Hal pertama yang menyapa Lura adalah bau rumah sakit yang khas, campuran antiseptik, ketenangan palsu, dan rasa asing yang sulit dijelaskan. Perlahan tapi pasti, kelopak matanya terbuka, penglihatannya kabur sesaat sebelum dunia mulai kembali jelas. Langit-langit putih, bunyi detak monitor, dan hembusan lembut dari ventilator menyambutnya. Ia mengedarkan pandangan perlahan. Sakit di sekujur tubuhnya masih terasa nyata. Tapi lebih dari itu, ada kesadaran samar bahwa ia selamat.Lura menoleh, dan detik itu pandangan matanya bertemu dengan tatapan yang tak asing, mata gelap itu menatapnya tanpa suara, penuh tekanan emosi yang tertahan. Khailas duduk di sana, di kursi sebelah tempat tidurnya. Wajahnya nyaris tak berubah, tetap tenang dan terjaga, tapi sorot matanya menyiratkan kekhawatiran yang dalam.Lura tersenyum pelan, air mata langsung menggenang tanpa bisa dicegah. Ia berbisik nyaris tak terdengar, “Ini… tidak mimpi, kan?”Air matanya jatuh, menyusuri pipi yang masih tampak pucat.
Last Updated : 2025-07-15 Read more