Alika terlalu malu dengan keadaannya. Namun nyatanya, belum juga telapak tangannya ia tarik menjauh dari wajah laki-laki tersebut, tiba-tiba saja telapak tangan Sadewa dengan cepat menggenggam erat telapak tangan Alika. Menahan tangannya agar tidak menjauh dari wajahnya, laki-laki itu membiarkan tangan Alika tetap berada di pipinya, lalu berkata,“Kenapa terjaga?” tanya Sadewa pelan, sedikit menggerakkan tubuhnya, merapatkan diri sambil terus menatap wajah Alika dengan hangat.Tentu saja Alika gugup dan malu. Wajahnya memerah. Ia benar-benar bingung, dan jantungnya sama sekali tidak bisa diajak kompromi.“Tuan... maafkan aku,” ucap Alika gugup, takut jika Sadewa marah karena dia telah menyentuh wajahnya.Sadewa yang mendengar ucapan Alika tampak enggan melepaskan tangannya dari genggaman. Ia tetap menahan tangan Alika agar terus berada di pipi kanannya. Dia mengernyitkan kening dan kembali berkata,“Segugup ini kah menghadapi ku?” tanyanya lembut.“Dan berhentilah memanggilku ‘tuan’,
Terakhir Diperbarui : 2025-06-18 Baca selengkapnya