Semua Bab PUSAKA PEDANG LANGIT : Bab 11 - Bab 20
75 Bab
11. Kebenaran Gudang Senjata
Zoe kaget dan langsung bersiaga, matanya tertuju pada sosok yang dia kenal, pedang yang masih berlumuran darah itu dipegang oleh penjaga gudang senjata. Walau sebentar bertemu Zoe tidak lupa dengan sosok itu. Sosok yang tidak asing, tapi tidak ia kenal.“Ada apa ini sebenarnya, kenapa dia tersenyum padaku seakan menemukan sesuatu,” batin Zoe langsung bersiaga. Walau ia tidak merasa terancam, tapi pembunuhan baru saja terjadi di hadapannya.Penjaga gudang senjata itu, tersenyum lagi pada Zoe sambil membawa mayat itu pergi dari hadapannya. Ia masih tak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi.Plukk!Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Zoe, dengan cepat ia menarik tangan orang tersebut dan membantingnya. Tapi ternyata orang itu tidak lemah dan bisa menghindar. “Aku hampir saja mati,” ucap Bani yang berhasil menghindar. Ia tahu Zoe bukan orang sembarangan.“Aku hanya kaget. Karena kau datang dari belakang,” jawab Zoe melihat Bani sekarang ada di hadapannya.Kedatangan Bani
Baca selengkapnya
12. Siapa Musuhmu?
“Lalu apa salah dari orang tadi? “ tanya Zoe lagi yang belum mendapatkan jawaban atas pertanyaannya tadi.Pembunuhan yang jarang ia lihat, mungkin akan menjadi hal biasa untuk Zoe. Apalagi ia baru saja keluar dari hutan dan baru mulai mencari kitab pedang Tak disangka ia langsung menyaksikan pembunuhan di depan matanya. Selama ini hidup di perguruan juga belum pernah melihat pembunuhan secara langsung.Meski kadang ada pendekar yang ditugaskan keluar dan kembali dengan keadaan mati. Tapi bagi dirinya yang tak memiliki kekuatan belum paham jika mereka harus bisa bertahan. “Kau tidak tahu orang itu sudah mengusir dan menghina, padahal sepekan ini aku berusaha paya mencari mu,” jawab Bani yang jelas kesal. Pegawai barunya tadi hampir mengacaukan keinginannya. “Jadi itu semua karena aku?” tanya Zoe merasa ia yang mengakibatkan orang itu mati.Tak peduli seberapa kerasnya hidup, tapi hati nurani Zoe belum siap dengan melihat kematian orang lain. Meski itu orang jahat sekalipun.“Bukan.
Baca selengkapnya
13. Tawaran Kerjasama
“Musuh kita ternyata sama,” ucap Bani sambil memeluk Zoe. Ia rasa ia bisa bekerja sama dengan Zoe. Mendengar nama aula beladiri sudah membuat Bani semangat.“Apa kau juga tidak suka dengan mereka?” tanya Zoe tak menyangka jika aula beladiri ternyata punya musuh.Tapi melihat cara kerja mereka selama ini Zoe juga paham. Mereka ingin menguasai seluruh daerah selatan. Padahal di sana ada dua kekuatan besar, salah satunya Bani yang masih bisa bertahan dan bersaing dengan aula beladiri. Selebihnya semua mati dibantai kalau sampai ada yang tidak mau mengakui dan bergabung dengan aula beladiri.“Iya, citra mereka terlalu buruk setelah pemerintahan Anglo. Dia terlalu berambisi,” kata Bani yang menjadi musuh bebuyutan aula beladiri. Bani juga paham sejarah aula beladiri, ia juga ingin menghancurkan tempat itu. Tapi belum bisa mengumpulkan masa dan orang hebat seperti Zoe.Melihat Zoe yang memiliki musuh yang sama dengan dirinya, membuat Bani bersemangat lagi. Ia juga tak mau terus berada dalam
Baca selengkapnya
14. Keputusan Zoe
