Semua Bab Ibu Pengganti Untuk CEO Dingin: Bab 21 - Bab 30
74 Bab
Tidak Cukup 50 Juta
Rasa takut kepada majikannya membuat Anisa memakan semangkuk sayur dari daun kelor meski itu adalah pantangan bagi dirinya.Seusai memakan makanan yang dibawa oleh Ana tiba-tiba, Anisa merasa pusing, "Pusing sekali kepalaku."Saking pusingnya, Anisa berjalan agak sempoyongan, dia mencoba merebahkan dirinya di tempat tidur, berharap sakit kepalanya bisa hilang setelah rebahan.Hingga sore tiba, rasa sakit di kepalanya tak kunjung sembuh dan kini wajahnya mulai terlihat pucat.Leo yang kebetulan pulang cepat segera menemui Anisa di kamarnya, dan betapa terkejutnya dia saat tau Anisa yang begitu pucat."Kamu kenapa Anisa?!" ujarnya dengan khawatir."Saya pusing Tuan."Tak ingin terjadi apa-apa dengan Anisa dan calon anaknya, Leo segera membawa Anisa ke rumah sakit meski sempat terjadi penolakan."Sudah berapa kali aku bilang, aku tidak suka sebuah penolakan.""Maafkan saya Tuan, saya hanya...." Dia menghentikan ucapannya."Hanya apa?" Anisa menggeleng, "Maafkan saya Tuan." Rasa khawati
Baca selengkapnya
Jangan Tawan Saya Tuan
Ana terlihat menatap Lukas, dari dulu wajah maskulin Lukas membuat Ana terpukau. "Sampai kapan kamu akan terus menatapku Ana?" Pertanyaan Lukas membuat Ana segera mengalihkan pandangannya. Dia tersenyum, "Kamu masih sama seperti dulu Lukas." Lukas tertawa mendengar ucapan Ana, "Diriku tetap diriku sampai kapan pun ya begini." Ana tersipu malu, rasa kesal yang begitu besar kepada Leo seketika menguap ketika berbicara dengan Lukas. "Kamu mau menemui Leo?" "Iya, ada masalah yang ingin aku bicarakan dengannya." Tak ingin berlama-lama dengan Ana Lukas segera memotong pembicaraan mereka. "Aku masuk dulu." "Silahkan." Bertemu dengan Lukas membuat Ana salting, tak bisa dipungkiri Lukas lebih greget daripada Leo suaminya, mereka memang saudara tapi memiliki karakter yang jauh berbeda. Sepanjang koridor, Ana nampak tersenyum mengingat pertemuannya dengan Lukas, wanita itu kembali mengingat masa lalunya bersama kakak sang suami. "Kenapa aku malah kepikiran Lukas?" gumamnya kemudia
Baca selengkapnya
Akan Aku Cari Kebenarannya
"Dia suami saya Tuan.""Dia tak pantas kamu sebut suami Anisa!"Anisa menatap Leo dengan tatapan sedih, pantas nggak pantas Raka tetap suaminya. "Dia tetap suami saya Tuan." Leo menggeleng, rasa ingin memiliki Anisa semakin besar hingga Leo lupa jika Raka tetaplah suami sah Anisa."Lantas bagaimana dengan anda Tuan? anda melarang saya kembali ke Mas Raka lalu bagaimana dengan Nyonya?"Pertanyaan Anisa membuat Leo terdiam, dia juga tidak tahu jawabannya, yang dia rasakan saat ini adalah ingin tetap bersama Ana dan juga memiliki Anisa."Aku ingin bersama kamu dan Ana, Anisa." "Anda tidak bisa egois Tuan."Waktu terus berlalu, tak terasa tujuh bulanan anak Leo akan digelar besok, Anisa tentu tidak bisa hanya berdiam diri tanpa membantu para pelayan menyiapkan acaranya."Apa yang bisa saya bantu Bi?" Dia bertanya pada para Bibi di dapur."Sudah kamu diam saja di kamar, kami takut dimarahin Tuan kalau kamu ikut membantu Anisa," jawab salah satu Bibi."Saya bosan Bi, beri saja saya pekerj
Baca selengkapnya
Curiga
