau ganti popok? Supaya lebih enak, ya?”Tapi begitu membungkuk di atas ranjang anaknya, Azura menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Dengan naluri keibuannya, ia langsung tahu ada yang tidak beres. Suara napas bayi itu membuatnya cemas seketika. Da
Baca selengkapnya
Bab. 39
Gene dan Alice berusaha meyakinkan bahwa infeksi itu bisa terjadi kapan saja.“Dia tidak diberi antibiotik apa pun,” kata Gene.“Dan ini terjadi bukan karena kelalaianmu.”“Tolong sembuhkan dia.”Rodriguez, yang sampai saat itu masih berdiam diri, berbicara dari samping meja periksa. Sejak tadi ia terus menatap anaknya, seolah Tony adalah bintang paling terang di alam semestanya, yang sinarnya mulai padam.“Rasanya aku tidak bisa, Rodriguez.”“Apa?” Azura terkesiap.Ia mengangkat kedua tangannya ke bibirnya yang pucat.“Tidak banyak yang bisa kulakukan di sini,” kata Gene." Kusarankan kalian membawanya ke salah satu rumah sakit di Phoenix. Masukkan dia ke ICU, untuk diperiksa para spesialis. Peralatanku di sini tidak lengkap.”“Tapi Phoenix jauh sekali dari sini,” kata Azuradengan panik.“Ada seorang kenalanku yang punya jasa pelayanan angkutan dengan helikopter. Akan kuhubungi dia. Alice, beri suntikan untuk menurunkan demamnya.”Masih dengan panik Azura memperhatikan Alice menyiap
Baca selengkapnya
Bab. 40
Suami­istri Azura tampak bingung mesti mengatakan apa. Eleanor memainkan pegangan tasnya yang terbuat dari gading, sementara Willard tidak berani menatap putri dan menantunya.“Kami merasa setidaknya hanya ini yang bisa kami lakukan,” kata Eleanor, memecahkan keheningan panjang yang tidak mengenakkan itu.“Kami ikut sedih mendengar anakmu sakit.”“Kau perlu sesuatu, Azura? Uang?” Willard menawarkan.Rodriguez memaki dengan sangat kasar, lalu pergi meninggalkan mereka.“Tidak, terima kasih, Ayah,” kata Azura pelan.Ia malu karena orangtuanya selalu menawarkan uang sebagai solusi untuk apa pun. Tapi ia memaafkan mereka. Mereka datang untuk menghiburnya, dan mengingat sikap mereka yang biasanya penuh pransangka serta keras kepala, kedatangan mereka kemari sudah cukup menunjukkan sikap mengalah.Azura merasa lega ketika Alice maju memperkenalkan diri, sehingga ia tak perlu menangani situasi yang canggung ini.“Aku Alice Dexter, nenek Tony juga. Maafkan sikap buruk anakku. Dia sedang sangat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status