Semua Bab Putra Tersembunyi CEO Kejam: Bab 31 - Bab 40
124 Bab
Bab 31. Apakah Ini Istana?
Mendengar itu, raut wajah Alden semakin murung. Entah kenapa dia merasa sangat sedih, jangankan memiliki ayah, mamanya pun sekarang sudah pergi meninggalkannya entah ke mana. Dia tidak mengerti salah apa sebenarnya dia. Apakah memang karena dia anak yang nakal, makanya dia dihukum seperti ini?Cedric memperhatikan Alden yang malah terlihat semakin murung dari sebelumnya. “Alden, ada apa? Apa aku salah bicara?” tanyanya.“Tidak, aku hanya ingin tahu saja bagaimana memiliki seorang papa. Aku memang memiliki ayah, tapi ayah Andri hannyalah ayah angkatku. Sedangkan aku tidak tahu siapa ayah kandungku,” jawab Alden dengan wajah sedihnya.Cedric terkejut, mendengar kenyataan yang Alden katakan padanya. “Maafkan aku Alden,” ucapnya yang merasa bersalah, karena tadi dia telah membanggakan papanya terlalu berlebihan di depan Alden. Mungkin saja Alden sedih karena itu.“Tidak papa, kamu enggak salah Cedric,” jawab Alden dengan senyum hambarnya.Cedric menatap Alden dengan sendu. Dia berpik
Baca selengkapnya
Bab 32. Pertanyaan Pengundang Rasa Sedih
"Halo Om, Tante. Saya Alden,” ucap Alden seraya membungkuk pada Silvia dan ChrsitTampak Christ memperhatikan Alden dengan lekat, tatapannya saat ini fokus kepada manik mata Alden yang persis seperti yang Cedric kemarin deskripsikan padanya. “Anak ini, dia ... warna matanya ....”“Cantik kan, Pah?” timpal Cedric yang memotong ucapan papanya, “karena itulah aku sangat suka dengan bola matanya hehe.” Lanjutnya.“Iya sayang, kamu benar. Sangat cantik, membuat wajah si pemiliknya menjadi lebih bersinar dan terlihat begitu tampan,” jawab Silvia.Tidak seperti Cedric dan Silvia yang memuji bola mata dan juga paras dari Alden, Christ justru hanya terdiam. Saat ini pikirannya tengah di penuhi oleh bayangan-bayangan seseorang. ‘Warna mata anak ini, ini jelas warna mata keluarga Carlson, bukan hanya warna matanya tapi warna rambutnya yang coklat gelap juga menunjukkan identitas dari keluarga Carlson bahkan ini terlihat begitu jelas. Dan yang paling penting, anak ini. Dia sangat mirip dengan
Baca selengkapnya
Bab 33. Curahan Hati
“Bukan.” Lagi-lagi Alden memotong ucapan Cedric yang sedang menjawab pertanyaan Christ. Dan kali ini, ucapan Alden membuat Cedric terkejut dan juga bingung. “Bunda Mely bukanlah ibu kandungku.” Lanjutnya.Christ mengerutkan keningnya, saat mendengar apa yang Alden katakan. Dia semakin memfokuskan pandangannya, menunggu kelanjutan perkataan Alden.“Mamaku ... tidak tahu entah dimana,” ucap Alden lagi.Lagi-lagi Christ mengerutkan keningnya, dia masih tidak mengerti dengan maksud ucapan Alden. Apakah dia dibuang oleh ibunya? Pikirnya.Bahkan Cedric pun tampak terkejut dengan ucapan Alden, dia tidak menyangka jika Mely bukanlah ibu kandungnya. Dia pikir, karena Mely sangat menyayangi Alden, itu karena dia adalah ibunya. Tapi ternyata dia adalah ibu angkatnya.“Apa maksudmu, Nak? Jadi ke mana ibumu? Apa dia meninggalkanmu?” Kali ini Silvia yang bertanya, dia seakan merasa penasaran setelah mendengar jawaban Alden. Padahal tadi dia mencoba menghentikan Christ untuk bertanya. Namun, se
Baca selengkapnya
Bab 34. Keharuan Saat Bertemu Kembali
