Sukma Harum merupakan seorang pemuda tampan keturunan bangsawan dengan ilmu silat yang sangat hebat dan akal yang sangat cerdas. Dalam dunia persilatan, ia menjadi andalan banyak orang untuk memecahkan permasalahan yang pelik. Namun, di balik kehebatannya, Sukma Harum harus menghadapi ancaman dari musuh-musuh yang tidak menyukai keberhasilannya, serta konflik batin antara kewajibannya sebagai pendekar dan keinginan pribadinya. Dengan kepintaran deduksinya serta ilmu silatnya yang tinggi, tidak ada satu permasalahan pun yang tidak sanggup dipecahkannya, namun setiap langkahnya membawa risiko yang semakin besar.
Lihat lebih banyakPagi hari di Gunung Batu Lawang. Matahari baru saja muncul, embun masih tersisa di rerumputan. Angin segar meniupkan wangi bunga-bunga yang sedang mekar. Biasanya banyak pelancong datang ke bukit ini hanya untuk menikmati pemandangannya yang asri. Karena itu, daerah sekitar sini menjadi sangat ramai di musim-musim tertentu.
Ada sebuah kedai makan di atas gunung yang sangat terkenal karena tempatnya yang nyaman dan mewah. Makanannya sangat enak sehingga setiap hari kedai itu pasti sesak dikunjungi orang. Biasanya kedai ini sangat ramai, namun nampaknya hari-hari belakangan ini cukup berbeda.
Kedai itu kini sangat sepi. Bahkan hanya ada satu orang yang makan di situ. Sudah beberapa hari ini, hanya dia seorang tamu yang datang. Menikmati sarapan pagi yang hangat dan nikmat.
Ia duduk di lantai 3 bagian belakang bangunan kedai yag mewah. Mejanya berada di tempat yang tepat sehingga ia dapat menyaksikan seluruh pemandangan daerah bukit itu yang amat indah. Memang, bagian belakang kedai itu langsung menghadap ke pesisir pantai yang nun jauh di sana.
Orang yang sedang makan itu usianya terlihat masih muda. Antara 25 sampai 30 tahunan. Rambut bagian bawahnya tergerai dengan indah, sementara bagian atasnya disanggul dengan jepitan kecil. Terilhat sangat pantas dengan wajahnya yang cakap dan tampan.
Matanya tajam namun tenang. Hidungnya bangir dan tulang pipinya tinggi. Bibirnya membayangkan kekuatan, ketenangan, dan sedikit kekerasan hatinya bahkan malah terlihat sedikit sombong dan berbahaya. Sinar wajahnya berseri-seri. Gerak-geriknya tenang dan sepertinya sangat menikmati keadaan dirinya.
Pakaian yang ia kenakan tidak terlalu mewah, tapi terlihat bersih dan serasi dengan bentuk tubuhnya yang ramping namun tegap. Ketahuan sekali bahwa ia memiliki selera berpakaian yang sangat baik. Dari tubuhnya terhembus aroma yang harum nan lembut. Sama sekali tidak menusuk hidung atau membuat orang mengernyitkan dahi. Wanginya seperti gabungan harum bunga panili dan kayu manis yang menyegarkan.
Ia duduk sendirian menikmati daerah pelancongan yang mendadak sepi beberapa hari ini. Bahkan kemungkinan besar hanya ia sendiri yang berada sendirian menjadi pelancong di daerah gunung itu.
Ke mana orang-orang? Mengapa daerah yang biasanya ramai kini malah seperti daerah berhantu?
Tapi ia duduk saja dan tidak menghiraukan suasana sepi ini. Malahan sepertinya ia menikmati sekali suasana yang tenang dan hikmat ini.
Tak jauh, ada sebuah kereta datang ke tempat itu. Ada 5 orang bekuda yang mengawal kereta yang terlihat cukup mewah itu.
Tahu-tahu dahi laki-laki tampan itu berkenyit sedikit. Seolah ada suatu hal yang tidak mengenakkan hati. Tetapi ia memutuskan untuk tidak lagi memperhatikan kereta itu dan meneruskan makannya dengan tenang.
