All Chapters of Pembantu Baruku Ternyata .... : Chapter 21 - Chapter 30
39 Chapters
Bab 21 Hari yang Ditunggu
Hari yang ditunggu pun sebentar lagi akan tiba. Semua persiapan untuk aqiqah sudah terselesaikan.Semua keluargaku sudah berkumpul. Kak Naura dan Mas Adam sudah tiba di rumahku sejak kemarin sore.Begitupun dengan Papa. Ia rela meluangkan waktu untuk menghadiri aqiqah cucu ketiganya. Di depan cermin, aku berdiri dengan merapikan pashminaku. Kuraba dadaku yang berdetak selalu cepat. Ada rasa takut, dan cemas yang aku rasakan saat ini. Ini adalah hari di mana aku akan membongkar semua kebohongan Mas Rama.Kebohongan dia tentang Ibu kandungnya, juga kebohongan dia yang sudah berani bermain api dengan Kakakku sendiri.Kupejamkan mata seraya menarik napas dalam-dalam. Mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi kenyataan. Kenyataan pahit yang sebentar lagi akan hinggap dalam kehidupanku. Yaitu, perpisahan dengan suamiku.Teramat sesak dadaku kala harus membayangkan adanya perceraian. Tapi aku pun tidak sanggup jika harus mempertahankan mahligai yang telah ternodai."Mel, sudah ditunggu di bawah
Read more
Bab 22 Saling Mencintai
BRAKK!!Mas Adam menendang pintu kamar dengan sekuat tenaga. Aku langsung memberikan perintah kepada Citra untuk membawa anak-anak pergi ke taman komplek bersama pengasuh si kembar. Di sana ada kolam ikan yang pastinya akan membuat Azzam dan Azzura anteng bermain. Drama ini akan lama, aku tidak ingin pikiran kedua keponakanku tercemar."RAMA!""NADA!"Mama Tuti dan Mama Fira berseru bersamaan.Ingin melihat apa yang sedang mereka lihat, aku pun naik ke atas dan dugaanku tidak salah.Mas Rama dan Kak Nada berada dalam satu selimut dengan tidak memakai busana. Polos, seperti bayi baru lahir.Wajah keduanya begitu pias, Kak Nada menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Hal yang sama pun dilakukan Mas Rama suamiku."Kurang ajar, kalian hah!"Tubuh Mama merosot seiring dengan Isak tangis yang begitu memilukan.Sakit, pasti hancur hati Mama, melihat anak gadisnya tidur dengan pria, tanpa adanya ikatan pernikahan."Dasar binatang! Pakai pakaian kalian, kita tunggu di bawah!" ujar Papa dengan
Read more
Bab 23 Anak Durhaka dan Anak Pungut?
Semuanya tercengang melihat adegan panas suamiku dan Kak Nada di sana. "Ini yang kamu katakan baru sekali, Mas? Sekali di kamarku, tapi berulang kali di kamar lain. Termasuk, di sini." Aku memindahkan dari video mereka yang sedang di kamar Kak Nada, menjadi video mereka yang sedang berada di kamar hotel."Ka—kamu dapat itu dari mana, Mel?" tanya Mas Rama memandangku lekat."Jangan tanya dari mana, Mas. Yang jelas, aku sudah tahu dari kemarin-kemarin tentang perselingkuhanmu itu," tuturku.Mas Rama mengusap wajahnya kasar. Sedangkan Kak Nada hanya diam menunduk bak kesakitan yang tengah diadili. Tidak ada yang bisa mereka sangkal lagi. Semuanya sudah jelas dan terbukti."Dasar kurang ajar!" Mas Adam mendekati Mas Rama hendak memukulnya lagi, namun tangannya di pegang Papa, seraya menggelengkan kepala memberikan isyarat pada putranya itu."Maafkan aku, Mel. Aku menyesal, aku khilaf. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku akan setia padamu, Mel," ujar Mas Rama mengiba padaku."Sudah ter
Read more
Bab 24 Ternyata Bukan Anak Kandung
