"Apa yang kamu lakukan?" tanyaku dengan tatapan penuh kewaspadaan.Dia tersenyum lebar sambil berdiri. "Kak, nggak usah pura-pura suci seperti itu. Kalau memang mau lapor polisi, kemarin kamu pasti sudah lapor. Lagi pula, suamimu sudah nggak jantan, 'kan? Lihat saja kemarin, kamu sampai begitu terangsang."Sambil berkata demikian, dia membalikkan tubuhku dan memelukku dari belakang. "Kak, aku memahamimu. Mulutmu bilang nggak, tapi sebenarnya kamu sangat menginginkannya, 'kan?"Setelah mengatakannya, dia tiba-tiba mengecup leherku.Perubahan yang mendadak itu membuatku tersentak.Aku bahkan tidak langsung bereaksi untuk melawan.Dalam sekejap, pikiranku teringat pada kejadian semalam yang belum terselesaikan, perasaanku tiba-tiba terpancing.Sekilas, senyum mesum muncul di wajahnya.Satu tangannya perlahan-lahan turun ke bawah, sementara tangan lainnya membelai leherku. "Kak, tubuhmu jujur sekali. Masih merindukan semalam, ya?"Rayuan nakalnya membuatku hampir tidak bisa menahan diri.T
Baca selengkapnya