Kereta itu ternyata datang ke kedai itu dan berhenti di halaman depan. Tak berapa lama dari bawah terdengar langkah kaki orang.
Setelah ditunggu sebentar, muncul lah pemilik langkah-langkah itu. Seorang wanita yang cantik sekali!
Jika ada wajah yang sanggup menghentikan jantung laki-laki dan merampas pergi nyawa manusia, tentulah wajah milik perempuan ini.
Ia melangkah dengan anggun seperti seorang putri. Gaun kembennya berwarna putih menjuntai sampai ke lantai. Sutra yang sangat halus dan terlihat sangat mahal. Tusuk sanggulnya terbuat dari emas putih.
Saat berjalan, seluruh tubuhnya seolah bergetar dengan syahdu.
Getaran ini dapat menembus dada setiap laki-laki yang ada di muka bumi.
Ia berhenti tepat di depan si lelaki tampan yang sedang duduk. Lelaki itu menghentikan makannya sebentar sambil memperhatikan gadis itu dari atas sampai bawah, lalu ia tersenyum sedikit. Katanya, “Nona tidak hanya tahu cara berjalan yang benar. Nona juga tahu kapan berhenti di tempat yang tepat.”
Dilihat dari dekat, ternyata perempuan ini jauh lebih cantik.
“Duduklah,” katanya ringan. Tidak seperti orang lain yang mungkin akan berdiri menyambut perempuan secantik itu dan menarikkan kursi untuknya, lelaki tampan itu tetap diam di tempat duduknya.
Perempuan yang cantik itu tidak marah melihat tingkah lelaki yang terkesan angkuh itu. Ia kini malah duduk dengan lega, seolah kini seluruh beban hidupnya sudah terangkat semuanya.
“Terima kasih.”
Laki-laki itu hanya mengangguk kecil sambil meletakkan sebuah cawan baru di hadapan si gadis, lalu menuangkan teh untuknya.
Si gadis cantik baru akan mau mengatakan sesuatu ketika ternyata si lelaki tampan sudah menyela duluan, “Tidak. Aku tidak mau,” ujarnya tenang.
Prempuan itu sedikit terhenyak. Tetapi ia kemudian tersenyum dengan manis lalu berkata, “Aku kan belum berbicara apa-apa?”
“Nona memang tidak perlu berbicara apa-apa,” kata lelaki tampan sambil memandang wajahnya nan cantik.
“Oh? Ternyata kabar yang beredar memang benar. Si Sukma Harum memang sangat mengerti perasaan perempuan.”
Lelaki yang dipanggil Sukma Harum hanya tertawa masam. Katanya, “Siapapun yang mengatakan bahwa ada lelaki dapat mengerti perasaan perempuan, maka segala perkataannya tidak bisa dipercaya.”
“Tetapi mengapa perkataan tuan sangat tepat? Seolah kau telah menebak dengan jitu apa yang ingin ku ungkapkan.”
Sukma Harum hanya menggeleng kecil seperti mengherankan sesuatu. “Bukankah semua sudah jelas?”
“Apanya yang sudah jelas?”
“Bahwa kalian datang jauh-jauh kemari, lalu menembus penjagaan di kaki bukit hanya untuk mencariku, padahal tempat ini telah ditutup untuk umum. Malah nona sendiri yang mendatangiku tanpa didampingi pengawal-pengawalmu yang hebat itu. Jika bukan untuk memintaku melakukan sesuatu untukmu, aku tidak tahu lagi apa maksud nona datang kemari.”
“Baik. Ternyata tidak ada satu hal pun yang dapat disembunyikan dari si Sukma Harum. Kini aku sudah yakin bahwa hanya tuan lah satu-satunya yang dapat menolong kesulitan kami,” sambil berkata begitu, ia mencondongkan badannya ke depan.
“Bagaimana aku dapat meyakinkan nona bahwa aku tidak tertarik?” si lelaki menarik badannya dan bersandar dengan tegak dan nyaman di sandaran kursi.
“Kami dapat memberikan imbalan apapun yang tuan mau,” kata si nona cantik.
Jika seorang perempuan sudah mengatakan akan memberikan “Apapun yang kau mau”, maka seorang laki-laki dewasa tentu mengerti artinya.