"Ayo cepat sini." Mama Leo menarik tangan Ana dan mengajaknya duduk di dekatnya.Saking bahagianya ingin memiliki cucu Mama Leo benar-benar memperlakukan Ana dengan baik, dia tidak ingin Ana tertekan."Duduk yang nyaman." Mama Leo memberikan bantal kecil untuk agar punggung Ana tidak sakit.Sikap Mama Leo membuat Ana tersenyum puas, kapan lagi dia bisa mengerjai mertuanya seperti ini. 'Haha senang sekali bisa mengerjai wanita tua ini'.Mama Leo meminta pemuka agama untuk memulai doanya, saat itulah Leo menghubungi Anisa agar turut mendengarkan doa dari pemuka agama."Le, apa kamu tidak merasa aneh dengan istri kamu." Lukas yang berada tepat di samping Leo mencoba mengadukan kecurigaannya pada sang adik.Seketika Leo memucat, dia takut jika kebohongan Ana terbongkar. "Aneh gimana sih Kak," protes Leo."Kapan hari aku lihat perutnya masih rata, tapi sekarang kok sudah sebesar ini."Leo berusaha menyakinkan Lukas kalau perut Ana membesar sesuai usia kandungannya, "Mungkin kamu salah liha
Baca selengkapnya
Lukas Tahu
"Lepaskan aku Lukas!" Teriak Ana."Ikut aku!" Lukas menyeret Ana menjauh. Beraninya Kamu membohongi Leo! dari awal aku sudah curiga kalau kamu tidak hamil!" Tangan luka mencengkeram Ana lebih kuat lagi.Ana meronta memegangi tangan lukas dia berusaha untuk melepaskannya."Aku tidak membohongi Leo!" Ana kembali berteriak."Lihatlah perutmu! masih bilang kamu tidak membohongi Leo?" Tak ingin mendengarkan alasan Ana, Lukas terus saja menyeret adik iparnya keluar klub dan dengan paksa dia memasukkan Ana ke dalam mobil lalu membawanya pulang.Lukas hanya ingin Leo sadar jika Ana telah berbohong."Lukas aku tidak berbohong, lepaskan aku!" Ana meminta Lukas supaya menurunkannya."Sudah ketangkap basah masih saja berbohong, Aku hanya ingin tahu kebohongan istrinya," sahut Lukas dengan tatapan tajamnya.Ana serba bingung bagaimana menjelaskannya kepada Lukas, memang secara fisik dia tidak hamil tapi benihnya dan Leo tumbuh di rahim wanita lain.Sepanjang perjalanan tak ada yang bisa Ana lakuk
Baca selengkapnya
Pilih Salah Satu
Lukas menatap Anisa yang berjalan menuju arahnya, dia sungguh bingung bagaimana bisa Anisa dengan kondisi hamil berada di rumah sang adik. "Ngapain kamu disini?" tanyanya dengan heran. "Seharusnya saya yang bertanya, ngapain anda disini?" tanya Anisa balik. "Ini rumah adikku." Kedua netra Anisa membulat sempurna, ternyata pria yang membuatnya kesal kemarin adalah kakak dari majikannya sendiri. "Anda kakak tuan Leo?" Seketika Anisa menunduk, dia benar-benar tidak tahu, jika dia tau pasti kemarin bersikap lebih sopan sedikit."Iya." Merasa tidak enak dengan Lukas, Anisa memutuskan kembali ke kamarnya dan ini membuat Lukas semakin bertanya-tanya siapa sebenarnya Anisa dan mengapa dia masuk kamar samping kamar sang adik. "Siapa dia." Tak ingin terjebak dengan siapa Anisa, Lukas memutuskan pulang, niat minum dan mencari hiburan malam ini harus gagal karena ulah Ana. Di sisi lain di ruang kerja, Ana dan Leo kembali berdebat sengit, Ana bahkan mengancam Leo jika Lukas benar-benar m
Baca selengkapnya
Apresiasi Untuk Ana karena Sudah Melahirkan
"Ngaco kamu mana mungkin aku mencintai Anisa, dia berhak hidup Ana, kita nggak boleh egois dengan mempertaruhkan nyawanya.""Dia hanya art Mas, sedangkan bayi itu anak kita."Baik Ana maupun Leo tetap bersih keras dengan pilihan mereka masing-masing, Ana meminta dokter untuk menyelamatkan sang anak sedangkan Leo meminta dokter untuk menyelamatkan ibunya.Dokter dibuat semakin bingung mana yang harus prioritaskan. "Tolong kerjasamanya mana yang harus kami selamatkan ibu atau anak?" Dokter bertanya sekali lagi"Anaknya dok dari awal kami memerlukan anaknya bukan ibunya." Tanpa rasa simpati Ana lebih memilih menyelamatkan sang anak daripada sang ibu."Tidak, selamatkan ibunya Dok," sahut Leo yang tak mau kalah."Kamu apaan sih Mas, aku nggak setuju! aku tetap memilih anak yang harus diselamatkan.""Sudah aku putuskan ibunya yang diselamatkan, ingat aku yang berkuasa disini bukan dirimu!" Akhirnya kekuasaan yang berkuasa.Ana diam seribu bahasa mendengar ucapan Leo memang yang berkuasa ad
