“Hoek!”“Hoek!”Suara itu kembali terdengar dari kamar mandi. Pagi itu, sudah yang ketiga kalinya Arsila memuntahkan isi perutnya. Bahkan, kini yang keluar hanyalah cairan bening karena tak ada satupun makanan yang sempat masuk ke lambungnya. Tubuhnya terasa lemah, wajahnya pucat pasi, dan matanya tampak sayu.Bukan hanya makanan yang tidak masuk, air putih pun tidak mau. Hario, sang ayah, segera menghampiri putrinya yang keluar dari kamar mandi dengan langkah gontai.“Arsila, kamu kenapa?” tanyanya penuh kekhawatiran.Arsila menggeleng pelan. “Masuk angin sepertinya, Pa. Mungkin karena semalam pulangnya terlambat.” Suaranya lemah, nyaris tak terdengar.Hario menghela napas. Sejak Jusman Group jatuh ke tangan orang lain, Arsila tak pernah berhenti berjuang. Sejak dia kembali, beberapa bulan ini waktunya habis untuk mengurus dokumen, bertemu dengan pengacara, mendatangi kantor-kantor pemerintahan, dan memperjuangkan harta yang seharusnya menjadi hak keluarganya.“Istirahat, Nak. Janga
Terakhir Diperbarui : 2025-06-14 Baca selengkapnya