Semua Bab MENDADAK DINIKAHI BIG BOSS: Bab 191 - Bab 200
208 Bab
(ZK) Namanya adalah …
"Danzel Xavier Adam," ucap Zavier, tersenyum tipis sembari menatap lembut dan tulus ke arah bayi mungilnya yang baru saja lahir. Sejenak Zavier terdiam lalu tiba-tiba terkekeh pelan. Ketika bayi ini masih dalam perut istrinya, Zavier sering mengajaknya ribut sebab masih dalam perut tetapi dia sudah berani mengambil perhatian semua orang. Namun, setelan dia terlahir ke dunia ini, setelan dia digendong oleh Zavier, keduanya sama-sama hening, tak ada peperangan seperti yang Zavier bayangkan. Sempat terlintas dibenaknya jika kelahiran anaknya hanya sekedar rasa senang biasa. Namun, Zavier salah. Ini luar biasa, rasanya hangat dalam sana! Bahkan sampai sekarang Zavier tak berhenti tersenyum, matanya tetap terpaku pada sosok bayi mungil–miliknya dan istrinya. Hebat! Zavier telah menjadi seorang ayah. "Nama yang bagus," ucap Nara pelan, tersenyum tipis pada sang suami. Pria ini tadi menangis karena ikut menemani Nara melahirkan. Tetapi sekarang, suaminya tak hentinya tersenyum. Jika keba
Baca selengkapnya
(ZS) Saling Mengerti Sayang
***Lima tahun kemudian***"X benci pembohong, Mom," ucap seorang anak kecil, bersedekap dingin dengan raut muka kesal bercampur jutek. Dia sedang marah sebab Daddynya tak kunjung pulang, padahal sang Daddy sudah berjanji akan pulang lebih awal agar bisa makan malam bersama dan setelah itu bermain dengannya. Nara mengulas senyuman hangat. Lima tahun berlalu dan dia jauh lebih lembut dibandingkan yang sebelumnya. Menjadi seorang ibu membuat Nara berubah sebagai sosok yang penyabar dan hangat, pecicilan dalam dirinya mungkin masih ada. Akan tetapi sudah tidak separah saat dirinya masih satu-satunya untuk suaminya. Sekarang ada buah hatinya, Danzel Xavier Azam, sosok yang kapan saja bisa meniru tingkah lakunya. Oleh sebab itu Nara sangat berhati-hati dalam bersikap. Untungnya saat dia masih hamil, sang suami telah melatih dirinya agar tak mengumpat. Cara yang Zavier berikan dulu sangat berpengaruh, sekarang Nara sudah jauh dari hal mengumpat, dan sekalipun mengumpat hanya kata-kata lemb
Baca selengkapnya
(ZK) Bisa Hadir Mas?
"Mi Nara," sapa Zaveir pelan, langsung tersenyum ketika Nara mendongak ke arahnya. Nara balik tersenyum pada suaminya, langsung menghampiri Zavier untuk menyalam tangan sang suami. "Seperti yang sudah direncanakan, kita akan makan malam bersama kan?" ucap Nara, setelah mencium punggung tangan suaminya. Zavier menganggukkan kepala pelan, dia menangkup pipi Nara lalu mencium lembut bibir istrinya. Tak sampai di sana, dia jua mendaratkan kecupan hangat dan khidmat pada kening Nara. "Humm." Zavier berdehem, memeluk mesra pinggang istrinya, "ini sudah jam setengah dua belas malam, aku sangat terlambat. Maaf .…" "Tidak apa-apa, Mas. Yang terpenting kan kita makan malam bareng," jawab Nara, menggandeng tangan sang suami lalu menariknya ke meja makan. Setelah Zavier duduk, Nara dengan sigap dan cekatan menghidangkan makanan di depan sang suami. "X dan Mommy menyiapkan ini semua untuk Daddy," celetuk Danzel. Dia tak tinggal diam, ikut melayani Daddynya dengan menuang sup ke mangkuk yang
Baca selengkapnya
(ZS) Lomba yang Gelap