Nama mama Alden adalah Alana,” jawabnya.Deg!“A-apa?” Christ terlihat sangat shock dengan apa yang baru saja di dengarnya. “Alana?” tanyanga lagi.Alden mengangguk. “Alana Zahira Subagja, karena itulah nama Alden adalah Alden Subagja.” Lanjutnya.Mata Christ langsung melebar, saat memastikan bahwa apa yang dipikirkannya itu benar. ‘Anak ini, anaknya Alana,' batinnya.Bukan hanya Christ yang terkejut, Silvia yang saat ini masih memegang Alden dengan erat pun juga ikut terkejut. Dia tidak menyangka, bahwa Alden adalah anak Alana. Dengan cepat, Silvia pun melihat ke arah Christ, karena dia tahu, sebenci apa Christ pada Arya dan Alana.Saat ini ekspresi Christ tampak begitu terkejut dengan fakta yang baru saja didengarnya.“Apa Paman mengenalnya?” tanya Alden yang sepertinya menyadarkan Christ dari keterkejutannya.Tampak dia melihat ke arah Alden, dengan tangannya yang sudah terkepal sangat kuat. Dan tentu saja hal itu membuat Silvia terkejut. Dia berpikir apakah karena Alden
Baca selengkapnya
Bab 35. Keputusan Tersulit Dalam Hidup
‘Alden, mata Alden. Bagaimana matanya bisa sangat mirip dengan iblis itu,’ batinnya.Alana lalu memperhatikan wajah Alden dengan intens, dimulai dari rambut, mata, garis wajah, hidung, bibir. Dia benar-benar terkejut saat memperhatikan Alden dengan baik. Karena dia sangat mirip dengan Eric. ‘Bagaimana ini bisa terjadi, apa mungkin ....’ Alana tidak bisa melanjutkan kata hatinya. Dia terlalu terkejut dengan semua ini, bahkan saking terkejutnya dia sampai menutup mulutnya itu dengan satu tangannya.“Mama, Mama kenapa?” tanya Alden yang melihat mamanya tiba-tiba terdiam dan terlihat seperti orang yang sedang terkejut.‘Ini, ini tidak mungkin. Dia, dia bukan ayah Alden, kan. Aku tidak akan sudi jika dia memang ayah Alden.’ Alana kembali menatap wajah putranya itu dan memeluknya dengan erat. 'Apa aku harus membuktikannya, mungkin saja ini hanya kebetulan. Tidak mungkin iblis itu adalah ayahnya Alden. Dia bahkan tidak mau disentuh oleh wanita mana pun. Lalu, bagaimana mungkin dia adala
Baca selengkapnya
Bab 36. Sinar Mata yang Mengerikan
Alana saat ini sudah berada di dalam taksi untuk menuju ke rumah Eric. Dia melihat satu tangannya yang tergenggam dengan erat dan kemudian membuka genggaman tangannya itu. Air matanya kembali menetes saat dia melihat sehelai rambut dari Alden yang sempat dia ambil saat memeluknya tadi.Rambut berwarna cokelat gelap yang dulu sering dia sentuh kapan pun dia mau, kini terasa sangat sulit karena masalah yang tidak pernah dia pikirkan akan terjadi padanya. 'Maafkan mama Alden, mama terpaksa meninggalkanmu lagi. Tapi ini hanya sebentar, setelah semuanya jelas. Mama akan kembali lagi dan kita tidak akan terpisahkan lagi.’ Alana menggenggam erat-erat rambut itu yang akan dia gunakan untuk mengecek DNA Alden dan Eric nanti.“Nona, apakah di sini alamat yang Anda sebutkan?” tanya sopir taksi itu.Alana pun melihat ke arah luar kaca jendela taksi, itu adalah gerbang pintu mansion Eric. Taksi ini tidak boleh berhenti tepat di depan pintu gerbang itu, atau para pengawal di sana akan mengetah
Baca selengkapnya
Bab 37. Kebohongan yang Tidak Berarti
“Heh.” Eric tersenyum mengejek, setelah mendengar jawaban Alana. “Jalan-jalan ya,” ucapnya sambil terus mendekat ke arah Alana dan membisikkan sesuatu padanya. “Kau pikir, aku akan percaya?” Lanjutnya.Deg!Mata Alana langsung melebar dengan detak jantungnya yang berpacu sangat cepat saat telinganya mendengar apa yang baru saja Eric bisikan. Tubuhnya langsung menegang dan diam seketika tanpa bergerak sedikit pun. Tatapannya lurus, dan tidak berkedip walaupun hanya satu kali.Dengan jarak yang masih sangat dekat, Eric melirik Alana dan melihat bagaimana reaksinya setelah mendengar apa yang dia bisikkan. Sudut bibir kanannya terangkat, ketika dia mendapati Alana yang menegang dengan tatapan lurusnya.“Kau tahu, di dunia ini ada dua macam orang. Yaitu, orang yang pandai berbohong dan tidak pandai berbohong. Orang yang pandai berbohong, sangat ahli dalam memainkan kata-kata demi membuat incarannya itu percaya dengan kata-kata manisnya. Dengan keahlian itu, dia berusaha untuk menarik o
