All Chapters of Menantu Paling Berkuasa: Chapter 161 - Chapter 170
208 Chapters
Buktinya Utuh
"Jika ruangannya masih utuh dan belum diperbaiki, hitunglah dari pojok kanan 5 ubin, lalu dari samping 3 ubin. Bongkar di situ, maka akan ada peti rahasia di sana," ujar sang Papa mertua kepada Kevin dengan nada misterius dan penuh harap. Kevin merasa terombang-ambing antara percaya dan tidak dengan ucapan sang Papa mertua. Sejenak, ia berpikir mungkin pria paruh baya itu sedang mengalami halusinasi. Namun, hati kecilnya meyakinkan kalau apa yang diungkapkan Papa mertua merupakan kebenaran yang tak terbantahkan. Maka, tanpa ragu, Kevin mengangguk menyetujui sambil berdekap ngeri. "Di mana lagi ada bukti kejahatannya, Papa?" tanya Kevin dengan napas tersengal-sengal, berusaha menahan gelombang kepanikan yang menghantui benaknya. "Semua di sana, Nak. Galen berhasil menyembunyikan kejahatannya yang ia dokumentasikan sendiri, tapi tak mampu menyelamatkannya dari kecaman sekaligus kehancuran. Cepatlah cari, karena di situ juga ada bukti mengerikan bagaimana ia menghabisi keluarga Ada
Read more
Bukti yang Akurat
"Ayo keluarkan semua, berapa peti ada di sana?" tanya Kevin pada anak buahnya, Dimas. "Hanya satu, Tuan. Tapi ini lumayan besar," ucap Dimas sambil menunjukkan peti kayu itu. Kevin mengangguk lalu mengajak Dimas duduk di meja kerja di ruangan itu. Meskipun sedikit kotor, mereka sudah menggunakan masker untuk melindungi diri. Di dalam peti, terdapat beberapa barang, termasuk sertifikat kepemilikan tanah dan foto keluarga yang menampilkan wajah bahagia kedua mertua Kevin saat menunggu kehadiran anak mereka. "Ada dua flashdisk di sini. Sebaiknya kita cek dulu, Tuan" ujar Dimas dengan penuh perhatian.Kevin setuju. Dia dan Dimas sudah tidak sabar dan berharap ada bukti yang benar-benar kuat bisa menggiring kedua pelaku kejahatan itu ke balik jeruji besi untuk selama-lamanya. Kevin akan menuntut mereka dengan hukuman mati, karena kesalahan yang mereka lakukan begitu fatal. Dimas mengeluarkan laptop lalu Kevin mulai membuka data di dalam flashdisk itu. Raut wajah kecewa terpancar dar
Read more
Akhir Masa Galen
Dua hari kemudian, setelah tiba di kota kelahirannya, Kevin segera mengajak Dimas untuk menemui dokter di rumah sakit. Hatinya terbakar ingin menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin, setidaknya demi mencegah kedua mertua angkatnya melarikan diri dari kota ini. "Jadi, bolehkah saya minta izin untuk mengajak mertua saya pulang sebentar, Dok?" tanya Kevin dengan tatapan yang penuh harap. "Boleh sih, Tuan, karena memang urusannya mendesak," jawab dokter dengan hati-hati, "tetapi terpaksa saya harus ikut serta dalam urusan ini dan membawa dua orang perawat bersama. Takutnya nanti ketika pasien bertemu dengan orang yang menyakitinya di masa lalu, beliau akan kumat. Saya tidak bisa lepas begitu saja karena pasien belum sembuh 100%." Mendengar hal itu, Kevin merasa lega dan sekaligus berterima kasih. "Dengan senang hati, Dok! Saya ingin menitipkan pakaian rapi ini untuk mertua saya. Lusa, jam delapan malam, orang suruhan saya akan menjemput di sini dan mengajak Dokter serta yang lainny
Read more
Dia Pembunuhnya