"Nar, Danzel ikut lomba melukis?" Nara menganggukkan kepala secara singkat. Lex mendatanginya dan mereka mengobrol, "yah, tetapi Daddynya belum datang.""Ah, sayang sekali." Lex menggaruk tengkuk. Dia di tempat ini sebab untuk menemani putranya–Naren. Sedangkan di sisi lain, Karamel (putra dari Sereya dan Kenan) hanya diam sebab tak ada yang datang untuk menemaninya. Kedua orang tuanya sama-sama sibuk. "Danzel, kamu mau tidak jika Paman yang menjadi Papamu untuk lomba nanti? Kebetulan Naren tidak ikut," tawar Lex, sejujurnya cukup kasihan pada Danzel yang sama sekali tak pernah terlihat bersama Daddy. Meskipun sekarang orang tua Karamel tidak hadir, tetapi Karamel masih sering terlihat bersama kedua orang tuanya. Karamel masih cukup sering bersama Daddynya, tak seperti Danzel yang bahkan sering dipertanyakan status Daddynya apakah masih hidup atau tidak. Saking tidak pernahnya Danzel terlihat bersama dengan Daddynya. Danzel mendongak ke arah pamannya. "Maaf, tapi Paman kurang tamp
Baca selengkapnya
(ZS) Seorang Putri
"Mommy, lihat ini!" Danzel mengangkat sebuah trophy, menunjukkan benda berkilau tersebut pada sang mommy. Nyatanya, meskipun lukisannya dan sang Daddy tidak menghasilkan juara, akan tetapi kekompakannya dengan sang Daddy berhasil membuat Danzel mendapat trophy. "X dan Daddy berhasil sebagai juara favorit, kami team yang kuat," ucap Danzel antusias. Nara tersenyum pada putranya, meraih trophy tersebut lalu mengamatinya secara detail. Dari bentuknya saja, Nara sudah curiga jika trophy ini bukan dari pihak sekolah. Pertama, ini terlalu mewah untuk perlombaan biasa. Kedua, trophy ini didesain sangat unik, berbeda dengan trophy lain yang diterima oleh anak-anak lainnya. Trophy putranya lain dari yang lain. Terakhir, biasanya anak yang memenangkan kategori favorit atau lima besar, hanya akan memperoleh sertifikat penghargaan. Ini pasti …-Cup'Zavier tiba-tiba datang dan langsung mendaratkan kecupan singkat di kening Nara. "Aku akan kembali ke kantor," ucap pria itu secara lembut, menatap
Baca selengkapnya
(ZS) Mas Dimple
Minggu pun tiba, tetapi Zavier sama sekali tidak bisa menepati janjinya pada sang putri. Pekerjaannya menumpuk, setelah sarapan pria itu sudah mengurung diri dalam ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya. Zavier tahu dia salah dan mungkin putranya akan marah besar padanya. Namun, jika Zavier menunda untuk menyelesaikan pekerjaan ini, maka pekerjaannya akan menumpuk dan Zavier akan semakin lama terjebak di situasi ini. Sungguh! Zavier sudah menanam janji dalam dirinya, jika setelah proyek pembangunan hotel ini selesai maka dia akan membawa Nara dan Danzel berlibur. Selain proyek, Zavier juga telah menyiapkan hadiah ulang tahun pernikahan untuk istrinya."Ini Teh untuk Mas," ucap Nara, meletakkan secangkir teh tak jauh dari jangkauan sang suami–di atas meja Zaveir. Zaveir mengalihkan pandangan dari laptop, menatap tak enak pada istrinya. "Humm." Dia berdehem, segera mencekal tangan Nara saat perempuan itu berniat akan pergi dari ruangannya, "maafkan aku, Amore. Maaf karena aku t
Baca selengkapnya
(ZS) Anak Siapa
"Lesung pipi?! Apa menariknya sebuah dimple, Nara Namira Adam?!"Nara menatap heran pada sang suami memperhatikan guratan marah di wajah Zavier yang terlihat nyata. "Apa maksud Ma-- Kamu?" tanya Nara, tanpa menggunakan embel-embel 'mas sebab Zavier melarangnya. "Kamu?!" Zavier menggeram rendah, tidak suka saat Nara memanggilnya dengan sebutan kamu. "Sepertinya pria tadi membuatmu jatuh cinta," tuding Zavier. Nara mengerutkan kening, semakin bingung dengan sikap suaminya. Dia paham kenapa Zavier marah, pasti karena melihat Nara diantar pulang oleh Farhan. Namun, bukan itu masalahnya. Tadi Zavier menyuruhnya untuk tak memanggilnya mas lalu sekarang pria ini marah sebab tak dipanggil mas oleh Nara. Bukankah Zavier aneh?! "Kamu aneh!" dengkus Nara, memilih meraih tubuh putranya yang sejak tadi diam lalu segera melenggang pergi dari sana–meninggalkan Zavier yang sudah menahan kemarahan. ***Setelah pertengkaran mereka tadi, Zavier tetap mendiami Nara dan begitu juga sebaliknya. Namun,
