“Waduh, Mas? Serius ini?” ucap penjual kacang itu sambil menatap Rain dari atas hingga bawah, lalu melirik mobil mewah yang terparkir tak jauh dari gerobaknya. “Serius, Pak. Buat istri saya,” ucap Rain mantap. “Sudah ada istri? Walah... kirain masih sendiri. Tapi benar ini, Mas?” tanyanya lagi, memastikan. “Beneran, Pak. Kebetulan dia lagi hamil, pengen makan kacang rebus,” ucap Rain sambil tersenyum hangat. “Wah, saya bungkus semua ya, Mas!” sahut penjual itu dengan semangat. Tangannya lincah membuat beberapa bungkus kacang rebus dalam kertas koran yang dilapisi daun pisang. “Gini aja, Pak. Kasih saya dua bungkus aja, sisanya Bapak bagiin ke tukang ojek di situ. Saya bayar semuanya, berapa?” tanya Rain sambil tersenyum dan mengeluarkan dompet dari sakunya. “Wah, Mas-nya baik banget. Saya kasih empat bungkus buat istrinya, gratis saja, Mas. Mas bayar aja yang sisanya buat tukang ojek itu. Nggak apa-apa, Mas,” ucap penjual kacang itu, matanya berkaca-kaca. Rain tersenyum
Last Updated : 2025-09-20 Read more