Kiara terus menjaga Ansel di sisinya dan Belle juga tidak mau meninggalkannya. Dalam sekejap, tujuh hari telah berlalu, tetapi Ansel belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar."Mama, kenapa Papa belum juga bangun?" Belle hampir menangis setiap hari. Suaranya serak dan matanya sembap.Kiara merasa sangat sedih. Dia mengompres mata Belle dengan handuk dingin. "Papa akan bangun.""Mama, aku takut. Aku nggak mau Papa meninggal."Kiara tercekat. "Ansel, kalau kamu nggak bangun juga, kami nggak akan pernah memaafkanmu!"Di ranjang, jari-jari Ansel tiba-tiba bergerak. Bola matanya mulai berputar, lalu dia membuka mata dengan susah payah. "Kiara ... Belle ....""Mama! Papa bangun!" Belle berseru dengan semangat dan segera berlari ke arahnya. Wajahnya berseri-seri. "Papa!""Maaf sudah membuat kalian khawatir ...," ucap Ansel."Kami yang seharusnya berterima kasih karena kamu sudah menyelamatkan kami," ujar Kiara dengan mata berkaca-kaca sambil menahan emosinya.Ansel hanya tersenyum tipis. Dia t
Baca selengkapnya