Semua Bab Kekasih Rahasia CEO: Bab 71 - Bab 80
234 Bab
Tidur Di Kamar CEO
“Jadi selama tiga hari ini kamu menghilang ke mana?” tanya Radev setelah mengurai pagutan bibirnya dari Starla.Starla tidak langsung memberi jawaban. Ia memetakan berbagai kemungkinan yang bisa terjadi di kepalanya. Radev tentu akan marah jika tahu Starla menginap di apartemen Gathan. Terlebih lelaki itu pernah melarangnya agar tidak lagi berhubungan dengan sepupu tunangannya. Alhasil demi hubungannya yang baru mulai membaik dengan Radev, Starla terpaksa berbohong.“Aku menginap di hotel, Dev.”“Kenapa harus melarikan diri ke sana?”“Karena aku butuh waktu untuk sendiri. Aku butuh waktu untuk berpikir.” Starla menyampaikan alasannya.“Termasuk untuk menghindari aku kan?”Starla hanya membalas dengan senyum segaris. Ia kemudian menutup mulut yang menguap dengan telapak tangan. Melihatnya, Radev mengerti.“Kamu ngantuk, La?”“Banget,” jawab Starla lesu. Matanya benar-benar terasa berat saat ini. “Kayaknya ini efek dari obat anti mual yang aku minum.”“Tidur aja dulu.”Starla menggeleng
Baca selengkapnya
Mau Cemburu Tapi Bukan Siapa-Siapa
“Wagyu nggak ada ya, Dev?”Gerakan Radev yang akan menjejalkan sendok ke mulutnya terhenti begitu saja ketika mendengar pertanyaan itu. Ingin rasanya mencekik Ajeng sekarang sampai perempuan itu mati, namun dirinya belum siap untuk dibui.“Mana ada wagyu di sini. Ini kantin karyawan, bukan restoran mahal.”Ajeng berdecak kemudian dengan malas menyuap soto daging yang disuguhkan untuknya. Menyesal karena tadi menyetujui Radev untuk makan siang di kantin tersebut.“Kamu bilang tadi makanannya enak-enak, ya iyalah aku mikir ada wagyu di sini,” repet Ajeng lagi.Radev mengabaikannya. Ia menyantap menu makan siangnya dengan lahap tanpa peduli pada wajah cemberut tunangannya itu.‘’Tahu kayak gini mending tadi makan di luar.” Ajeng masih belum berhenti mengoceh, tidak peduli Radev tidak mendengarkannya.“Dari pada kamu terus ngomel mending dihabisin makanan kamu. Nggak semua orang seberuntung kamu bisa makan tiga kali sehari.” Radev akhirnya tidak tahan untuk tidak berkomentar.Ajeng membal
Baca selengkapnya
Tidak Bisa Berbohong
“Nggak apa-apa, Pak. Saya baik-baik saja.” Starla menjawab pertanyaan Radev lalu mengulas senyum sekenanya sebagai tanda bahwa dirinya baik-baik saja. “Permisi, Mbak Ajeng,” sambungnya lalu melangkah melintasi perempuan itu tanpa menunggu jawaban darinya. Starla anggap masalah ini sudah selesai.“La, nggak apa-apa kan lo?” pandang Lian khawatir melihat muka pucat Starla.Orang-orang pasti berpikir wajah pucatnya itu karena Starla takut pada Ajeng, padahal aslinya karena Starla sedang hamil.“Nggak apa-apa, tapi sorry, Li, vanilla latte lo tumpah.”“Nggak masalah, yang penting lo-nya,” jawab Lian pengertian lalu mengeluarkan dompet dari dalam tas. Diambilnya selembar uang kertas bernilai lima puluh ribu rupiah dari sana lalu disodorkannya pada Starla. “Ini ganti duit lo, La.”“Nggak usah, Li, barangnya juga udah nggak ada.” Starla menolak uang tersebut.“Tapi kan harusnya itu buat gue.”“Udahlah, nggak usah hitung-hitungan sama gue. Lo gayanya udah kayak sama orang lain.”Lian menyimpa
Baca selengkapnya
Insiden Yang Menimpa Starla