Baca selengkapnya
Harus Pergi
Lukas keluar kamar inap Anisa dengan rasa penasaran, dia kemudian masuk ke dalam kamar inap Ana, melihat Ana yang berpura-pura membuat Kakak Leo muak."Kak." Leo memanggil sang kakak."Ini anak kamu?" Tanyanya sembari menatap Ana."Iya." Lukas melihat wajah keponakannya, memang mirip Leo tapi entah mengapa tidak mirip Ana sama sekali."Dia mirip kamu Le tapi tidak dengan istri kamu." Ucapan Lukas membuat Leo dan Ana memucat, mereka takut jika Lukas akan membongkar rahasia mereka pada kedua orang tuanya."Gen Leo lebih kuat Lukas," sahut Ana.Lukas nampak mengerutkan alisnya, bukan masalah gen Leo yang lebih kuat cuma melihat bayi itu Lukas seperti melihat wajah orang lain disana."Selain mirip Leo anak ini mirip siapa ya." batin Lukas.Leo yang kepikiran Anisa berdalih sibuk, dia meminta orang tuanya untuk menemani Ana. "Tolong temani Ana dulu Ma, Pa." Leo bergegas keluar, dia masuk ke dalam ruang rawat inap Anisa dan menutup pintunya."Tuan kenapa anda kemari?" tanya Anisa yang mer
Baca selengkapnya
Pengkhianatan Raka
Mendengar suara sang kakak membuat Leo menghentikan aktivitasnya, seketika dia memucat melihat Lukas berdiri di ambang pintu. "Apa yang kamu lakukan Leo?" tanyanya lagi. Bukannya menjawab pertanyaan sang kakak Leo malah bertanya balik, "Kakak ngapain kesini?" "Aku ingin menanyakan sesuatu padanya." Sembari menunjuk Anisa.Kini pandangan Leo tertuju pada Anisa yang juga memucat karena kehadiran Lukas. "Kamu mengenal kak Lukas?" tanya Leo. Anisa serba bingung, entah bagaimana menjelaskan pada Leo. "Saya bertemu kakak anda di minimarket Tuan dan kembali bertemu di rumah dan disini tadi." Lukas berjalan mendekati Leo dan Anisa, dia ingin meminta penjelasan pada sang adik mengenai Anisa. "Apa yang kamu sembunyikan Le? siapa wanita ini?" Kedua mata Lukas menatap Leo sangat tajam. "Dialah wanita yang hamil anakku dan Ana kak." "Oh." Di balik kata oh, Lukas masih menyimpan rasa penasaran, apalagi Leo dan Anisa terlihat begitu mesra. Tak ingin mengganggu, Lukas pamit keluar karena d
Baca selengkapnya
Keterlaluan Kamu Mas
"Anak ini kenapa menangis terus sih!" Ana menggerutu melihat anaknya yang terus menangis. "Sabar namanya juga bayi," sahut Leo. Ucapan Leo semakin membuat Ana kesal, otaknya mau pecah mendengar suara tangis sang bayi sedangkan respon Leo seperti itu. "Kamu itu ngeselin banget." Leo menghela nafas, "Gimana sih, kan benar yang namanya bayi pasti menangis kalau nyapu malah bingung dirimu," sahutnya sembari mengelus pipi sang anak. "Kamu kenapa sih sayang, papa mau kerja ini, baik-baik di rumah sama mama ya." Dia menggendong bayinya lalu menyerahkannya pada sang ibu, "Ini kamu tenangin dulu, nanti baby sitternya baru datang." Mau nggak mau Ana menggendong bayinya, dia berusaha agar anaknya diam tapi nihil tangisnya semakin kencang, "Entahlah Mas, pusing aku." Dia mengembalikan lagi sang anak di tempat tidurnya, Leo yang harus berangkat akhirnya terpaksa menunda keberangkatannya demi untuk menenangkan sang buah hati. Dalam gendongan Leo, bayi itu sedikit tenang meski masih merenge
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status