Sukma Harum adalah seorang lelaki dewasa.
“Kebetulan keinginanku tidak banyak. Dan sepertinya aku sudah cukup puas dengan keadaanku sekarang.” jawab lelaki tampan itu dengan lembut dan sopan.
“Siapa di dunia ini yang tidak mengetahui hal itu, tuan? Tapi ada satu hal yang belum kau punya,” kata si nona sambl menegakkan badannya. Dadanya dibusungkan dan rona kecantikan semakin terpancar dari wajahnya.
Seolah-olah berkata, “Kau belum memiliki AKU.”
Lelaki yang dipanggil Sukma Harum itu terseyum lagi, tanyanya “Apakah kau pernah mendengar satu lagi kabar mengenai diriku?”
“Sebelum ini semua, aku telah menemukan banyak kejanggalan. Contoh, Jika Reksa Bauweda memang pelakunya sesuai gagasanku sebelumnya, kenapa ia membunuh kakaknya di rumah hutan Mandeung? Kenapa harus menunggu aku datang? Tujuannya adalah memfitnahku!”“Lalu, jika Sri Murti memang pelakunya, kenapa ia tidak membunuh adiknya juga? Padahal adiknya lah yang paling gampang dibunuh. ““Jika orang lain pelakunya, maka orang itu harus bisa terbang. Karena dengan cara begitulah, ia bisa menguras habis seluruh harta di gudang keluarga Damara tanpa jejak sedikitpun. Tanpa diketahui orang lain.”“Orang hanya bisa terbang dengan bantuan burung raksasa. Dan burung raksasa hanya mampu dikuasai Padepokan Rajawali Sakti.” “Aku memikirkan dengan keras siapa orang padepokan itu yang sanggup melakukannya. Lalu aku ingat Aji Satya pernah berkata bahwa ibunda pernah mampir ke sana. Aku menduga-duga, menciptakan gagasan. Apakah dendam karena ibu membunuh orang di sana? Ataukah ada kemungkinan lain? Satu-sat
“Kemudian aku datang ke Lembah Iblis. Bertemu Renjani, dari sini aku mendengar kisah tentang Bunga, dan Tanabasa. Lalu Renjani menipuku dengan mengaku sebagai telik sandi kerajaan yang sedang membangun pasukan. Padahal ia sendiri yang membangun pasukan gadis-gadis cantik. Pasukan ini bersebrangan dengan kelomoknya Tanabasa, sehingga Renjani memintaku menghancurkan Tanabasa.”“Tak diduga, Aji Satya sendiri pun mungkin ingin memusnahkan Tanabasa. Mungkin karena penjahat itu dan kelompoknya sudah mulai tidak berguna bagi dirinya. Malah nanti bisa membahayakan dirinya. Maka AJi Satya secara tidak langsung memanfaatkan diriku untuk menghancurkan Tanabasa.”“Di Lembah Iblis inilah, Sri Murti yang asli selama ini bersembunyi dengan menyamar menjadi Maya. Ia menjadi perwakilan Aji Satya dalam kelompok Tanabasa. Untuk menjaga diri, Aji Satya memberikan Bumbung Bratagini kepadanya. Aji Satya dan Maya merencanakan membantai semua anggota kelompok Tanabasa. Lalu memfitnah seolah-olah Candramawa p
Mungkin inilah rahasia yang membuat Dewi Kinanti tidak terkalahkan sebagai pendekar di masa mudanya. Ia tahu bagaimana menghancurkan harga diri lawan.Kini Aji Satya tidak lagi dapat memusatkan pikiran, pengerahan tenaganya menjadi berantakan.Seluruh impiannya, harapannya, kegagahannya, hilang begitu saja dipermalukan sebegitu keras, di hadapan orang sebegitu banyak.Lalu Kujang Arka Kencana bergerak.Kujang itu tidak pernah mengecewakan pemiliknya.****Hari kemarin adalah hari kemarin.Hari ini adalah hari ini.Hari ini, di atas anjungan yang indah, semua orang berkumpul menikmati anugrah keselamatan dan keberkahan langit. Sambil menikmati bakaran ikan, ayam, dan berbagai macam santapan lezat lainnya, mereka mendengarkan Sukma Harum bercerita.Bintang dan bulan bersinar dengan cerah.“Lebih baik kujelaskan dari awal ya, agar semua mengerti,” katanya.“Cerita di mulai mungkin lebih dari 20 tahun yang lalu. Saat ibunda masih remaja. Masih bertualang di dunia persilatan. Saat itu kala
