Pagi itu, kantor Wijaya Group sedikit lebih santai dari biasanya. Meski masalah EastBridge masih menggantung di kepala Raya, ia memutuskan untuk menenangkan diri sejenak.“Kalau kupaksakan terus, kepalaku bisa meledak,” gumamnya pelan sambil duduk di pantry, menatap cangkir kopi yang baru saja ia buat.Tiba-tiba, pintu pantry terbuka. Dian masuk dengan wajah segar, kemeja biru langit, rambutnya rapi, dan membawa dua donat dalam kotak kecil.“Wah, CEO kita ternyata bisa bikin kopi sendiri juga,” godanya sambil menaruh kotak donat di meja.Raya mendengus kecil. “Aku CEO, bukan ratu. Kalau bikin kopi saja harus orang lain, aku malu sama diriku sendiri.”Dian tertawa kecil, lalu dengan seenaknya menarik kursi dan duduk di hadapannya. Ia membuka kotak donat, menawarkan. “Mau yang cokelat atau yang tabur gula?”“Cokelat,” jawab Raya singkat.Tapi saat ia mengambil donat itu, tanpa sengaja lengannya menyenggol cangkir kopi. Bruk! Kopi tumpah, sebagian mengenai meja, sebagian mengenai kemeja
Huling Na-update : 2025-08-16 Magbasa pa