Pertanyaan itu menggantung di udara, menyusup ke dalam dada Elena.Matanya sedikit melebar, lalu perlahan senyum tipisnya memudar. Ia menunduk, jemarinya meremas pelan lipatan gaun di pangkuannya.“Bahagia,” jawab Elena singkat, namun suaranya jernih dan tegas.Senyum tipis terlukis di wajahnya, membuat Mervyn sempat terdiam beberapa detik. Kata sederhana itu, entah bagaimana, terasa lebih menusuk ke dalam hatinya daripada penjelasan panjang apa pun.Kereta terus melaju, meninggalkan kanal, hingga akhirnya roda berhenti di jalan utama. Suara riuh pasar sudah terdengar bahkan sebelum Elena turun dari kereta teriakan pedagang menawarkan dagangan, tawar-menawar yang bersahutan, aroma rempah, kain berwarna-warni yang terjulur dari kios-kios sederhana.Elena melangkah keluar, disambut cahaya matahari yang hangat. Di sampingnya, Mervyn berdiri tegap, tatapannya menyapu kerumunan. Kehadirannya saja sudah cukup membuat orang-orang terdiam, beberapa pedagang buru-buru menunduk hormat, sementar
Last Updated : 2025-09-03 Read more