Penjaga Tanah dan DarahSuara langkah itu terdengar berat dan tertahan, seolah tanah di bawahnya dipaksa tunduk. Mada langsung memposisikan dirinya di depan Sari, menggenggam keris dengan dua tangan. Cahayanya semakin redup, tapi terasa hangat—seolah memberi perlindungan samar. “Siap-siap,” bisik Mada. “Aku tak yakin ini makhluk biasa...” Dari balik lorong gelap itu, muncul sesosok tinggi besar. Wajahnya tertutup topeng kayu dengan ukiran sulur akar yang melingkar hingga ke tengkuknya. Kulit tangannya seperti tanah retak yang berlapis debu merah. Tapi yang paling menyeramkan adalah napasnya—dalam, berat, seperti desahan dari lubang kubur yang baru terbuka. Ia membawa tombak besar, terbuat dari tulang dan logam tua. Dan di dadanya, tergantung... potongan-potongan cermin retak. “Penjaga keris itu,” lirih Sari, “dia... seperti gabungan dari cermin dan akar...” Sosok itu membuka mulutnya, suaranya seperti getaran gempa bumi: “Kalian membawa bilah yang tidak ditakdirkan untuk dibang
Terakhir Diperbarui : 2025-04-13 Baca selengkapnya