“Guru….,” Raka tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Ia menjatuhkan lutut lalu bersujud menciumi kaki gurunya. Airmatanya berlinang.“Jangan menangis,” kata gurunya dengan lembut sambil mengusap kepala murid kesayangannya. “Pertemuan ada perpisahan. Jodoh ada pula akhirnya.”Raka tidak berani mengangkat kepalanya. “Muridku yang baik. Jawablah pertanyaanku.”“Ananda murid mendengarkan.”“Apakah aku, Narendra Kramakala, adalah guru yang baik?” tanya Sang Ksatria Malam.“Ya, Gurunda Narendra Kramakala yang tercinta adalah guru yang baik,” jawab Raka sambil terisak. “Kutanya lagi. Apakah aku, Narendra Kramakala, adalah guru yang baik?”“Ya. Gurunda Narendra Kramakala yang tercinta adalah guru yang baik.”“Untuk yang trakhir kutanyakan, apakah aku, Naredra Kramakala adalah guru yang baik?”“Ya. Gurunda Narendra Kramakala yang tercinta adalah guru yang baik,” air matanya tumpah ruah. Dadanya sesak oleh kesedihan yang menghimpit jiwanya. “Baik. Terima kasih sudah mengangkat aku menjadi gur
Last Updated : 2025-10-15 Read more