“Kamu yakin mau pulang sendiri?” tanya Radev pada Starla malam itu. Sudah dua jam berlalu sejak jam kerja resmi berakhir.“Yakin.” Starla menjawab tanpa ragu. Setelah ini ia bermaksud mampir di apartemen Gathan karena ada bajunya masih tertinggal di sana. Saat melarikan diri tiga hari ini Starla memang membeli beberapa potong baju harian. “Biasanya aku kan juga pulang sendiri.” Perempuan itu menyambung ucapannya.“Itu biasanya, sekarang beda,” tukas Radev sambil menujukan pandangannya ke arah perut Starla.“Aku bakal hati-hati kok,” ucap Starla lagi seakan mengerti apa yang saat ini ada di pikiran Radev. Lelaki itu mengkhawatirkannya. Begitu yang Starla tangkap.“Ya sudah.” Radev mengalah lalu mengusap kepala Starla sebelum melepasnya pergiStarla tiba di apartemen Gathan dan mendapati laki-laki itu ternyata sudah berada di apartemennya, padahal saat ini baru jam sembilan malam. Sangat berbeda dengan kebiasaan lelaki itu yang selama Starla berada di sana selalu pulang larut malam.“Tu
Baca selengkapnya
White Lies
Radev dan Bjorka melangkah mendekati dokter yang baru saja keluar dari ruangan.“Dok, gimana keadaan—“ Radev berpikir sedetik akan menyebut Starla sebagai apa sebelum melanjutkan perkataannya. “Gimana keadaan istri saya, Dok?” Mengakui Starla sebagai istri membuatnya lebih nyaman selain untuk melindungi Starla dari prasangka buruk orang-orang.“Istri Bapak mengalami pendarahan ringan. Kondisinya saat ini masih lemah dan sebaiknya malam ini beristirahat di sini dulu.”“Kalau calon anak saya, Dok?” kejar Radev lagi yang masih merasa belum puas oleh jawaban dokter.Dokter tersenyum pada Radev, seakan mengerti kekhawatiran lelaki itu. “Bapak tenang saja. Calon anak Bapak berada dalam keadaan baik.”Rasanya tidak ada hal lain yang membuat Radev lebih lega selain mengetahui hal ini. Radev sangat bersyukur untuk itu.“Terima kasih, Dok. Sekarang boleh saya bertemu istri saya?”“Tentu boleh, Pak, silakan.” Dokter lalu pergi meninggalkan kedua lelaki itu.“Ka, lo bantu gue urus kamar buat Star
Baca selengkapnya
Bertemu Di Rumah Sakit
“Mama perhatiin nggak, Ma, akhir-akhir ini Starla suka pake baju longgar?”“Mungkin ngikutin mode zaman sekarang,” sahut Mayang menyikapi perkataan putrinya.“Ih, Mama, bukaaan. Malah yang lagi hype sekarang baju ketat ngepas body,” tukas Tantri tidak setuju.Mayang mengibaskan tangannya. Sementara matanya tidak lepas dari layar ponsel. “Terus kenapa kamu malah repot ngurusin Starla? Mama nggak peduli dia mau pakai baju apa. Yang penting setiap bulan setoran buat kita lancar.”“Bukan itu, Ma, tapi aneh aja gitu.” Tantri yang belum puas terus mengajak Mayang bicara.“Apanya yang aneh?”“Mama mikir nggak kalau dia lagi hamil?”Mayang refleks mengangkat wajah lalu memandang ke arah putrinya. “Hamil?”Tantri menggerakkan kepalanya cepat. “Mama ingat nggak waktu itu dia muntah-muntah beberapa kali di kamar mandi?”Mayang mengerutkan dahi, menarik ulang memorinya. Lalu perempuan itu menganggukkan kepala. Dulu beberapa kali ia pernah mendengar suara muntah Starla, tapi saat ditanya Starla ha
Baca selengkapnya
Terhina
Radev baru akan mengarahkan matanya ketika Megan dan Raihana lebih dulu bangkit dari kursi mereka lalu berjalan mendekati Radev dan Starla.“Mi, kok di sini?” tanya Radev mencoba biasa-biasa saja walau aslinya gugup setengah mati. Pasalnya foto hasil USG itu masih berada di genggamannya. Dan dirinya serta Starla jelas-jelas baru keluar dari ruangan dokter kandungan.“Seharusnya Mami yang nanya sama kamu. Kenapa kamu bisa ada di sini?” pandang Megan tajam. Tatapan perempuan itu kemudian pindah pada Starla yang berada di sebelah Radev. Perasaan tidak sukanya semakin menjadi. Sudah sejak lama ia mengingatkan Starla. Tapi lihatlah yang terjadi, perempuan itu malah semakin dekat dengan putranya.“Aku di sini mau—”“Dev, itu foto USG siapa?” Raihana lebih dulu memutus perkataan Radev sebelum pria itu melanjutkan perkataannya.Mampus. Tidak ada jalan untuk lari ketika kakak perempuan Radev itu mengambil paksa foto tersebut dari tangannya.Megan yang berdiri di sebelah sang putri menggeser tu