Zoe menimbang keputusannya, jika ia tetap tinggal tentunya akan berguna untuk meningkatkan latihan. Tapi ia juga tidak bisa membiarkan orang lain yang malah sibuk mencari kitab pusaka itu.“Aku akan pergi mencari kitab itu,” keputusan Zoe yang akhirnya pergi sendiri. Ia merasa tidak enak harus merupakan orang lain.Mungkin dilain kesempatan ia bisa ikut bertanding lagi di gudang senjata. Kali ini Zoe harus fokus dengan tujuan utamanya.“Baiklah, aku akan mengutus Azil untuk ikut bersamamu,” kata Bani yang ternyata tidak membiarkan Zoe pergi sendiri. Selain Medan yang berbahaya, Bani tahu jika Zoe Balum banyak pengalaman. Terlihat jelas dari sikap naifnya yang ditujukan Zoe. Jadi Ia sengaja mengutus anak buahnya untuk membantu Zoe.“Kenapa? Sepertinya aku bisa sendiri,” jawab Zoe yang merasa tidak enak. Padahal mereka kenal belum lama. Tapi Bani sudah banyak membantu, hanya karena musuh mereka sama. Zoe sendiri jadi terbebani, padahal ia tak memiliki hubungan apapun yang bisa mengunt
Baca selengkapnya
15. Mulai Berkenalan
Brakkk! Zoe menabrak sosok tinggi besar yang tak asing. Ia yang tidak toko karena terlalu memikirkan orang baru yang akan menemani perjalanan hingga tak sengaja menabrak seseorang.“Kau melihat kemana?” tanya orang itu datar membuat Zoe ingat kejadian di depan toko. Karena orang yang ia tabrak barusan penjaga gudang senjata. “Ah, maaf aku sedang melamun,” jawab Zoe yang memang tak sengaja menabrak orang itu. Rasanya baru tadi ia bertemu. Sekarang sudah berpapasan lagi.“Ah kau sudah kembali, bagaimana dengan tugasmu?” tanya Bani pada anak buahnya. Ia orang yang disuruh membereskan pegawai yang tak kompeten.“Aku sudah menguburkannya dan sesudah membersihkan semua,” jawab orang itu yang seperti sudah biasa dengan tugas seperti itu Penjaga gudang yang tidak Zoe ketahui namanya. Ia hanya bisa menatap dan mendengarkan percakapan Bani.“Baiklah, nanti malam kau sudah bisa mulai membuka gudang senjata,” ucap Bani yang sudah menemukan Zoe maka ia sudah mulai tenang dan bisa memulai lagi b
Baca selengkapnya
16. Anak Angkat
“Ah tidak,” kata Azil menyembunyikan rasa ingin tahunya. Ia juga tak boleh menunjukan itu pada Zoe. Azil ingin menanyakan langsung alasan itu pada Bani.“Karena sudah malam istirahatlah dulu, sampai bertemu besok,” ucap Azil yang pergi meninggalkan Zoe.Melihat itu membuat Zoe bersiap istirahat, tak ada rasa penasaran atau kesal. Yang jelas besok ada perjalanan panjang yang akan ia lalui.Azil dengan rasa penasarannya pergi ke gudang senjata, dimana lagi bosnya berada, kalau tidak sedang menyaksikan pertandingan.Gudang senjata yang kini digunakan lagi untuk bertanding.banyak yang datang. Suasana malam. Terasa membara, banyak petarung hebat siap menantang Zoe. Kabar Zoe ternyata sudah terdengar kemana-mana. Hal itu membuat gudang senjata makin ramai.Bani yang duduk tenang tak memperdulikan keinginan mereka untuk bertanding dengan Zoe. Banyak yang masih datang dan pertandingan makin sengit karena diamnya Bani.Suara bising terdengar, orang-orang yang berteriak memberikan dukungan. Pe
Baca selengkapnya
17. Mendapat Nasehat
Yang ada di hadapannya yang tak lain adalah kakaknya sendiri. Sebagai penjaga gudang senjata tentunya ia sedang bekerja.“Habis dari mana kau?” tanya Kakaknya pada Azil yang sedang berkeliaran di gudang senjata. Padahal ia besok akan melakukan perjalanan jauh.Amru adalah nama dari Kakaknya yang selama ini bekerja di gudang senjata. Ia menjaga dan menjalankan perintah Bani. Dua orang itu merupakan anak buah Bani yang setia. Banyak yang sungkan dengan Amru karena postur tubuhnya yang tinggi besar dan ada banyak juga yang takut dengannya.“Ah, Kak. Itu aku habis jalan-jalan sebentar,” jawab Azil sambil melihat ke arah lain. Ia bahkan tidak bisa menghilangkan kebiasaan berbohong.Melihat gelagat adiknya yang sedang berbohong tentunya membuat Amru pamham jika ada yang sedang di sembunyikan.“Oh hanya jalan-jalan, benarkah? Coba aku tanyakan ke Bos,” ucap Amru yang mencoba untuk menakuti adiknya agar mau bicara jujur.Sedari tadi Amru disana tentunya tahu gelagat semua orang. Bahkan oran
