All Chapters of JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!: Chapter 41 - Chapter 50
287 Chapters
Tantangan yang Tidak Salah
Kaito menatap Ayu yang terlihat mengelus perutnya. Gerakan yang tidak berarti apapun untuk Kaito.Tapi pikiran Ayu kembali ke kandungannya. Jika saja penawaran dari Kaito itu datang sebelum Ayu mengetahui soal kehamilannya, mungkin Ayu langsung akan menerimanya.Tapi semua terlambat, dan tidak akan bisa diperbaiki lagi. Ayu tidak mungkin kembali kerumah Kaito dalam keadaan hamil—mustahil. Satu hal yang pasti, Kaede tidak akan menyambutnya dengan sukarela maupun dengan senyum bahagia.“Apa ibumu mengetahui apa yang kau lakukan saat ini?” tanya Ayu.Ia sedikit berharap, tapi pandangan mata Kaito yang layu cukup untuk memberitahu Ayu jika apa yang diharapkan adalah kemustahilan.Banyak hal yang berubah dari dirinya saat ini, tapi tidak dengan Kaito. Dia masih menjadi Kaito yang manis dan ingin membuat ibunya puas dengan selalu bersikap sopan tanpa bantahan.“Sakit. Aku merasa sangat sakit,” gumam Ayu, sambil memasukkan gelas kertas miliknya yang sudah kosong ke dalam saku mantelnya. Tida
Read more
Ingatan yang Salah
Keberanian dan amarah karena Ayu memang benar-benar jengkel dengan apa yang dilakukan Hide. Kaito mengecewakan, tapi menurutnya Hide juga telah bertindak terlalu jauh dengan mengancam Kaito tadi.“Bagaimana mungkin aku tidak ikut campur? Saat ini kau membawa anakku, dan kau akan membawanya ke rumah yang terkutuk itu. Dengan begini kau bisa melihat bukan? Pria idamanmu itu tidak lebih dari betina yang menyamar jadi jantan!” cela Hide dengan seringai ejekan.“Aku sudah berjanji akan menjaga anak ini, dan aku akan menjaganya. Aku tidak akan dengan bodoh membawanya ke keluarga Nakamura! Tapi apa yang aku lakukan setelah itu adalah terserah aku! Terserah aku ingin hidup dengan siapa dan dengan cara apa…”“Kau berpikir untuk kembali bersama dengan Sampah itu setelah melahirkan anakku?!” Desisan Hide semakin rendah. Setelah paham apa keinginan Ayu yang terpendam.“Ya!” Ayu menjawab, tapi mengalihkan pandangan dengan berpura-pura menyibak rambutnya. Ayu tidak yakin dengan rencana itu, tapi me
Read more
Awal Dari Kesalahan
Ayu tidak bisa menahan senyum, saat menatap benda yang sudah lama diinginkannya. Barang yang sejak kemarin ditunda kepemilikannya, tapi Ayu tidak bisa menundanya lagi, karena Kyoko selalu mendesaknya untuk membeli. Maka Kyoko akan menjadi orang pertama yang melihat benda itu—selain dirinya.Ayu keluar dari lift dan tersenyum semakin lebar, saat melihat Kyoko sudah datang dan sedang menunggu komputernya menyala.“Kyoko-chan…” Ayu memanggil dengan nada manis, dan Kyoko langsung terlihat waspada. Bersiap menghadapi serangan Ayu yang manis manja itu.“Apa yang membuatmu sangat bahagia hari ini? Sudah beberapa lama ini kau biasanya muram.”Kyoko menatap curiga, tapi Ayu malah tertawa geli. Meski pertanyaan tadi terdengar seperti ejekan, Ayu hanya melihat jika Kyoko sebenarnya sangat perhatian, sampai memperhatikan detail emosinya setiap hari.Tentu dengan semua masalah yang dihadapi Ayu, memang tidak akan membuatnya selalu terlihat ceria setiap hari.“Aku membeli ini, dan kau yang pertama
Read more
Tujuan Mulia tapi Salah
