Semua Bab Kehidupan Edo yang Menakjubkan: Bab 1431 - Bab 1440

Tiano langsung bersemangat. "Kamu serius?""Serius, asal Pak Tiano menepati janjimu.""Hahaha, tentu saja aku akan menepati janjiku. Lihatlah, kamu tidur dengan wanitaku, tapi aku nggak melakukan apa pun padamu." Tiano tertawa terbahak-bahak.Aku berkata dengan sengaja, "Kalau begitu, mulai sekarang, dia adalah milikku."Aku menunjuk Helena.Awalnya, Tiano tertegun, lalu berkata, "Sekarang nggak bisa. Kamu harus membantuku membuat beberapa koneksi dulu.""Nggak, aku menginginkannya sekarang. Kalau kamu nggak setuju, kerja sama kita akan berakhir. Kamu dapat berbuat sesukamu!" Aku ingin menghadapi Tiano secara langsung.Tiano sangat tidak senang.Awalnya, dia ingin memanfaatkan perasaan yang aku rasakan untuk menipuku agar membantunya membuat koneksi. Namun, dia tidak menyangka aku benar-benar ingin membawa Helena pergi secara langsung.Jika aku membawa Helena pergi seperti ini, bagaimana jika Tiano tertipu?Hal yang lebih penting, jika Helena jatuh ke tanganku, dia pasti akan berhubung

Helena bahkan tidak menoleh. Dia hanya mencibir dan berkata, "Aku khawatir anggapanmu itu nggak akan pernah menjadi kenyataan, 'kan?"Larto tidak berkata apa-apa. Dia hanya berbalik dalam diam.Yah!Helena benar. Larto tidak memiliki keberanian untuk mengkhianati Tiano.Larto telah mengikuti Tiano selama lebih dari sepuluh tahun. Dia telah membantu Tiano melakukan banyak hal.Tiano adalah orang yang sangat licik. Bagaimana mungkin dia membiarkan bahaya tersembunyi ada di dekatnya?Oleh karena itu, baik dia maupun Luis memiliki kelemahan yang mematikan di tangan Tiano.Jika salah satu dari mereka berani mengkhianati Tiano, akhir mereka akan sangat tragis.Larto menyukai Helena, tetapi dia belum rela berkorban untuknya.Setelah Larto pergi, ekspresi Helena menjadi masam.Alasan kenapa dia ingin tinggal karena Tiano juga memiliki banyak kelemahannya.Setelah Helena memutuskan untuk mengkhianati Tiano, Helena harus menemukan cara untuk mendapatkan kembali kelemahan itu!Hanya saja, bagaima

"Edo, bisakah kamu menahan badai yang akan datang?""Nggak masalah kalau kamu nggak sanggup menanggungnya. Aku nggak akan menyalahkanmu. Lagi pula, aku nggak punya kualifikasi ...."...Aku meninggalkan rumah Helena dengan puas.Dua jam yang aku habiskan bersama Helena benar-benar meninggalkan kenangan yang tidak terlupakan.Tidak heran Tiano begitu terobsesi dengan Helena. Tidak heran pria itu selalu mengkhawatirkan Helena.Helena tidak hanya cantik, dia juga memiliki tubuh yang bagus. Selain itu, dia juga sangat andal dalam hal itu.Aku belum pernah memiliki pengalaman ajaib seperti itu.Ternyata saat dua orang bersama, ada banyak kesenangan selain gerakan normal.Pengalaman ini benar-benar pengalaman yang belum pernah terjadi sebelumnya.Saat aku sedang berjalan, sesosok yang aku kenal muncul di hadapanku.Aku menatap Yuna dengan linglung, aku tidak bereaksi beberapa saat.Yuna menatapku dengan pandangan yang sangat dingin. Kemudian, tatapannya tiba-tiba beralih ke Helena.Jantungku

"Aku katakan padamu, hubungan Agnes dan Kiki menjadi sekarang itu kesalahanmu!"Aku membalas, "Nggak, bukan aku yang melakukannya, tapi kamu. Kalau kamu nggak menghentikan mereka, bagaimana mungkin mereka berakhir seperti ini?"Ibunya Agnes berteriak sekeras-kerasnya, "Kita melakukan ini demi kebaikan Agnes!""Bagus sekali! Kamu memaksanya dan Kiki untuk putus. Apa itu yang kamu sebut baik? Agnes pernah mengalami depresi sebelumnya. Kamu tahu itu.""Dia hanya akan bahagia dan gembira saat bersama Kiki. Sebagai orang tua, bukankah seharusnya kamu mengutamakan kesehatan dan kebahagiaannya?""Tapi, apa yang kamu lakukan sekarang jelas demi kebaikan kalian sendiri. Kamu takut kalau Kiki terus berhubungan dengan Agnes Lin, itu akan melibatkan kalian.""Kamu memang egois, tapi kamu masih mau membebani Agnes. Kamu yang paling nggak berhak bilang kamu baik pada Agnes!"Di akhir kata-kataku, aku menjadi emosional. Nada bicaraku pun menjadi lebih berat.Ibunya Agnes begitu marah hingga dadanya n

"Terkadang, menjadi muda belum tentu buruk. Makin muda usia kita, makin sedikit modal yang kita miliki, makin besar pula kemungkinan orang lain akan memandang rendah kita dan menurunkan kewaspadaan mereka.""Sama seperti permainan catur ini, akhirnya aku menang tanpa kamu menyadarinya."Ibunya Agnes tidak pernah menyangka aku akan berbuat begini.Dia mengambil bidak catur lainnya, lalu memberiku serangan mematikan.Kemudian, dia menatapku dengan sinis dan berkata, "Memangnya kenapa? Aku sangat kuat. Aku punya banyak rencana cadangan. Selama aku bertindak, kamu akan mati dengan tragis."Benar, dilihat dari situasi papan catur sekarang, ibunya Agnes berada di pihak yang unggul. Sementara aku di pihak yang kurang beruntung.Ibunya Agnes punya banyak jalan keluar. Meskipun aku mau, aku tidak bisa menghalangi semuanya.Jika kita memilih untuk mengepung dan memblokir musuh sekarang, kami akan menjadi pasif sepenuhnya.Jadi, aku tidak memilih untuk memblokirnya sama sekali, tetapi aku mengatu