“Dia pembunuh sesungguhnya! Dia yang membunuh istri saya, tapi dia malah menyalahkan saya!" teriak mertua Kevin, penuh emosi. Polisi yang hadir segera meringkus Galen dan istrinya, sementara Jenni hanya bisa tertegun di tempat. "Jahat sekali kalian! Membunuh Mamaku demi menguasai harta warisannya? Apa dalam benak kalian hanya ada uang?" Zara menatap nanar kepada orang tua angkatnya."Itu tidak benar! Mama dan Papa tidak pernah melakukannya, semua ini bohong!" teriak Mika Johanes menolak semua bukti yang sudah ada. Namun, fakta yang ada dihadapan mereka jelas dan sulit dibantah."Bahkan dengan segala bukti yang sudah kami miliki ini, kalian masih menyangkal? Segera buktikan saja di pengadilan kalau kalian benar-benar tak bersalah. Kami akan menuntut kalian dengan hukuman seberat-beratnya!" ancam Kevin dengan nada dingin. Mendengar hal itu, Jenni berlutut di kaki Kevin, mencoba meminta belas kasihan demi kedua orang tuanya."Kak, mohon, jangan penjarakan Mama dan Papa. Tanpa mereka,
Read more
Siap Jadi Pelayan Seumur Hidup
Esok harinya Kevin datang ke kantor polisi ditemani oleh Dimas dan sang pengacara dia menyerahkan semua bukti kejahatan Galen dan Daniel, keduanya akhirnya terpojok.Kebenaran telah terungkap dan kejahatan mereka segera mendapatkan balasan yang setimpal."Terima kasih, Tuan, atas kerjasamanya," ucap polisi dengan nada hormat. "Sama-sama, Pak. Saya juga berterima kasih dan memohon agar kasus ini diusut tuntas. Mereka harus menerima ganjaran yang setimpal. Jika mereka telah merenggut nyawa begitu banyak orang, maka mereka pun harus siap kehilangan nyawa mereka," sahut Kevin dengan tegas dan tanpa keraguan sedikitpun."Baik, Tuan, serahkan pada kami. Kami akan memprosesnya sesuai dengan hukum yang berlaku. Jika Anda ingin bertemu dengan para tersangka itu, kami siap memfasilitasinya," ucap polisi tersebut, menawarkan kepadanya.Kevin mengangguk tegas, "Baik, Pak, tolong antarkan saya menemui mereka." Polisi itu pun mengantarkan Kevin ke dalam sebuah ruangan khusus. Di sana, Galen dan D
Read more
Bab 166
Beberapa minggu kemudian, Proses hukum Galen dan Daniel sudah berlangsung di pengadilan, sidang pertama akan dilaksanakan minggu depan.Dan Kevin sudah menyiapkan tuntutan maksimal hukuman mati untuk keduanya atas kejahatan yang dilakukan. Kevin kembali ke dunia kerjanya, larut dengan aktivitas sebagai pimpinan sebuah perusahaan besar.“Terima kasih Tuan, atas kerjasamanya, kami sangat berterima kasih karena Anda mempercayakan perusahaan kami untuk menjadi partner kerja anda.” ucap salah satu rekan kerja Kevin sambil mengulurkan tangan pada Sang Presiden.“Saya yang harusnya berterima kasih Tuan, karena anda sudah jauh-jauh datang ke kota ini hanya untuk menemui saya, mudah-mudahan kerja sama yang akan terjalin membawa dampak baik antara perusahaan anda dan perusahaan saya.” jawab Kevin elegan sambil membalas uluran tangan klien bisnis yang tersebut.“Pasti Tuan, saya yakin Kesuksesan akan kita raih,” jawabnya.Kevin tersenyum, “saya pun mengharapkan hal itu, dan maaf saya datang ter
Read more
Sidang Pertama
Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu oleh Kevin tiba. Kali ini adalah sidang pertama pembacaan dakwaan terhadap dua terdakwa pembunuhan yang terlibat, yaitu Galen Johanes dan Daniel. "Sayang," panggil sang istri, ketika melihat Kevin di ruang tengah rumahnya, sedang menatap foto keluarga, di mana dirinya masih dalam gendongan sang mama. Kevin tak bisa menyembunyikan kesedihannya; bahkan saat ini, matanya telah basah oleh air mata.Sang istri memeluk Kevin dari belakang, mencoba menguatkan hatinya. "Mama dan Papa, dan keluarga yang lain pasti sudah bahagia di sana. Terlebih, mereka sangat bangga memiliki anak sehebat kamu. Sekarang, kita harus tetap melanjutkan hidup agar tidak larut dalam kesedihan yang tak berujung. Mama dan Papa pasti tidak suka hal itu," ucap sang istri, memberikan dukungan pada suaminya. Kevin mengangguk menyetujui ucapan istrinya, hatinya terasa teriris. "Semoga saja, Sayang. Mama, Papa, nenek, kakek, dan yang lainnya bahagia di sana." Dia mengepalkan tangann
