All Chapters of Terjebak Dalam Pesona CEO Tampan : Chapter 41 - Chapter 50
70 Chapters
Jangan Meminta Lebih!
Bab 41"Biar kubantu," ujar Kayla menghentikan langkah Sabrina. Ia hendak berdiri untuk membawa sisa makanan yang ada di atas meja makan."Ngga usah, Mbak. Bersantailah, biar aku yang bersihkan ini," balas Sabrina sambil membawa setumpuk piring kotor bekas makan malam mereka ke dapur."Baiklah." Urung melangkah, Kayla kembali duduk.Sabrina membalas ucapan Kayla dengan senyuman, kemudian melangkah menuju dapur sambil membawa piring kotor tersebut.Di depan Kayla masih ada Bu Laras dan Pak Rahardjo. Keduanya sedang menikmati buah jeruk yang tadi dibeli oleh Sabrina di supermarket.Sementara di samping Kayla ada Elang yang tengah sibuk dengan ponselnya. "Kay, sekarang kan kamu sudah tahu dengan pernikahan kedua Elang ini. Mama harap, kamu tidak keberatan jika Elang membagi waktunya untuk kamu dan Sabrina." Bu Laras mulai bersuara. Tangannya sedang mengupas buah jeruk yang disediakan Sabrina sebagai pencuci mulut.Kayla refleks menoleh. Ia mengabaikan ponselnya yang sedang menyala demi
Read more
Terpesona
Bab 42Sabrina menjauhkan ponselnya dari telinga sebab suara Devan yang memekik. Dadanya mendadak berdebar mendengar teriakan lelaki di ujung panggilan itu."Maaf banget, Mas. Maaf. Aku sudah bersuami sekarang," lirih Sabrina mencoba mengendalikan suasana."Lalu aku harus bagaimana sekarang? Aku sudah terlanjur seperti ini demi kamu. Aku sudah punya kerjaan tetap sekarang. Aku sudah siap untuk meminangmu, mengambil alih tanggung jawab atas dirimu dari orang tua mu. Tapi kenapa kamu malah menolakku?!"Sabrina memijat dahinya yang mulia terasa pening. Sifat keras kepala yang dimiliki Devan membuatnya takut. Lelaki itu bisa saja melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia mau. Termasuk berbuat kasar padanya, seperti kemarin."Ikhlaskan, Mas. Masih banyak perempuan lain yang lebih baik dari aku. Yakinlah, Mas pasti akan bahagia.""Bahagiaku cuma kamu, mengertilah, Sa. Aku cinta sama kamu. Sekian tahun aku berjuang demi bisa memperistrimu, aku mengabaikan teman-teman yang mengajakku jal
Read more
Lepaskanlah Aku
Bab 43"Makasih ya, Sayang. Mas lega dengarnya," balas Elang. Ia meraih badan Sabrina ke dalam pelukannya lagi. Bibirnya tak henti mengulum senyum seiring dengan hatinya yang dipenuhi kelegaan."Sama-sama. Mas kok tumben datang ngga kasih kabar?" Sabrina mulai menyadari kedatangan Elang yang tiba-tiba pasti bukan tanpa tujuan."Mas ke sini mau bicara sama kamu soal yang kemarin. Maafkan Mas yang belum bisa membagi waktu untuk kamu dan Kayla karena masih harus meyakinkan Kayla bahwa Mas akan belajar adil untuk kalian berdua. Akan tetapi mendengar ucapanmu tadi, Mas yakin kamu bisa memahami konsisiku ini."Sabrina tersenyum kecut. Kenyataannya di depan matanya ini cukup memporak-porandakan naluri kewanitaannya yang ingin dimanja dan disayang. Ia berjalan meninggalkan Elang yang masih berdiri setelah mengurai pelukannya. Wanita yang menjadi istri kedua itu duduk di sofa sambil menatap nanar halaman luar melalui jendela kaca yang tertutup.Sekuat tenaga Sabrina menutupi celah dalam hatiny
Read more
Jangan Sedih Lagi
