Semua Bab Pembalasan Manis Istri CEO: Bab 141 - Bab 150

“Nyonya, jangan paksakan rencana ini. Aku tidak yakin akan berhasil.”Rita terus meyakinkan majikannya agar membatalkan rencana gila tersebut. Ia tidak ingin menyamar sebagai pengusaha yang akan membeli saham keluarga Aleya. Wajahnya memohon agar tidak dilibatkan menjadi orang yang menyamar sebagai pengusaha.Ketika Aleya akan bicara, seorang pria menghampiri mereka. Rita juga seketika terdiam.“Nona Aleya,” sapa seorang pria bernama Alexander Gamouchi, seorang pengusaha yang bergerak di jasa dan transportasi terbesar di Endosiana.“Tuan Alexander,” Aleya kembali menyapanya dengan ramah.“Ah, panggil saja Alex.” Lelaki berusia tiga puluh delapan tahun itu tersenyum senang bisa bertemu dengan Aleya.Aleya mengangguk mengerti setelah Alex memintanya untuk tidak memanggilnya dengan sebutan Tuan.“Baiklah, Alex,” jawab Aleya sambil tersenyum.“Aku sudah mendengar mengenai kariermu di bisnis alat berat. Aku tertarik bekerja sama dengan Strugle. Bagaimana menurut, Kamu?” Alex berterus tera

“Weni akan menjadi asistenmu, ikuti saja yang dia katakan. Dia sudah mengatur semua dokumen yang akan kamu tanda tangani.”Yavid menjelaskan strategi yang akan dijalankan. Ia juga mempersiapkan kendaraan yang akan membawa Rita dan Weni untuk menemui Purnama di sebuah restoran mewah di kota Banteni.“Baik, Tuan. Jadi aku hanya diam dan mengikuti ucapan Weni,” jawab Rita yang merasa lega ia tidak perlu bicara banyak dan tidak perlu menjelaskan ia berasal dari mana.“Di restoran juga sudah aku siapkan alat penyadap yang akan memantau kamu dan Purnama. Kamu juga akan menggunakan alat penyadap yang sudah kami persiapkan.” Yavid kembali menjelaskan rencananya kepada Rita.Aleya tersenyum melihat Yavid sedang menjelaskan rencana yang akan mereka jalankan.“Sebentar lagi, sebentar lagi Aleya. Sabarlah, kuatkanlah dirimu,” ujar Aleya sedang menyemangati dirinya sendiri.“Baik, Tuan. Aku pergi sekarang,” ujar Rita.Kemudian wanita yang sekarang sedang bertugas menyamar sebagai seorang pengusaha

“Kamu tunggu di sini, jangan bersuara. Sebentar lagi Purnama pasti akan datang ke sini.”Yavid sekali lagi meyakinkan Aleya mengenai tebakannya. Setelah puluhan tahun menjadi seorang pebisnis, Yavid selalu akurat dalam memprediksi sesuatu. Oleh karena itu, Yavid di kenal sebagai pengusaha sukses yang mempunyai intuisi luar biasa dan itulah alasan utama keluarga Leopard tetap mempercayakan kepemimpinan perusahaan kepada Yavid.“Aku akan diam dan mendengarkan percakapan kalian.”Aleya kini tidak membantah perintah suaminya tersebut, dengan mudah ia mengangguk mengerti.Yavid menutup pintu rahasianya, tapi ada celah di antara buku yang berjajar rapi di lemari yang kini menjadi pintu rahasia. Celah tersebut membuat Aleya dengan bisa melihat dan mendengar percakapan antara suaminya tersebut dan Purnama.Setelah menunggu sekitar lima belas menit, sekretaris Yavid menghubunginya.“Tuan, ada orang bernama Bapak Purnama ingin bertemu dengan Anda,” ujar Asri, sekretaris Yavid melalui telepon ka

“Kakak, aku sudah banyak berubah. Bahkan aku selalu memantau Jarvis dalam berbisnis, bahkan Verrel selalu mengajarinya cara memimpin perusahaan.”Belina menyenggol lengan Jarvis untuk segera membela diri, suaranya begitu lembut layaknya seorang ibu yang perhatian. Menyadari kode yang diberikan oleh Belina, Jarvis segera membela diri di hadapan Yavid.“I-iya, Paman. Aku juga sudah banyak mempelajari mengenai bisnis. Aku mohon agar Paman mempercayaiku untuk memimpin perusahaan Prediksi.”Jarvis tidak kalah menjilat seperti ibunya, wajahnya memelas agar Yavid mau mengabulkan keinginannya.Belina lalu maju selangkah lagi, “Kamu memberikan kepercayaan kepada wanita jalang itu, lalu kenapa kamu tidak mempercayai keponakanmu sendiri?”Yavid mengerutkan dahinya lalu menatap tajam ke arah Belina, “Siapa yang kamu maksud wanita jalang?”“Aleya. kamu membuat perusahaannya bergabung dengan perusahaan kita, dia tidak kompeten!” ujar Belina dengan suara lantang.“Tidak kompeten? Lalu penjualan alat

“Mama sudah dibutakan oleh kekuasaan dan harta, bahkan tidak peduli kalau itu akan menyakiti aku, anak kandungmu sendiri.”Jarvis meluapkan kekesalannya kepada Belina, tapi wanita licik itu bergeming. Ia malah menunjukkan senyuman liciknya tanpa menghiraukan keluhan anak tunggalnya tersebut.“Sebentar lagi, aku akan membuat kamu jatuh, Aleya. aku akan merebut semuanya dari kamu. Kekuasaan, keluarga, kekayaanmu, semuanya akan aku rebut!”Belina mengatakan hal tersebut sambil memejamkan kedua matanya, membayangkan hal tersebut benar-benar akan terjadi. Jarvis hanya menggelengkan kepala melihat tingkah ibu kandungnya.Aleya menghela napas panjang mendengar ucapan Belina yang sarat akan kebencian kepadanya. Namun, ia tidak boleh terpancing emosinya. Ia harus mendengarkan sampai selesai percakapan mereka.“Mama sudah gila, aku tidak akan ikut rencanamu lagi.”Jarvis hendak meninggalkan Belina sendirian, tapi dengan kasar Belina menarik tangan Jarvis.“Ma! Sakit!” pekik Jarvis yang melepask