“Apa maksudmu masih suami Ayumi? Aku sudah menyuruhmu untuk menceraikan Ayumi semenjak dia pergi dari rumah ini, dan tidur dengan pamannya. Kau masih ingin mempertahankan wanita seperti itu?” Kaede yang biasanya menghindari menyebut Ayumi dan apa yang dilakukannya, kini memuntahkan amarah dengan mata melotot memandang Kaito. Kejengkelannya tidak terbendung karena ini adalah pertama kalinya Kaito melawannya. “Tapi itu kesalahan, Ayumi…” “Kau berani membela gadis murahan itu dihadapanku? Gadis mandul yang sampai sekarang tidak bisa memberimu keturunan? Kau masih berani membelanya dihadapanku? Dia tidak berharga!” Hinaan Kaede semakin kasar. “Oka-san! Dia istriku, dan selama ada disini selalu patuh padamu. Aku memilihnya karena mencintainya.” “Tolol! Cinta itu membuatmu buta atau bagaimana? Sudah jelas dia menghianatimu. Dia tidak pantas untuk menjadi anggota keluarga Nakamura! Menjijikkan!” Kaede mendekati Kaito yang berdiri dan menusuk dadanya dengan telunjuk. “Apa kau sudah gila
Read more
Salah Karena Tidak Bertanya
“Ada apa dengan kau 'membeli tiket pesawat biasa'?”Ryu menghubungi Hide dengan kebingungan, karena ada yang menyebut Hide meminta untuk pemesanan tiket pesawat. Bukan kebiasaan Hide pergi memakai penerbangan komersil meski bukan kelas ekonomi.“Aku hanya tidak ingin membuat kejutan berlebihan.”Hide beralasan sambil memandang Ayu yang kini berdiri di depan kaca untuk memandang kegelapan runaway. Ada beberapa pesawat yang mondar-mandir, dan meski di luar sudah gelap, Ayu masih bisa melihat dengan cukup jelas karena bantuan lampu.“Maksudmu untuk Ayumi? Hmm… Kau aneh. Merepotkan diri sendiri.” Ryu mencela.“Aku hanya ingin hati-hati. Aku tidak ingin Ayu bertanya-tanya tentang Hayato setelahnya. Dan kau tahu bagaimana jika dia sudah bertanya tentang orang tuanya. Aku sudah mengatakannya padamu kemarin.” Hide mendesis, dan Ryu segera mengeluarkan keluhan penyesalan.“Oke…oke. Aku mengerti. Maaf.”Hide tidak akan mengulangi kebodohannya untuk menyebut tentang orang tua Ayu lagi.“Apa aku
Read more
Biasa tapi Rasanya Salah
Masalahnya, keanehan yang ditunjukkan oleh Hide datang bertubi-tubi. Mulai dari melon Yubari yang berharga, sampai kedatangannya ke toko ini. Hide hanya menyerahkan kartu nama dan pelayan toko tadi langsung memberi perlakuan khusus.Tentu saja Ayu ingin tahu kartu nama apa yang ditunjukkan oleh Hide kepada mereka. Kartu sakti macam apa yang bisa membuat mereka mendapatkan mochi dalam waktu singkat—tidak harus menunggu seminggu. Ayu kembali merasa sedikit konyol karena mochi. Mereka pergi sejauh ini hanya untuk mochi, dan jelas harus meminta perlakuan khusus hanya untuk mochi.“Apa kau bertanya aku siapa?” Hide berpaling menatapnya dan mengernyit.“Aku merawatmu semenjak 12 tahun yang lalu.” Hide mengingatkan.“Maksudku…”“Kau ingin memilih atau tidak?” Hide mengalihkan perhatian Ayu, menunjuk etalase.Ayu mengangguk meneruskan niatnya datang ke toko ini. Ayu tadinya masih ingin bertanya, tapi konsentrasi Ayu dengan cepat berpindah setelah menatap aneka warna kue mochi yang tersaji di
Read more
Keadaan Salah yang Tidak Mungkin
Hide memeriksa surat cerai itu, dan kembali puas karena bagian nama Nakamura sudah bertuliskan nama Kaito dan juga resmi berstempel hanko—sesuai dengan keinginannya. Tapi Hide kemudian mengernyit karena teringat bagaimana beberapa hari yang lalu Kaito datang menemui Ayu. Saat itu Kaito masih menginginkan Ayu. Sedikit aneh jika beberapa hari kemudian Kaito mengirim surat cerai. Tapi memang mereka tidak mencapai kesepakatan hari itu. Jika Nakamura benar-benar mengirim surat perceraian itu karena penolakan Ayu, maka Hide tidak bisa lebih lega lagi. Paling tidak, pria yang dianggapnya tidak berguna itu mulai berpikir di jalur yang benar, dan berpendapat jika tidak mungkin hubungannya dengan Ayu bisa diperbaiki. Tapi yang menjadi masalah adalah Ayu. Hide memasukkan surat itu kembali ke amplop, dan berjalan masuk. “Siapa yang datang?” tanya Ayu, saat Hide berjalan melintasi ruang tengah. “Orang mengantar dokumen untukku,” kata Hide. Tidak berbohong karena memang ada dokumen yang dibawa
