"Kami bawa motor, Nak Arya," sahut bapak. Aku bersyukur bapak menolak tawarannya. "Nin, adikmu sudah kamu kabari?" Bapak beralih padaku."Udah, Pak, tapi dia nggak bisa datang. Kerjaannya belum selesai." Bapak terlihat sedih mendengarnya. Mungkin, bapak memikirkanku."Lah, terus kamu bagaimana?" Bapak kembali bertanya. Nampak jelas kekhawatiran di wajahnya."Iya, bagaimana ini?" Ibu ikut panik. "Coba kamu telpon Adikmu sekali lagi," imbuhnya."Aku udah pesan ojol, Bu, Pak. Tenang saja. Sebentar lagi ojolnya sampai kok." Bukannya senang mendengar ucapanku. Bapak malah terlihat khawatir."Ini udah malam, Nin. Bapak nggak tega kamu sama ojol." Tuh, kan benar. "Gini aja, Pak. Biar sama-sama enak. Saya antar pulang saja. Biar motornya tinggal di sini. Besok akan saya antar." Lagi-lagi Pak Arya menawarkan diri."Iya, Pak, Bu. Bagusnya diantar sama Arya aja. Sekalin semuanya." Ibunya Mas Arya ikut menimpali."Bapak sama Ibu diantar Mas Arya. Aku yang akan naik motor. Sepertinya itu jalan te
Last Updated : 2025-08-31 Read more