Kamar itu tak luas, tapi cukup untuk menampung dua orang yang sedang kelelahan dari dunia luar. Lampu di langit-langit sengaja dibiarkan redup, menyisakan sorot kekuningan yang jatuh lembut di wajah Rindu. Hujan masih turun di luar, menyisakan rintik-rintik samar di jendela yang tertutup tirai tipis. Suasana di dalam jadi semacam ruang kedap suara. Terlindung, tertahan, dan nyaris terasa tidak nyata.Rindu berdiri di dekat tempat tidur, tangannya masih sibuk membuka kancing jas yang sudah sedikit basah. Janu memperhatikannya dari tempatnya duduk, matanya tak berkedip. Seperti seorang ilmuwan mempelajari reaksi kimia yang rumit, pelan, sabar, nyaris tanpa ekspresi. Tidak terburu-buru. Tidak lapar. Tapi jelas menginginkan."Kalau kamu ingin bicara, aku di sini," katanya lembut, tapi matanya menyiratkan hal lain. Sebuah undangan yang tak sepenuhnya tentang kata-kata.Rindu menatapnya, lalu melepas jas putih yang masih membungkus tubuhnya. Gerakannya ragu, namun tak urung. "Aku lelah," u
Terakhir Diperbarui : 2025-06-25 Baca selengkapnya