Baca selengkapnya
(ZS) Gigit Aku
"Papa, Angel membawa makan siang untuk Papa," ucap anak kecil tersebut dengan senang, berlari ke arah meja Zavier kemudian meletakkan bekal makan siangnya di atas meja Zaveir. "Anak siapa lagi ini?!" geram Zavier, melayangkan tatapan tak bersahabat pada anak kecil perempuan tersebut. Sedangkan anak tersebut, dia tersenyum manis pada Zavier sembari membuka kotak bekal makan siangnya–memamerkan isi kotak bekal tersebut pada Zavier. "Ini makanan kesukaan Angel, Papa. Ada nugget dan brokoli rebus," ucap Angel, gadis kecil menggemaskan tersebut. Dia sangat antusias sebab mengira Zavier adalah ayahnya. "Singkirkan anak ini," ujar Zavier malas, mengibas tangan ke arah anak kecil tersebut–isyarat supaya anak tersebut tidak mendekati. Zavier tidak terlalu menyukai anak-anak, kecuali produknya. Tetapi dia juga tidak bisa kasar sebab dia punya anak di rumahnya."Angel!" Sebelum Kenan dan Inggita menyentuh anak tersebut, seorang perempuan lebih dulu berlari cepat ke dalam ruangan Zavier. Dia
Baca selengkapnya
(ZS) Keramas
"Menyingkir! Aku ingin lewat," kesal Nara dengan mendorong kuat tubuh suaminya yang menghalangi jalan. Intinya Nara marah, merajuk sebab kelakuan suaminya tadi. Ia akui suaminya sangat cerdas dalam hal apapun, tetepi untuk urusan cinta serta cemburu entah kenapa suaminya sangat minus. Bahkan dibawah kata bodoh! Menyebalkan. "Kenapa jadi kau yang marah?" Zaveir menaikkan sebelah alis, menolak memberikan jalan pada Nara. Dia menghadang, berdiri tepat di depan Nara. Jika Nara berjalan ke kanan, Zavier akan mengikut. Begitu sebaliknya jika Nara berjalan ke kiri maka dia akan berjalan ke kiri. "Mas masih bisa nanya begitu?" Nara berkacak pinggang, mengerutkan kening sembari menatap tak percaya pada Zavier. "Aku dihukum akibat sebuah kesalahan yang nggak aku perbuat. Trus Mas nanya kenapa aku marah?" omen Nara, memukul dada bidang suaminya cukup kuat. Zavier menggaruk tengkuk, menatap ragu bercampur salah tingkah. Ah, makhluk menggemaskan yang sedang marah ini sangat imut. Bolehkah dia k
Baca selengkapnya
(ZS) Keramas 2
"Mi Nara!" Zaveir berubah haluan, tidak jadi menemui anaknya dan memilih mengejar istrinya. Sial! Apa Nara marah padanya karena dipaksa untuk melayaninya tadi malam? Tapi Zavier merasa tidak memaksa. Dia merayu dan menggoda Nara supaya …- Apa dia melakukan kesalahan lain oleh sebab itu Nara berniat kabur? ***Nara menyeret koper besar menuju pintu utama rumah. Raut mukanya datar, sedikit lelah secara bersamaan. Akhir akhir ini Nara memang kurang vit, mungkin karena aktivitasnya. Selain mengurus suami dan anak, Nara juga sibuk mengurus bisnis aksesoris yang dia geluti. "Tolong kopernya dijaga sebentar, Pak," ucap Nara pada seorang bodyguard yang berjaga di sana. Bodyguard tersebut tampak bingung akan tetapi memilih menganggukkan kepala. Nara berniat kembali masuk untuk mengurus putranya dan suaminya, akan tetapi tiba-tiba saja …-"Kau mau kemana?!" dingin Zavier, sudah berada tepat di hadapan Nara–jarak yang sangat dekat. Nara melotot horor melihat penampilan suaminya. "Mas--"Bu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
161718192021
DMCA.com Protection Status