Read more
Surat yang Salah
“Kau yakin tidak ingin ke dokter?” Kyoko menatap Ayu, bertanya untuk kesekian kali.Ayu pusing dan mual sejak sore tadi. Ayu sudah meminum obatnya, tapi mungkin terlambat. Makan siangnya sudah kembali keluar, dan kini menyisakan pusing menyakitkan dan rasa kaku di perutnya.“Tidak perlu. Aku hanya perlu istirahat.” Ayu jelas tidak ingin ke dokter karena tidak ingin menjelaskan kehamilannya pada Kyoko.“Ck, kau itu membuat repot saja.” Kyoko tampak bersungut-sungut, tapi dia tidak melepaskan Ayu, dan kini membawa Ayu masuk ke gerbong kereta.Ayu mengira Kyoko hanya akan mengantarnya duduk, tapi ternyata Kyoko juga ikut duduk.“EH? Keretamu bukan yang ini.” Ayu mengingatkan karena memang tujuan mereka berlawanan.“Kau pikir aku akan membiarkanmu sendiri? Kalau terjadi apa-apa padamu aku yang akan repot. Seluruh beban kerjamu akan jatuh padaku,” omel Kyoko.Ayu tersenyum. Tentu saja mengerti jika itu tadi adalah cara Kyoko untuk menyatakan dia khawatir.“Terima kasih,” kata Ayu sambil me
Read more
Salah Karena Telah Meminta
Tapi Kaito malah mendecak—semakin marah. “Aku sudah mengatakan padamu tadi, Aku ingin memperbaiki pernikahan kita. Aku ingin kita tetap bersama. Tidak ini alasan yang cukup?” Kaito mulai membentak. “Dan kenapa kau tidak langsung setuju dan gembira? Seharusnya kau gembira kita bisa bersama lagi. Aku sudah bersedia mengorbankan kekayaan dan nama untukmu!” Ayu meremas mantelnya semakin kencang, kali ini karena menyesal. Menyesal telah meminta mereka berdua untuk keluar dari rumah Nakamura, karena malah membuat Kaito menganggap permintaan itu sebagai beban, bukan jalan keluar. Saat Kaito menyebut pengorbanan, Ayu jelas saja marah. “Kenapa kau malah sekarang mempertanyakan apapun keputusanku untuk bersamamu? Jangan katakan jika ini semua adalah alasan saja, lalu yang sebenarnya kau benar-benar sudah gila, dan mencintai pamanmu itu,” tuduh Kaito. “KAITO-KUN!” Ayu berseru marah dan berdiri. Mengabaikan kepalanya yang berdenyut, Ayu bersandar pada adrenalin dan memandang Kaito tajam. “K
Read more
Salah Pemandangan
Ayu membuka mata dan langsung tersentak bangun. Teringat sesuatu yang penting. Malam kemarin, Ayu masuk dalam keadaan letih luar biasa—karena keadaan kepalanya, dan makan secepat mungkin.Ramen buatan Hide lezat dan hangat, Ayu menghabiskan semuanya. Lalu setelah itu Ayu tidur. Tidur dengan amat nyenyak tanpa mimpi sedikitpun, dan baru bangun beberapa menit yang lalu.Ayu masih malas dan memutuskan untuk berpikir sambil memejamkan mata, karena alarmnya belum berbunyi. Dan saat itulah kesadaran menghampiri Ayu. Satu pikiran yang kemarin dia lupakan. Hanko dan juga surat perceraian.Ayu menyibak selimut, meninggalkan futon-nya tergelar di lantai, berjalan menyusuri lorong rumah. Saat ini masih sangat pagi, karena suasana masih belum terlalu terang saat melewati taman di bagian tengah. Tapi Ayu tidak peduli. Kemarahan yang tadi malam tidak sanggup muncul karena sakit kepalanya, kini mendidih.“OJI-SAN!”Ayu menggeser pintu shoji kamar Hide sampai membuka dengan kasar, dan saat itu juga ke
Read more
PREV
1
...
34567
...
29
DMCA.com Protection Status