Baca selengkapnya
Bab 38. Memikirkan Sebuah Rencana
Sudah 3 hari sejak Eric menghukum Alana untuk tidak pernah keluar dari dalam kamarnya, dan di waktu itu Alana benar-benar sama sekali tidak bisa keluar dari kamarnya. Entah apa pun alasan yang dia berikan, Eric tetap tidak mengabulkan apa yang dia pinta. Bahkan hanya untuk jalan-jalan mengelilingi mansion ini saja, Eric tidak mengizinkannya.Saat ini Alana tengah duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya. Tampak dia menunduk dengan kedua tangannya yang dia taruh di keningnya. Sekarang dia tengah memikirkan cara bagaimana dia bisa keluar dari dalam kamar ini, agar dia bisa pergi ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA. Tapi sebelum itu, dia harus terlebih dulu mendapatkan helaian rambut Eric. “Bagaimana caranya aku bisa keluar dari sini, dengan alasan apa lagi aku harus meminta padanya. Terlebih sulit sekali untuk mendapatkan sehelai rambutnya saja. Karena selama 3 hari ini dia hanya ke kamar untuk mandi dan setelah itu langsung kembali keluar dan terus berada di dalam ruangannya. Set
Baca selengkapnya
Bab 39. Mencoba Mendapatkan Sesuatu yang Penting
Eric terdiam, dia tampak memikirkan apa yang Alana katakan. ‘Hmm, aku memang tidak tidur selama 3 hari itu. Dan saat ini aku juga merasa sangat lelah, kepalaku juga sakit. Apa aku setuju saja dengan saran wanita ini? Karena jika wanita ini ada di dekatku, aku bisa tidur dengan nyenyak,' batinnya.“Baiklah, aku akan tidur di sini malam ini,” ucapnya kemudian.“Wahh, benarkah.” Alana tampak begitu senang, karena akhirnya dia bisa membujuk Eric untuk tetap berada di sini dengan begitu rencananya pasti akan berhasil. Tapi sepertinya dia tidak menyadari, bahwa ekspresi senangnya itu mengundang kecurigaan dari Eric. “Kau tidak ada maksud lain, kan? Dengan menyarankan hal itu?” tanyanya.Deg!Pertanyaan Eric itu langsung menyadarkan Alana dari rasa senangnya, dan membuatnya langsung merutuki dirinya sendiri. 'Mampus, kenapa aku enggak sadar dengan ekspresiku ini. Untuk sesaat aku lupa kalau dia adalah orang yang sangat peka. Sekarang, bagaimana aku bisa mencari alasan, jika aku berboho
Baca selengkapnya
Bab 40. Kehidupan Keras Seorang Anak Kecil
Di sebuah ruang keluarga yang ada di dalam mansion besar, tampak dua orang anak laki-laki yang berusia 8 dan 9 tahun itu sedang berdiri berhadapan dengan seorang pria dewasa yang tak lain adalah ayah dari dua anak laki-laki itu.Mereka berdua fokus mendengarkan apa yang pria itu katakan kepada mereka. “Dengar Erland, Eric. Kalian berdua adalah calon pewaris dari Carlson Group. Kalian adalah darah daging dari keluarga Carlson, dan di keluarga ini tidak mempunyai kelemahan apa pun, di sini tidak ada namanya cinta dan kasih sayang. Hanya ada aturan, jika kau ingin menang maka jadilah orang yang kuat untuk menyingkirkan semua musuh-musuhmu. Dan kalian berdua, walaupun kalian berdua bersaudara, kalian tetaplah dua orang musuh, karena kalian harus bekerja keras untuk menjadi pewaris dari Carlson Group ini. Hanya ada satu orang yang akan mendapatkannya, dan kalian berdua harus bersaing dengan kekuatan dan kecerdikan kalian sendiri untuk mendapatkannya.”“Sekarang papa akan memberikan tanta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status