Dina melanjutkan, "Kalau sampai hari itu benar-benar tiba, lebih baik aku mati saja! Pokoknya, terserah Kakak saja lah. Kalau Raisa masih nggak berubah, ganti saja kakak iparnya.""Di mataku, Kakak itu super, super sempurna. Nggak ada wanita yang pantas buatmu, tapi kalau aku harus memilih, Siska saja.""Tapi kalau nggak ada Raisa dari awal, pasti lebih asyik. Sekarang Kakek sudah sayang sama dia, kalau mau ganti kakak ipar pasti bakal ribet.""Kalau menurutku, seharusnya dulu kau memastikan hubungan kalian sebelum Siska pergi kuliah ke luar negeri. Tapi, ternyata kalian cuma teman biasa. Kalau nggak, walaupun Raisa menyelamatkan Kakek seratus kali pun, dia nggak akan punya kesempatan untuk masuk keluarga kita!""Kak, Raisa itu beneran nggak pantas buatmu!"Raisa sudah mandi, lalu berbaring di ranjang, memejamkan mata, dan bersiap pergi tidur, tetapi dia belum bisa tertidur.Pintu antara ruang kerja dan kamar tidur tidak terlalu kedap suara. Dina yang mengeluh dengan kesal dan suaranya
Read more