Read more
Simpanan Om-Om
Setelah sidang pertama berakhir, Kevin dengan penuh kelembutan mengantarkan sang istri pulang ke rumah. Sejak mengetahui bahwa wanita itu mengandung anak kembar mereka, ia lebih protektif dan mengutamakan keselamatannya. Bersama-sama mereka melangkah menuju kediaman mewah yang telah lama menjadi saksi kebahagiaan mereka. "Sayang, jangan lupa makan banyak ya, agar anak-anak kita tetap sehat dan kau juga tetap kuat. Aku yakin kau akan menjadi Mama yang hebat," ucap Kevin lembut pada sang istri saat mereka telah tiba di halaman rumah. Dimas dan sopir masih setia berada di sisi mobil yang terparkir di halaman depan rumah Kevin. "Iya, sayang, aku pasti akan menjaga kesehatan kita berempat," jawab sang istri dengan penuh kasih."Aku harus kembali ke kantor ya, Sayang. Hari ini ada pertemuan penting dengan klien baru, dan setelah itu ada peninjauan proyek mall di sudut kota. Mungkin aku akan pulang agak malam," ucap Kevin penuh penyesalan dan rasa cemas."Iya sayang, hati-hati di jalan
Read more
Bab 169
Sebagai seorang pemimpin yang tanggung jawab atas proyek yang dipegang oleh perusahaannya, Kevin selalu menyempatkan diri untuk melakukan peninjauan lapangan.Hanya dengan melihat langsung pembangunan yang berlangsung, hatinya merasa puas dan yakin bahwa proyek tersebut berjalan dengan baik. Bagaimanapun, Kevin tak ingin mengecewakan klien bisnisnya dengan proyek yang mangkrak di tengah jalan, sebab ia tahu betapa banyak kasus di mana proyek gagal ketika dibiarkan sepenuhnya pada anak buahnya. Dengan semangat api yang membara, Kevin melakukan komunikasi langsung dengan para pekerja dan tim yang ada di lapangan. Ia mendengarkan keluhan mereka, menyerap curahan hati mereka mengenai apapun yang berhubungan dengan proyek yang sedang dijalani. Para karyawan tentu sangat bersyukur bisa memiliki bos seperti Kevin, terutama kepala proyek yang selalu mendapat pujian dari sang pemimpin. Adanya dukungan dari Kevin membuat mereka semakin bergairah dan bersemangat untuk menyelesaikan proyek t
Read more
Bab 170
"Kau ini nakal, ya," celetuk pengusaha tua itu, nafasnya tersengal-sengal. "Selalu saja mencoba menggodaku. Aku tak bisa menahan hasrat ini lama-lama, kau harus segera melayani aku!" ucapnya dengan suara serak dan penuh nafsu yang kian membuncah.Dengan gerakan nakal, hasrat mereka memuncak di tempat itu. Tak peduli pengawal di sekitarnya, yang pura-pura tak melihat kejadian di depan mata mereka. Pakaian keduanya kini terlepas, berhubungan di depan orang lain bukanlah hal baru bagi pengusaha tua ini. Para pengawalnya telah kerap menyaksikan adegan mesra sang atasannya di berbagai tempat, bahkan di dalam pesawat. Kini, pengusaha itu kembali mengeksplorasi hasratnya bersama wanita muda yang imbalannya cukup untuk mencarikan pengacara guna meringankan hukuman Daniel dan Galen. Baginya, tak ada yang tak mungkin demi kebahagiaan dua gadis remaja ini, meski harus menghabiskan waktu bersama pria tua itu. Bosan atau tidak, tak ada jaminan bagi Raras dan Jenni yang masih berstatus "tawan
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
21
DMCA.com Protection Status