Bab 44"Sudah, yakinlah semua akan baik-baik saja." Elang berujar sambil mengusap punggung Sabrina. Satu tangannya yang lain mendekap badan langsing yang tengah terisak itu."Makasih, Mas. Aku percaya Mas akan melakukan yang terbaik untuk pernikahan ini," balas Sabrina sambil terisak. Ia menyandarkan kepalanya dalam dada bidang laki-laki yang menjadikannya istri kedua."Pasti. Mas akan berusaha adil untuk kalian. Yang penting kamu percaya sama Mas dan selalu berusaha mengerti keadaan ini."Sabrina mengangguk dalam pelukan Elang. Ia sedang mencoba menenangkan hatinya untuk tetap setia di sisi sang suami, meskipun jadi yang kedua, meskipun selalu harus mengalah, meskipun harus selalu berkorban dan menekan egonya yang sejatinya masih bergejolak."Sudah ya? Kita masuk," ajak Elang setelah ia meja jam dalam layar ponsel di saku celananya.Sabrina mengangguk. Ia mengusap sisa air mata dengan menggunakan telapak tangannya."Makin jelek kalau nangis gitu," goda Elang sambil mencubit gemas pip
Read more
Pendekatan
Bab 45"Mbak Kayla?" pekik Sabrina kaget. Matanya membulat melihat wanita berambut sebahu itu turun dari sebuah mobil yang ia kendarai sendiri.Kedatangan wanita itu meruntuhkan semua praduga dalam hati Sabrina atas dirinya. Ini juga sebagai bukti bahwa kehadirannya sudah diterima diantara sepasang suami istri itu. Sebuah rasa lega dan bersyukur timbul dalam hati Sabrina.Kayla tersenyum miring lalu berjalan melenggang masuk ke dalam teras rumah, mengabaikan wanita yang sedang terkaget karena kehadirannya."Sebentar Mbak, biar saya bukakan pintunya." Sabrina berjalan tergopoh untuk membuka pintu rumah dan segera mempersilahkan tamunya masuk ke dalam untuk menjamunya.Tangan Sabrina tergopoh memutar anakan kunci. Bahkan tangan itu sedikit gemetar karena rasa bahagia karena kedatangan kakak madunya.Lagi-lagi senyum miring tercipta di bibir Kayla yang terbalut lipstik warna nude saat melihat respon Sabrina atas kedatangannya. "Silahkan, Mbak," titah Sabrina setelah daun pintu terbuka.
Read more
Jangan Mengeluh
Bab 46Beberapa hari setelah kembali dari rumah Sabrina, Kayla merasa badannya ada yang tak nyaman. Ada yang mengganjal di perut bagian bawahnya. Hal itu membuat Kayla susah memejamkan mata saat malam hari.Perasaan Kayla disergap rasa takut. Ia khawatir jika kondisi kista dalam rahimnya makin berbahaya dan mempersulit kehamilannya. Sebisa mungkin Kayla berusaha untuk tetap tenang agar semuanya tetap berjalan baik dan sesuai rencananya. Terlebih agar semua keluarganya tidak ada yang tahu.Pagi itu, Kayla sibuk menyiapkan pakaian untuk Elang. Ia memasukkannya ke dalan sebuah koper kecil yang biasa digunakan Elang untuk bepergian. Beberapa kemeja dengan celana bahan sudah ditata rapi dalam koper tersebut."Sayang, aku pergi ya? Kamu jangan capek-capek. Banyak istirahat, minum vitamin juga jangan lupa. Habis aku balik, kita kontrol ke dokter lagi," ujar Elang sambil menatap wajah sang istri yang cerah. Keduanya saling berhadapan dengan jarak yang hanya beberapa inci saja."Kontrol?" tany
Read more
Kabar Bahagia
Bab 47Seorang dokter memeriksa perut Kayla dengan menggunakan alat. Sebuah layar datar menempel di dinding menampakkan isi perut Kayla yang sejak kemarin terasa nyeri. Dokter Gina tercengang melihat layar itu. Tampak sebuah bulatan kecil di dalam layar yang sejak tadi diperhatikan oleh beliau."Gimana, dok?" tanya Kayla tak sabaran. Melihat ekspresi dokter, ia khawatir jika kondisi penyakit yang bersarang dalam perutnya makin membahayakan nyawanya."Masya Allah," ucap dokter Gina. Ia meletakkan alat USG kembali ke tempatnya, lalu menghadapkan wajahnya pada pasien yang masih terbaring di bed pasien."Kenapa, dok?" Kayla terkesiap. Mendadak hatinya dipenuhi rasa cemas yang teramat sangat."Bu, Allah telah memberikan apa yang Ibu inginkan," ungkap dokter itu dengan wajah berbinar."Apa maksud dokter? Bagaimana dengan penyakit yang ada di dalam perut saya? Apa sudah hilang?" Kayla mengubah posisinya. Ia bangkit dari tidurnya setelah memperbaiki baju yang telah disingkap oleh dokter ters