Maya, atau Sri Murti Trianti mengangguk. “Sejak dulu aku memang takut kepada adikku. Jika bisa terlepas dari cengkeramannya, aku sungguh bersyukur.”“Ya. Tentu saja. Terlepas dari cengkeramannya, dan juga kau menguasai seluruh harta keluargamu.”Maya Tidak menjawab.Demi uang sepicis, kakak rela membunuh adik, anak rela membunuh orang tua. Apalagi demi harta yang sebegitu besarnya.“Sebelumnya tentu kau bertemu dengan Candramawa. Lalu kau menyadari bahwa ia adalah kakak angkatmu yang hilang. Tetapi ia hilang ingatan. Tidak mengenal dirimu. Karena khawatir, kau menceritakan ini kepada Aji Satya.”Maya tetap tidak menjawab.“Lalu timbul lah gagasan untuk mengadu aku dengan Candramawa. Dengan satu batu, dua burung dapat dibidik. JIka aku mati, puas lah dendam Aji Satya. Jika Candrmawa yang mati, orang yang merintangimu mendapatkan seluruh harta pun musnah sudah. Apalagi jika kami berdua yang mati.”“Hahahaahaha. Hahahahahahha,” tawa Aji Satya sangat puas.“Hari ini aku mati di sini pun t
Mendengar itu seolah ada petir menyengat ke dalam jiwa Aji Satya. Matanya menyala, wajahnya memerah.“Semenjak kau dulu menolak cintaku bahkan menertawakanku, aku masih baik-baik saja. Bahkan hidup dengan penuh kebahagiaan.”Semua orang dapat melihat bahwa lelaki tua itu tidaklah berbahagia. Bahkan ungkin sedetik saja di dalam hidupnya ia tidak pernah merasakan kebahagiaan.Karena sumber kebahagiaannya, cinta yang membuatnya hidup dan menjadi manusia, telah menolaknya. Bahkan mentertawakannya. Ada satu hari di dalam hidupnya, yang terasa begitu kelam. Seolah seluruh masa depannya hilang begitu saja dirampas oleh hari yang kelam itu. Hari di mana Dewi Kinanti menolak cintanya.Ia masih ingat benar. Saat itu Dewi Kinanti yang merupakan pendekar wanita paling hebat di jamannya, datang ke padepokan Rajawali Sakti. Saat itu ia sudah menjadi murid kepala. Ia pun tampan dan gagah saat itu. Banyak wanita menaksir kepadanya. Dewi Kinanti yang lincah namun anggun. Yang dengan berani datang m
Meskipun lawannya kini masih sanggup menghindar, tetapi sang lawan sendiri pun masih belum sanggup menyerang.Siapa yang unggul?Siapa yang pecundang?Tiada seorang pun yang sanggup menjawabnya.Tusukan tombak hitam yang ganas itu bergerak ribuan kali, ke ribuan arah, menuju ribuan tempat. Tetapi selalu dapat dihindari. Apakah jurus tombak itu kurang digdaya? Tetapi semua di bawah langit pun paham, jika tombak hitam itu menemukan sasarannya, sekali saja, maka dewa kematian lah yang akan datang berkunjung.Orang seperti Tombak Setan, sudah tidak punya apa-apa lagi. Tiada harapan, tiada impian, tiada kenangan, tiada pula kesenangan. Yang tersisa dalam dirinya hanyalah penderitaan bertubi-tubi yang ia sendiri tak pernah mengerti mengapa harus selalu terjadi kepada dirinya. Kau takkan dapat mengalahkan orang seperti ini. Karena jika ia bertarung, segala keputusasaan yang menumpuk di dalam jiwanya seolah berubah menjadi sebuah kekuatan besar yang tak terjelaskan. Oleh karena hidup begi
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen