“Mas, bangun! Kamu masih hidup, Mas. Bangun… bangun, Sayang, bangun…” teriak Gendis dengan air mata yang tak berhenti mengalir. Ia memeluk dan mengguncang tubuh Rain berulang kali, hingga akhirnya terduduk lemah di atas lantai. Angga segera membopongnya dan membawanya ke kursi, sementara Shasha mengambil tas kecil milik Gendis yang terjatuh di lantai. “Itu bukan suami aku… Suami aku nggak kayak gitu, Mas…” ucap Gendis, air matanya bercucuran deras. “I-iya… Dita, tapi…” ucap Angga pelan, mencoba menenangkan Gendis yang masih gemetar. “Mas, kasian…” ucap Shasha, duduk di sisi Gendis sambil tampak khawatir, tangannya mengusap air matanya sendiri. Polisi mendekat dan mulai menjelaskan kejadian itu kepada Gendis. “Nggak! Nggak, itu bukan suami saya, Pak… Bukan…” teriak Gendis sambil menggeleng, tangisnya pecah tak terbendung. “Semua identitas cocok, Bu. Ini benar Rain Maren Brawijaya. Kami menemukannya di bawah reruntuhan pelapon, bersama api, pecahan kaca, dan puing-puing bat
Terakhir Diperbarui : 2025-10-19 Baca selengkapnya