Arif Sasongko.Deg.Nama itu terpampang jelas di layar ponsel, seakan huruf-hurufnya memukul dada Alesha. Nafasnya langsung tercekat. Jantungnya melonjak tak karuan—seolah setiap detaknya menggedor tulang rusuknya.Rayhan, yang berdiri tak jauh di belakangnya, hanya sempat menatap sekilas. Tatapannya cepat berubah—dari kaget, jadi tenang, lalu penuh kendali. Tanpa ragu ia menunduk, mencium pelipis Alesha singkat, dan membisikkan, suaranya rendah namun tegas, “Jawab. Tenang aja. Anggap nggak ada yang terjadi malam ini.”Bibir Alesha terbuka sedikit, tapi kata-kata tertahan. Kepalanya seperti dipenuhi kabut. Ia menatap layar ponsel itu, nyaris berharap panggilan itu berhenti. Tapi getaran ponsel yang terus berulang justru semakin memaku tubuhnya di tempat.“Aku .…” Suaranya tercekat. Tangannya sedikit bergetar.Rayhan bergerak mendekat. Ia tak menyentuh bahu Alesha, tapi berdiri cukup dekat hingga hawa tubuhnya bisa dirasakan gadis itu. “Aku di sini,” ujarnya pelan, namun tegas. “Jawab,
Last Updated : 2025-08-18 Read more