Kini semua mata melihat ke arah Mama yang baru saja bersuara."Siapa anak pungut?" tanya Kak Nada. Matanya tak lepas dari Mama yang kembali diam dengan dada yang naik turun."Kamu! Kamu lahir bukan dari rahimku! Mama dan Papa menemukanmu di dalam keranjang di bawah tong sampah di depan rumah kita yang dulu. Kamu bukan anakku!" Jeritan dan ucapan Mama bagaikan petir yang menyambar seisi rumah. Hening, semuanya diam tanpa mengeluarkan suara. Aku dan Mas Adam saling bertukar pandangan. Aku menggelengkan kepala tanda tidak tahu tentang Kak Nada yang sebenarnya. Begitu pun Mas Adam. Apa dia tidak ingat, bukankah Mas Adam lahir duluan sebelumku?"Tidak mungkin, Mama hanya bercanda, 'kan?" ujar Kak Nada dengan menggelengkan kepalanya.Mama terduduk dengan memegangi dadanya. Isak tangis kembali terdengar dari wanita yang telah melahirkanku itu."Ma, katakan jika yang Mama katakan itu tidak benar, Ma. Katakan kalau aku anak Mama. Anak yang Mama lahirkan. Katakan, Ma!" Kak Nada menghampiri Mam
Read more
Bab 25 Izin Menikah Lagi
"Mel, aku ingin bicara." Aku yang tengah membuka seprai serta sarung bantal yang tadi dipakai Mas Rama dan Kak Nada, kini berhenti dan menengok pada Mas Rama yang masuk ke kamarku.Aku tidak mengindahkan kehadirannya. Tanganku kembali fokus menarik serta menggulung seprai bekas pergulatan mereka. Lalu kuhempaskan dengan kasar ke lantai. Tapat di bawah kaki Mas Rama."Mel, aku akan menikahi Nada."Kupejamkan mata sejenak seraya menarik napas dalam-dalam.Meskipun aku sudah berencana untuk mengakhiri ikatan pernikahan ini, tetapi perkataan Mas Rama masih sangat membuatku sakit hati.Entahlah, sekuat apa pun aku berusaha tidak peduli padanya, tapi nyatanya rasa ini masih ada untuknya. Namun, tidak sebesar dulu."Kenapa harus datang padaku? Aku tidak punya urusan lagi dengan hubunganmu dan dia," kataku dengan masih membelakanginya."Aku butuh ijin darimu, sebagai istri pertamaku. Tolong, ijinkan aku bertanggung jawab padanya.""Kau tak perlu ijin dariku, Mas. Secepatnya aku akan mengurus
Read more
Bab 26 Keputusan Papa
Mendengar ada yang berteriak di bawah, aku dan Mas Rama buru-buru turun dan melihat apa yang terjadi di sana.Sebuah pemandangan sangat mencengangkan terjadi di sana. Di mana Mama tengah menyeret tangan Kak Nada. Dengan koper di tangan kanan, tangan kiri Mama menarik tangan Kak Nada untuk keluar."Rama tolong!" jerit Kak Nada lagi.Tidak ada yang berani menolong Kak Nada di sana. Semua orang abai dengan apa yang dilakukan Mama pada anak angkatnya itu.Papa, Kak Naura dan Mas Adam hanya jadi penonton yang tidak melakukan apa-apa. Begitu pun Bu Mina dan Mama Tuti yang diam tanpa ingin membantu Kak Nada."Ma, ada apa ini? Kenapa Mama menarik-narik Kak Nada?" tanyaku.Melihat aku dan Mas Rama datang, Kak Nada buru-buru menghampiri Mas Rama dan memeluk pinggang pria itu."Dia kurang ajar, Mel. Tidak tau malu. Mama sudah memberikan kehidupan yang layak untuknya. Sudah memberikan pendidikan yang sama dengan putra-putri kandungku, tapi dia tidak tahu terima kasih!" sentak Mama dengan sangat em
Read more
Bab 27 Lepas
"Enggak, Pa. Rama akan tetap tinggal di sini bersama Melodi dan Raka.""Tapi, aku tidak mau, Mas. Aku tidak ingin hidup denganmu lagi," ujarku menjawab ucapan Mas Rama."Mel?""Silahkan pergi dari sini. Akan aku kembalikan uang yang pernah kamu berikan untuk membantu pembangunan rumah ini," ujarku dengan dingin.Rumah ini sebagian besar dibangun dengan menggunakan uangku. Adapun Mas Rama pernah mengeluarkan uang, itu hanya sebagian kecil untuk biaya akhir penyelesaian rumah ini."Tidak, Mel. Aku akan tetap tinggal di sini.""Kalau begitu, aku yang akan pergi dari sini. Dan kamu harus membayar semua uangku. Kamu tahu 'kan, berapa uang yang aku keluarkan untuk membangun rumah ini?"Mas Rama diam. Dia tahu, tidak sedikit uang untuk membangun sebuah rumah."Baiklah, aku yang akan keluar dari rumah ini. Dan kamu harus mengembalikan uangku, sekarang juga," ujarnya kemudian.Aku kembali ke atas. Mengambil cek yang sudah aku tulis nominal uang yang pernah aku pakai. Lalu kembali dengan memberi