Baca selengkapnya
18. Mulai Perjalanan
Melihat itu Amru mengerutkan dahi, ia tak berhasil menasehati adiknya. “Anak sekarang memang sulit dinasehati, kalau kau tahu Zoe masih belum matang dalam gerakannya, ia terlihat jarang terlibat dengan pertarungan. Yang paling bahaya lagi, ia tak bisa membunuh orang meski itu musuh sekalipun. Bagaimana kalau kalian nanti bertemu musuh yang berbahaya. Walaupun tadi aku jelaskan seperti itu juga ia pasti tak percaya,” batin Amru sambil melihat sang adik yang berjalan pergi meninggalkannya.Pagi yang cerah semua persiapan sudah selesai. Zoe keluar dari kamar, ia sudah ditunggu oleh Azil. “Apa kau sudah siap. Sebelum berangkat bos memanggil mu. Ada hal yang akan disampaikan,” kata Azil mengajak Zoe bersamanya untuk bertemu dengan Bani.Mereka berdua berjalan bersama. Postur tubuh yang tak jauh beda dengan tinggi yang sama. Membuat orang yang melihatnya pasti mengira mereka saudara.Sampai di tempat Bani, mereka berdua langsung duduk. Zoe sendiri juga penasaran dengan apa yang ingin disa
Baca selengkapnya
19. Kabar Kematian
Disamping itu Farhan yang sibuk oleh tugas dari ayahnya. Ia menyempatkan diri ke hutan kematian. “Kenapa suasana berbeda,” ucap Farhan yang merasakan aura buas. “Kamu juga merasakan hal yang sama,” jawab Pengawal yang tempo hari juga ikut dengan Farhan untuk menyerang Zoe.Menyaksikan Zoe disiksa sudah jadi tontonan, apalagi saat Zoe di perguruan bisa dikatakan hampir setiap hari Zoe dipukuli. Jelas semua pengawal tahu dan tak ada yang melapor pada tetua. “Aku hanya membawa dua pengawal,” batin Farhan yang merasa gelisah. Tak seperti terakhir kali kesana suasana di hutan kematian benar-benar mengerikan. Hal itu menandakan tidak ada manusia di sana, tapi Farhan penasaran dengan keberadaan Zoe. Ia terus memaksa masuk ke dalam hutan untuk bisa bertemu Zoe.“Ini aneh, seperti tidak ada hawa kehidupan manusia,” ucap Pengawal yang merasa tegang. Tapi mereka sudah terlanjur masuk dan tidak bisa pulang tanpa persetujuan Farhan.Farhan sendiri tak menghentikan langkahnya dan terus berjalan
Baca selengkapnya
20. Rahasia Buruk Perguruan
Anglo bergegas jalan ke tempat pertemuan, ia mengundang semua tetua untuk membicarakan permasalahan yang sedang mereka hadapi. Terutama kematian dua orang pengawal dan hilangnya Zoe.Setelah undangan di kirimkan, para tetua mulai berkumpul di aula. Anglo mulai membuka rapat.“Ada dua masalah yang ingin saya bahas,” ucap Anglo membuka pertemuan, semua yang datang terdiam.Mereka juga merasa penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh Anglo, pertemuan mendadak biasanya ada hal besar. Anglo sendiri jarang sekali mengadakan pertemuan mendadak.Jadi mereka langsung diam ingin tahu kabar apa yang akan dikatakan oleh Anglo, sebagai pemimpin perguruan yang sekarang.“Pertama dua orang pengawal meninggal,” kata Anglo pelan, ia tak ingin para tetua salah paham. Jadi ia menjelaskan pelan-pelan dan tak langsung memberitahukan semuanya.Tetua tentunya kaget, karena tak ada tugas keluar dan untuk sekarang juga aman tak ada konflik. Jadi tidak mungkin dua orang pengawal meninggal tanpa sebab.“Ba
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
DMCA.com Protection Status