Ekspresi Bianca seketika membeku.Melihat mobil yang begitu dikenalnya di luar sana, hatinya pun dilanda kepanikan.Mata indahnya menatap tajam ke arah Shanaya. Kamu sengaja, ya? Kamu sengaja melakukannya, kan?!""Kakak ipar, maksudmu apa? Barusan aku jelas-jelas sedang di atas, menyiapkan hadiah untuk Adrian. Kenapa malah menyalahkanku…"Mata Shanaya berkaca-kaca, seakan tertimpa kesedihan yang begitu dalam.Begitu masuk, Pak Salim, kepala pelayan rumah tua itu langsung disuguhi pemandangan tersebut.Tatapannya menyapu rumah yang berantakan dan tak layak dipandang, lalu beralih ke arah Bianca, wajahnya tampak tak senang. "Nyonya Bianca, pesan dari Nyonya Gayatri. Karena Anda gagal mendidik anak, maka beliau akan mulai dengan mendidik ibunya dulu."Bianca menggertakkan gigi. "Apa maksudnya?"Pak Salim memberi isyarat tangan, mempersilakannya ikut. "Silakan ke halaman, dan berlutut tiga jam.""Pak Salim…"Shanaya hendak membuka suara, tetapi Pak Salim langsung menebak arah ucapannya, me
Baca selengkapnya