Malam semakin larut dan para orang tua menutup pembicaraan dengan senyum lega dan kesepakatan resmi bahwa di akhir tahun, tepatnya dua bulan lagi, Hana dan Reza akan menikah.Reza berpamitan dengan sopan, suaranya tenang dan penuh rasa hormat seperti biasa, “Terima kasih banyak, Om, Tante. Saya pamit dulu, mau antar orang tua saya pulang.” Ia sempat menatap Hana sebentar, tersenyum tipis, lalu melangkah pergi bersama ayah dan ibunya yang tampak puas bukan main.“Pilihan pas. Bibit, bebet, dan bobotnya sempurna, Za. PInter banget kamu nyari jodoh.” Mama Reza berkomentar, begitu mereka masuk ke mobil. Dalam hati, ia sumringah, tapi bukan karena memuji menantu perempuannya, melainkan karena status keluarga Hana.‘Beneran kayak menang undian,’ batinnya gembira. ‘Aku nggak bakal nyesel dapat mantu si Hana. Nggak masalah nggak cantik, yang penting kaya raya. Dia itu jackpot!’Sementara itu, di lobi hotel yang mulai lengang, keluarga Hana masih sempat berbasa-basi. Tante Mely, dengan senyum
Last Updated : 2025-10-19 Read more