Read more
Bab 28 Status Janda
"Jangan bilang kalau Ibu, mau pergi dan ikut bersama Mas Rama," ujarku mengerutkan kening.Bu Mina menunduk seraya menggelengkan kepala."Lalu?""Ibu ingin pergi dari sini, karena Ibu malu sama kamu dan keluargamu. Rama sudah sangat mengecewakan dan menyakitimu, Nak. Ibu tidak akan pergi ikut dengan Rama, tapi Ibu akan pergi ke kampung saja. Ke Cianjur," tutur Bu Mina."Tidak, Bu. Mel, tidak mengijinkan Ibu pergi dari sini. Tetaplah di sini, Bu. Tinggal bersama Melodi dan Raka, cucu Ibu.""Benar Bu Mina, tetaplah di sini. Saya tahu, Ibu orang baik, tidak seperti anakmu yang kurang ajar itu. Saya tidak akan keberatan kamu tinggal bersama putriku. Toh, ada cucumu juga di sini." Mama menghampiri dan mengatakan jika ia pun setuju dengan apa yang aku katakan pada Bu Mina.Awalnya Bu Mina bersikeras untuk keluar dari rumahku karena malu dengan kelakukan putranya. Namun, setelah aku membujuknya, akhirnya ia pun luluh dan tetap tinggal bersamaku.Setelah kepergian Mas Rama, Papa dan Mas Adam p
Read more
Bab 29 Nada Ngamuk?
"Jadi, sekarang lo, sendiri, dong?" "Ya, begitulah. Meskipun belum resmi, tapi memang ... udah gak punya suami."Diandra menarik napas dalam, ia menyenderkan punggungnya pada sandaran sofa.Ia terkejut mengetahui jika aku sudah bercerai dengan Mas Rama. Kedatangan Diandra ke rumahku, ialah untuk menjemput Citra. Perjanjian kerjaku dengan Citra, yaitu sampai semua kebohongan Mas Rama terbongkar. Karena itu sudah terjadi, maka tidak ada alasan untuk Citra berada di sini. Lagipula, Citra masih duduk di bangku kuliah, dia harus kembali menyelesaikan pendidikannya."Gue gak nyangka, nasib pernikahan lo, akan semenyedihkan ini, Mel. Ah ... harusnya lo, gak usah minta gue, buat mata-matain laki, lo. Jadinya gini, 'kan?" ujar Diandra merasa tidak enak."Justru aku tuh, berterima kasih sama kamu, Di. Aku gak tahu, deh akan sampai kapan Mas Rama membohongiku kalau aku tidak mencari tahunya sendiri. Mungkin seumur hidupnya, kali."Diandra terkekeh pelan, tangannya meraih gelas berisikan jus alp
Read more
Bab 30 Menyakitiku
Selama perjalanan aku terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang sedang terjadi di rumah Mama.Didalam hati aku pun terus berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada Mama. Akan sangat menyedihkan jika Kak Nada sampai berbuat jahat kepada Mama. Apalagi sampai melukainya.Lima belas menit perjalanan, akhirnya aku sampai di rumah Mama. Benar saja, ada mobil Kak Nada yang terparkir di halaman rumah Mama.Prang!Suara barang yang sengaja di lempar menyambut kedatanganku."Ma, Mama keluar, Ma! Uang yang aku minta sangatlah sedikit bagi Mama, kenapa tidak mau memberikannya, sih, Ma?!" Pemandangan pertama yang aku lihat saat masuk rumah Mama, ada Kak Nada yang tengah menjatuh-jatuhkan guci hias sembari meracau memanggil-manggil Mama.Aku masuk setelah sebelumnya menyuruh Bu Mina tetap di dalam mobil bersama Raka. Aku takut Kak Nada kalap dan malah menyakiti bayiku."Kak, apa yang Kakak, lakukan?"Kak Nada membalikan badan, seringai mengejek dia perlihatkan padaku."Oh, adikku telah datang. Eh,
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status