Sara berdiri terpaku di depan pintu, masih terpengaruh oleh kata-kata Matthew yang penuh penyesalan. Hatinya memang mulai goyah, tapi luka yang sudah terlanjur ditorehkan terlalu dalam untuk bisa sembuh begitu saja. Ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan gejolak perasaannya.“Ayah benar,” ucapnya lirih, menoleh pada Harold. “Aku tidak boleh mengambil keputusan saat masih diliputi emosi. Untuk sekarang, aku memilih tetap di sini.”Matthew mendengar itu, dan hatinya seperti diremas kuat. Namun, alih-alih memaksa, ia mengangguk dengan wajah penuh ketulusan. “Baik, Sara. Jika itu yang membuatmu lebih tenang, aku akan menghormatinya.”Sara terdiam, menunduk agar Matthew tidak melihat matanya yang berkaca-kaca.Harold yang sejak tadi mengamati, akhirnya bersuara. “Kalau begitu, Matthew, pulanglah dulu. Biarkan Sara beristirahat.”Namun, Matthew menatap mertuanya dengan sorot mata bulat, penuh tekad. “Ayah, bolehkah aku menginap di sini malam ini?”Sara spontan menoleh, terkejut deng
Last Updated : 2025-09-12 Read more