Read more
Kita Ngga Butuh Dia Lagi
Bab 48"Tadi ngga apa-apa, kok jadi mendadak lemes gini?" Dahi Elang mengerut. Ia menatap aneh perempuan yang tiba-tiba lemas di depannya.Selama perjalanan Sabrina terlihat baik, bahkan ia banyak bercerita tentang masa lalunya dengan riang. Tidak ada tanda-tanda sakit atau murung selama perjalanan. Bahkan keduanya masih bisa tertawa bersama ketika Sabrina bercerita tentang masa kecilnya yang menurut mereka lucu.Namun sekarang kondisi Sabrina berubah drastis. Bahkan terkesan tidak masuk akal. Bagaimana bisa langsung mual dan muntah setelah sampai di rumah ini? Ada apa dengan Sabrina?"Tapi aku ngga apa-apa kok, Mas. Mas pergi aja. Kalau ada apa-apa nanti aku minta tolong tetangga." Sabrina memaksa bibirnya untuk tersenyum agar sang suami bisa pergi dengan tenang. "Tapi wajahmu pucat begitu," sela Elang sambil terus menatap wajah Sabrina yang berubah warna. Gurat cemas tercipta di wajahnya yang sejak tadi tak lepas dari wajah sang istri."Habis ini aku bikin teh hangat, nanti juga se
Read more
Memendam Luka
Bab 49“Maksudmu?” sahut Elang tak paham dengan ucapan istrinya.“Bukannya dia hadir antara kita karena untuk memberikan kita keturunan? Sekarang aku sudah bisa hamil sendiri, jadi kurasa dia tidak perlu ada di sini lagi,” ujar Kayla takut-takut. Ia harus mengatakan apa yang mengganjal perasaannya sebelum terlambat.“Sayang, tidak semudah itu,” sergah Elang cepat. Ia berdiri meninggalkan kursi kebangsaannya yang empuk dan nyaman itu untuk berjalan mondar-mandir di depan meja kerjanya yang jarang ditempati. Permintaan Kayla itu membuat rasa gelisah Elang makin meningkat. Tak hanya itu, ia juga khawatir jika kecemasan Kayla itu makin menjadi hingga membuatnya berbuat yang tidak-tidak.“Mengapa tidak mudah? Toh aku sudah terbukti hamil dan kita tidak memerlukan kehadiran dia lagi.” Kayla tetap memaksa. Sebisa mungkin ia ingin menjaga keutuhan rumah tangganya dari pahitnya madu.“Tidak bisa, Sayang.” Elang terdiam sejenak. Ia tak mau mengatakan apa yang sedang mengganggu pikirannya soal
Read more
Apanya Yang Salah?
Bab 50“Jangan melamun, nanti kesamber setan,” goda Elang yang disambut kekehan oleh Sabrina.Elang menatap wajah Sabrina dengan tatapan lembut di sela-sela konsentrasinya mengemudi. Matanya melihat wajah wanita yang sedang dipermasalahkan oleh istri pertamanya sedang tersenyum sambil menahan luka membuat Elang merasa terenyuh. Keteduhan dan kelembutan yang dimiliki wanita keduanya itu membuat rasanya pada wanita itu kian tertancap ke dasar hati yang terdalam.“Nggak, Mas. Aku ngga ngelamun, aku cuma ngantuk aja.” Bibir Sabrina kembali tersungging untuk meyakinkan Elang bahwa dirinya sedang baik-baik saja. Bibirnya bisa berbohong tetapi air muka dan sorot matanya tidak bisa menutupi apa yang sedang ia rasakan.“Aneh aja gitu lihat kamu diem terus dari tadi, kayak bukan kamu. Kalau ada masalah itu ya bilang, cerita sama aku. Barangkali bisa dibantu.” Sesekali mata Elang mencuri pandang ke arah samping untuk melihat bagaimana perubahan air muka istri keduanya.Sabrina mengatupkan bibirn
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status