“Gis, kamu ada di rumah, kan? Bukain pintu, please. Aku bawa makanan, nih.”Batin Gista mencelus. Di bawahnya Akash menatap dingin. Tangannya mengelus punggung Gista.“Gis! Bukain, dong. Berat, nih.”Gista beringsut hendak turun, tetapi ditahan Akash. “Mau ketemu sama dia?”“Akash, lepasin dulu. Bentar aja.” Gista terdengar gelisah.“Nggak.” Akash menggeleng.“Akash, Arvin nggak bakal pergi kalau aku nggak keluar.”Suara Akash sedingin es. Dengan hati-hati dia menurunkan Gista lalu mendorong lembut punggung wanita itu ke arah pintu masuk.“Bicara saja sama dia sekarang di balik pintu.”Gista membelalak. “Akash, yang bener aja. Aku pakai baju dulu,” desis Gista.Akash menggeleng. Dia berdiri dari sofa dan mendorong Gista ke arah pintu. “Bicara sekarang,” bisiknya.Gista menelan ludah. Dia tak percaya sedang berdiri tanpa sehelai benang pun di balik pintu, dengan Arvin di sisi lain pintu.“Gista? Kamu tidur?”Gista menelan ludah. “Kak Arvin, pulang dulu aja. Aku sedang sibuk banget sek
Terakhir Diperbarui : 2025-09-07 Baca selengkapnya