Di ruang pribadi Ananta di mansion utama, suasana membeku. Meja kerjanya penuh dengan berkas dan bukti yang Ryan kirimkan dari Jakarta. Setiap data, foto, hingga rekaman suara terpampang jelas di layar MacBook-nya. Semua membuktikan satu hal—Leonardo adalah dalang di balik kematian Erina.Namun, bukti itu datang terlambat.Ananta duduk tegak, tubuhnya kaku, pandangan kosong menembus layar. Di belakangnya, Zanitha berdiri ragu-ragu. Ia ingin mendekat, ingin memeluk, ingin berbagi beban. Tapi ketegangan di punggung pria itu seperti tembok tebal yang tak bisa ia lewati.“Ananta,” panggil Zanitha pelan.Tanpa menoleh, Ananta berkata, datar, “Aku butuh waktu sendiri.”Nada suara itu dingin. Tidak seperti biasanya.Zanitha menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang siap jatuh. Ia memutuskan keluar, meninggalkan Ananta sendirian dengan pikirannya yang berkecamuk.Namun, setiap langkah menjauh terasa seperti melangkah keluar dari hidup pria itu.“Nyonya, apakah Anda ingin teh han
Last Updated : 2025-04-17 Read more