Aku langsung berdiri. "Antarkan aku ke kamarnya.""Baik, Nyonya Muda. Silakan."Kami berjalan cepat melewati lorong panjang yang kini diterangi lampu minyak. Aku tidak tahu apa yang akan kukatakan padanya, atau apa yang akan dia katakan padaku.Kami berhenti di depan pintu yang dijaga dua tabib. Salah satu dari mereka membungkuk ketika melihatku. "Nyonya Muda Ye. Beliau sudah siuman."Aku mengangguk pelan, lalu mendorong pintu perlahan.Aroma obat-obatan yang kuat langsung menyergap. Di dalam, jendela kecil terbuka, cahaya matahari menerangi ruangan. Chuanyan berbaring dengan nata terbuka, rambutnya berantakan, wajahnya pucat seperti kertas, lengan kirinya dibalut kain putih, lehernya pun demikian. Tampaknya dia menderita banyak luka bakar di sekujur tubuhnya. Aku berdiri diam di tengah ruangan, menantinya bereaksi dengan kedatanganku. Tapi sebelum aku sempat berkata apa pun, dia menghela napas berat. "Haah …, aku sudah menjadi yatim piatu." Aku menatapnya dengan datar. Dia seola
Last Updated : 2025-10-15 Read more