Baca selengkapnya
Starla Or Never
“La, jangan pulang ke rumah dulu. Langsung ke apartemen aku. Aku lagi on the way ke rumah mami. Nanti setelah pulang dari sana secepatnya aku kembali ke apartemen. Kita bicara.”Pesan itu Starla terima lima menit setelah dirinya mendapat taksi. Masih bisa untuk mengubah tujuan jika Starla mau, tapi ia tidak ingin melakukannya.Saat ini Starla butuh waktu untuk menenangkan diri. Hatinya benar-benar sedih atas semua hinaan yang ditujukan padanya.Sambil meremas ujung baby doll blouse biru elektriknya Starla mengurai lagi satu demi satu hinaan menyakitkan itu. Perempuan penggoda, perempuan murahan, perempuan jalang, perempuan kampung, materialistis, dan masih banyak lagi kata-kata tidak menyenangkan yang harus dirinya dengar.Apa hidup memang semenyakitkan ini?Kalau saja Starla bisa memilih, maka ia tidak ingin jatuh cinta pada Radev dan terlibat dalam kehidupan laki-laki itu. Nyatanya semesta menakdirkan hal yang berbeda.Ponsel dalam genggaman Starla bergetar, membuatnya tersentak sek
Baca selengkapnya
Rencana Untuk Starla
“Ya, Mami setuju sama usul Papi,” kata Megan menimpali. “Mumpung kandungannya masih kecil jadi risikonya bisa diminimalisir.”“Aku juga, Mi. Aku yakin jalang itu nggak akan tinggal diam. Dia akan melakukan berbagai cara agar Radev mau menikahi dia. Dan bukan hal yang mustahil kalau dia akan koar-koar ke publik tentang kehamilannya untuk menghancurkan kita. Tahu sendiri apa akibatnya,” beber Raihana menyampaikan pemikirannya.“Nah, itu dia yang bikin Mami takut. Jangan sampai Papi gagal maju ke kabinet gara-gara masalah ini. Bukan hanya batal jadi menteri, tapi bisnis kita juga akan hancur.”Radev menggelengkan kepalanya sedih. Merasa miris oleh ide yang dilontarkan ayahnya, meski di saat dirinya panik pernah memikirkan hal yang sama. Tapi demi apa pun Radev menyesal. Amat sangat menyesal sudah pernah berpikiran sesesat itu.“Aku nggak mau membunuh anakku sendiri. Aku nggak akan pernah melakukan ide kalian!” tolak Radev dengan tegas.“Kamu jangan lebay, Dev. Yang dikandung perempuan i
Baca selengkapnya
Good Liar
Starla baru sadar kalau ponselnya mati sejak kemarin. Begitu menyalakan benda itu dan mendapat signal seluler, bertubi-tubi pesan masuk dari Radev yang menanyakan keadaannya. Lelaki itu khawatir bukan main.Starla membalas semua pesan tersebut dengan satu pesan singkat untuk menenangkan Radev.“Maaf, Dev, aku baru tahu kalau ponselku mati dari kemarin. Nanti cerita di kantor.”Starla mengembalikan ponselnya ke dalam tas setelah membaca pesan yang lain. Tapi tidak ada satu pun pesan masuk dari Gathan. Tidak ada tanda-tanda lelaki itu akan mengirim nomor rekeningnya seperti yang Starla minta.Semalam Starla hampir tidak bisa tidur untuk mengetahui hasil pembicaraan Radev dengan orangtuanya. Starla berpikir pasti hasilnya sesuatu yang buruk. Starla merasa pesimis keluarga Radev bersedia menerimanya mengingat penghinaan mereka kemarin.Menghela napas panjang, Starla mengelus perutnya. Anak ini adalah anugerah paling besar yang pernah hadir dalam hidupnya. Ya, meskipun caranya salah, tapi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
24
DMCA.com Protection Status